Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Uni Eropa Siapkan Aturan Baru untuk Pencari Suaka dan Migran

Ferdian Ananda Majni
29/9/2023 14:49
Uni Eropa Siapkan Aturan Baru untuk Pencari Suaka dan Migran
Komisioner urusan dalam negeri Uni Eropa, Ylva Johansson.(AFP)

UNI Eropa (UE) pada Kamis (28/9) menyatakan kesiapan untuk menyetujui aturan-aturan baru mengenai bagaimana upaya penanganan para pencari suaka dan migran.

Komisioner urusan dalam negeri UE, Ylva Johansson mengatakan pihaknya tidak mengalami kendala besar dalam proses persetujuan aturan baru yang lebih ketat. Setelah pertemuan para menteri dalam negeri blok tersebut persetujuan formal akan disampaikan dalam beberapa hari.

Setelah diimplementasikan, Pakta Migrasi dan Suaka yang baru akan berusaha untuk mengurangi tekanan pada negara-negara yang disebut sebagai negara terdepan seperti Italia dan Yunani, mereka akan merelokasi beberapa pendatang ke negara-negara Uni Eropa lainnya.

Baca juga: Perbatasan Amerika Serikat-Meksiko Alami Lonjakan Kedatangan Pengungsi dan Migran

Negara-negara yang menentang untuk menjadi tuan rumah bagi para pencari suaka, seperti Polandia dan Hungaria akan diminta untuk membayar kompensasi kepada negara-negara yang menerima para migran tersebut.

Pada saat yang sama, UE akan berusaha untuk mempercepat pemrosesan permohonan suaka sehingga para migran yang dianggap tidak dapat diterima, segera dapat dikembalikan ke negara asal atau transit, sehingga waktu penahanan maksimum bagi para migran di pusat-pusat perbatasan akan diperpanjang dari yang saat ini hanya 12 minggu.

Baca juga: Kereta Barang di Meksiko Dihentikan Setelah Kematian dan Cedera Migran

Dukungan Jerman

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser mengatakan negaranya memenangkan konsesi dan memungkinkan untuk mendukung kesepakatan tersebut. Di mana, awalnya mereka abstain pada rancangan sebelumnya karena dianggap terlalu keras untuk beberapa kategori migran.

Hanya Polandia dan Hungaria yang menyuarakan penolakan terhadap teks kompromi dalam pertemuan di Brussels.

“Jadi kami menganggap bahwa kesepakatan politik ini sah,” ujarnya.

Perubahan dilakukan untuk mendapatkan persetujuan Jerman termasuk memastikan keluarga dan anak-anak akan diprioritaskan.

“Ketika mereka tiba secara tidak teratur di wilayah Uni Eropa dan kriteria penerimaan bagi pencari suaka tidak diperketat,” tuturnya.

"Selain itu, konsep instrumentalisasi didefinisikan secara lebih sempit," tegas Faeser.

Diketahui, rendahnya jumlah pencari suaka yang gagal dipulangkan ke negara asalnya menjadi perhatian utama bagi Uni Eropa.

Blok tersebut sudah menampung jutaan pengungsi dari konflik di Ukraina, Suriah, dan Afganistan di tengah upaya menghadapi klaim suaka dari warga negara yang lebih aman seperti Bangladesh, Turki dan Tunisia.

(AFP/Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya