Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

BPBD: Kota Sukabumi Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi

Benny Bastiandy
09/7/2024 22:10
BPBD: Kota Sukabumi Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi
Belasan rumah di Kampung Situ Awi Kelurahan Karangtengah Kecamatan Gunungpuyuh Kota Sukabumi, Jawa Barat, terendam banjir meluapnya aliran S(IST/DOK BPBD KOTA SUKABUMI)

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Jawa Barat, masih mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi. Pasalnya, sampai saat ini intensitas curah hujan relatif masih cukup tinggi.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Novian Rahmat Taupik, mengatakan akhir-akhir ini hujan kerap terjadi di tengah prediksi memasukinya musim kemarau. Kondisi itu tentu harus diwaspadai karena beberapa titik di Kota Sukabumi merupakan daerah rawan bencana hidrometeorologi.

"Cuaca cenderung sulit diprediksi. Cuaca bisa berubah dengan drastis sehingga memicu potensi cuaca ekstrem," kata Novian, Selasa (9/7).

Baca juga : Bencana Hidrometeorologi Masih Menjadi Ancaman di Kota Sukabumi

Kurun enam bulan terakhir atau terhitung Januari-Juni tahun ini, di wilayah itu terjadi sebanyak 229 kali bencana. Dari berbagai kejadian itu, nilai kerugian ditaksir mencapai Rp1.472.700.000.

Bencana paling banyak terjadi pada April yang tercatat sebanyak 72 kali. Kemudian Maret 41 kali, Januari 39 kali, Mei 37 kali, Juni 25 kali, dan Februari 18 kali.

Berbagai bencana di Kota Sukabumi mengakibatkan dua orang meninggal dunia, dua luka ringan, empat jiwa mengungsi, satu luka berat, dan empat jiwa terdampak. Sementara kerugian materiil berupa bangunan rusak terdapat sebanyak 507 unit terdiri dari 37 unit rusak berat, 106 unit rusak sedang, dan 364 unit rusak ringan.

Baca juga : Status Siaga Bencana Hidrometeorologi di Sukabumi hingga Oktober

"Paling banyak bencana akibat cuaca ekstrem," sebutnya.

Novian mengaku, BPBD terus berupaya memitigasi bencana dengan melakukan pencegahan. Selain membentuk Kelurahan Tangguh Bencana (Keltana), saat ini terus didorong program Keluarga Tangguh Bencana.

"Jadi, konsep Keluarga Tangguh Bencana ini mendorong keluarga bisa mengenali gejala-gejala kebencanaan sehingga bisa meminimalkan risiko korban jiwa," pungkas Novian. (BB)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya