Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Upaya Kolaboratif Dilakukan di Kawasan Daerah Aliran Sungai Cianjur

Benny Bastiandy
30/10/2023 16:42
Upaya Kolaboratif Dilakukan di Kawasan Daerah Aliran Sungai Cianjur
Sejumlah pekerja tengah melakukan perawatan daerah irigasi di Cianjur(MI/BENNY BASTIANDY)

UPAYA kolaborasi dilakukan pemerintah di semua tingkatan untuk
menyelamatkan wilayah daerah aliran sungai (DAS) selama kemarau panjang. Langkah itu perlu dilakukan agar pasokan air masih bisa dimaksimalkan bagi pengairan lahan-lahan pertanian.

Di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, misalnya, upaya-upaya penyelamatan DAS dilakukan bekerja sama dengan pemerintah provinsi. Seperti yang ada di cakupan UPTD Pelayanan Infrastruktur Irigasi Wilayah V Sukanagara.

Wilayah tersebut masuk ke DAS Cisadea-Cibareno dengan Satuan Unit Pelaksana (SUP) Cimapag-Cibuni. Berbagai upaya kerap dilakukan untuk memelihara atau menyelamatkan kawasan DAS yang kewenangannya ada di Pemprov Jabar.

Kepala UPTD Pelayanan Infrastruktur Irigasi Wilayah V Sukanagara, MM
Kurniawan, mengatakan secara kewenangan, DAS Cisadea-Cibareno berada di
bawah kendali Pemprov Jabar. Di daerah, kewenangannya hanya
sebatas koordinasi.

"Jadi, berbagai kebijakan DAS itu ada yang di pemerintah daerah, Pemprov Jabar dan juga di pemerintah pusat. Kebetulan, DAS Cisadea-Cibareno itu kewenangannya ada di Pemprov Jabar. Kalau pemerintah daerah kewenangannya mengelola daerah irigasi," kata Kurniawan, Senin (30/1).

Namun, sebut Kurniawan, upaya pemeliharaan ataupun penyelamatan DAS
sifatnya kolaboratif. Artinya, pihak pengelola DAS di tingkat provinsi
selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.

"Apalagi selama kemarau, memang perlu adanya upaya-upaya pemeliharaan
ataupun penyelamatan DAS agar debit air tetap terjaga dengan baik," ucapnya.

Cakupan kewenangan UPTD Pelayanan Infrastruktur Irigasi Wilayah V
Sukanagara meliputi empat kecamatan. Wilayahnya terdiri dari Kecamatan
Sukanagara, Kadupandak, Cijati, dan Takokak.

Terdapat 36 titik daerah irigasi di empat kecamatan yang menjadi kewenangan UPTD Pelayanan Infrastruktur Irigasi Wilayah V Sukanagara. Sebanyak 5 titik di antaranya merupakan irigasi teknis dan sisanya irigasi sederhana.

Arealnya mencapai 7.800 hektare atau nyaris mencapai 8.000 hektare.
Arealnya meliputi persawahan, perkebunan, dan lahan pertanian lain.

Kurniawan menuturkan selama kemarau akibat dampak El Nino, debit air di
sejumlah daerah irigasi di wilayahnya mengalami penyusutan. Di antaranya debit air di DI Cikawung yang turun menjadi 65 liter per detik, DI Cimanggu Kanan turun menjadi 63 liter per detik, DI Ciaripin turun jadi 50 liter per detik, DI Parenggong turun jadi 2 meter kubik per detik DI Leuwibadak turun jadi 2,3 meter kubik per detik, serta DI Ciroyom turun jadi 38 liter per detik. (SG)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya