Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PRESIDEN Korea Selatan Yoon Suk-yeol menyampaikan kekhawatirannya soal penurunan angka kelahiran di negaranya. Ia menyatakan, diperlukan langkah darurat dan cepat untuk mengatasi masalah itu, sebelum terlambat.
“Waktu semakin singkat. Saya berharap setiap lembaga pemerintah menangani masalah rendahnya angka kelahiran dengan tekad yang luar biasa,” sebut Yonhap News yang berbasis di Seoul mengutip ucapan Yoon kepada Kabinetnya.
Yoon pun menyerukan solusi efektif terhadap penurunan angka kelahiran, mengingat Korea Selatan memiliki angka kelahiran terendah di dunia.
Baca juga : Banyak Sekolah di Korsel Terancam Tutup karena Semakin Sedikit Anak Lahir
Penurunan populasi yang terus-menerus telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengambil kebijakan, karena tingkat kesuburan negara tersebut tercatat pada level terendah 0,7 pada kuartal ketiga tahun ini.
“Angka tersebut jauh di bawah tingkat penggantian sebesar 2,1, yang diperlukan untuk menjaga stabilitas populasi di angka 51 juta,” kantor berita tersebut melaporkan.
Ketatnya kompetisi kerja dan mahalnya biaya pendidikan diduga menjadi salah satu penyebab menurunnya angka kelahiran di Korsel.
Baca juga : Angka Kelahiran Korsel Catat Rekor Terendah, Jumlah Kematian Meningkat
“Masalah rendahnya angka kelahiran mengharuskan kita untuk menangani situasi ini dengan lebih serius dan memikirkan penyebab dan solusi dari dimensi yang berbeda dibandingkan sebelumnya,” ujar Yoon.
Korea Selatan mengalami penurunan jumlah kelahiran baru meskipun telah mengeluarkan dana sekitar US$200 miliar selama 16 tahun terakhir untuk mendorong pertumbuhan penduduk.
Baca juga : Korea Selatan Alami Krisis Demografi, Banyak Warga Ogah Menikah dan Punya Anak
Dalam laporannya baru-baru ini, Forum Ekonomi Dunia memperingatkan bahwa jika angka kelahiran yang rendah saat ini terus berlanjut, maka jumlah kelahiran di negara Asia Timur akan berkurang setengahnya dari angka kelahiran saat ini pada akhir abad ini.
Korea Selatan memiliki tingkat kelahiran yang rendah sepanjang masa selama tiga tahun berturut-turut pada tahun 2022, dengan hanya 249.000 bayi yang lahir di negara tersebut, yang mengakibatkan penurunan populasi sebesar 4,4% dari rekor terendah sebelumnya pada tahun 2021, menurut Statistik Korea.
Data menunjukkan rata-rata perempuan melahirkan anak pertamanya pada usia 33 tahun pada tahun lalu, disusul 34,2 dan 35,6. (Anadolu/Z-4)
Jumlah siswa baru yang terus menurun dikarenakan angka kelahiran juga rendah.
Tingkat kesuburan Shanghai jauh di bawah Korea Selatan, negara yang dikenal memiliki tingkat kesuburan terendah di dunia.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, berencana membentuk Kementerian Perencanaan Lawan Laju Kelahiran Rendah dalam upaya menghadapi "keadaan darurat nasional".
Pemerintah Jepang menyebutkan jumlah rumah terbengkalai atau tidak berpenghuni di negara tersebut mencapai 3,85 juta unit. Angka itu naik 80% dibandingkan 2003.
Rasio ketergantungan penduduk usia produktif terhadap non produktif di NTT masih tinggi yakni sebesar 55,66%. Hal itu membuat NTT gagal menikmati bonus demografi.
Korsel telah mencoba berbagai insentif untuk membantu menarik keluarga agar memiliki anak selama satu dekade terakhir.
Presiden Yoon Suk Yeol menegaskan Korea Selatan tidak akan tinggal diam terhadap provokasi "keji" Korea Utara dan berjanji melindungi rakyat melalui kesiapan militer dan aliansi dengan AS.
PRESIDEN Korea Selatan Yoon Suk Yeol menjanjikan reformasi. Pernyataan itu muncul usai Partai Kekuatan Rakyat (PPP) Han Dong-hoon, Perdana Menteri Han Duck-soo dan sejumlah pembantu
Partai-partai oposisi Korea Selatan meraih kemenangan yang signifikan dalam pemilihan parlemen, mengalahkan Presiden Yoon Suk Yeol dan partai konservatifnya.
Penyanyi dari grup musik Aespa, Karina, dikonfirmasi telah berpisah dengan aktor Korea, Lee Jae-wook. Kabarnya, perpisahan keduanya diduga karena komentar jaha
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved