Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Sejumlah Titik di Kota Sukabumi Rawan Banjir Limpasan

Benny Bastiandy
17/1/2024 20:56
Sejumlah Titik di Kota Sukabumi Rawan Banjir Limpasan
Banjir di Kota Sukabumi(MI/BENNY BASTIANDY)

BANJIR limpasan rawan berpotensi terjadi di Kota Sukabumi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat pun mewaspadai sejumlah titik
yang kerap jadi langganan banjir limpasan saat hujan deras.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taupiq, mengatakan salah satu lokasi rawan banjir limpasan berada di Jalan Benteng, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong. BPBD pun meningkatkan frekuensi monitoring di wilayah tersebut.

"Di tengah kondisi cuaca yang tak menentu, ketika turun hujan deras
berdampak terjadinya banjir limpasan. Ini yang kita waspadai karena
dikhawatirkan akan berdampak terhadap permukiman warga di sekitar lokasi. Salah satunya di Jalan Benteng," katanya, Rabu (17/1).

Dia mengaku mengerahkan personelnya memonitoring secara intensif
titik-titik rawan banjir limpasan. Langkah itu dilakukan sebagai bentuk
mitigasi agar penanganan bisa diminimalkan.

"Kami selalu siap siaga menghadapi kondisi cuaca ekstrem yang berdampak
terhadap potensi bencana hidrometeorologi," jelasnya.

Koordinasi lintas sektoral pun diintensifkan. Terutama dengan Dinas
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sebagai perangkat daerah teknis yang tupoksinya berkaitan dengan drainase dan persampahan.

"Rata-rata banjir limpasan terjadi akibat drainase atau saluran air yang terhambat sampah. Ini tentu perlu dilakukan tindak lanjut dengan perangkat daerah teknis, misalnya bersih-bersih sampah di saluran-saluran air," ucapnya.

Novian tak memungkiri penanganan atau pencegahan kebencanaan membutuhkan peran aktif semua elemen. Baik di lingkup pemerintah yang melibatkan perangkat daerah teknis maupun masyarakat.

"Sebagai upaya pencegahan, perlu peran aktif semua elemen. Kalau hanya BPBD yang menanganinya, saya rasa akan cukup sulit," imbuh Novian.

Selain banjir limpasan, kata Novian, potensi lain dampak curah hujan tinggi di Kota Sukabumi di antaranya tanah longsor, pohon tumbang, maupun angin puting beliung. Pasalnya, karakteristik hujan akhir-akhir kerap disertai angin kencang.

"Kami sudah lakukan pemetaan wilayah-wilayah rawan bencana. Mudah-mudahan dengan berbagai upaya antisipasi yang kami lakukan bisa meminimalkan dampak," pungkasnya. (SG)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya