Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Konflik bersenjata antara Angkata Bersenjata Sudan dengan milisi paramiliter Rapid Support Forces (RSF) semakin memanas di Sudan. Korban dari masyarakt sipil terus bertambah setiap hari. Karena itu, pemerintah Indonesia didesak untuk segera melakukan evakuasi pada warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Sudan.
Ikatan Alumni Sudan di Indonesia mendorong pemerintah Indonesia agar segera mengambil langkah yang tepat untuk mengevakuasi WNI di Sudan. Itu karena warga sipil termasuk para WNI yang didominasi oleh mahasiswa sangat rentan menjadi korban kekerasan dari konflik yang terjadi. Diketahui ada sekitar 1.200 WNI yang berada di Sudan saat ini, sebanyak 800 diantaranya adalah mahasiswa Indonesia.
"Keluarga Besar IAS di Indonesia menyampaikan rasa sedih dan duka yang mendalan atas kondisi yang dirasakan oleh mahasiswa dan masyarakat indonesia di Sudan, atas kondisi keamanan yang dihadapi," kata Faisal Hendra, Ketua Umum IAS dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/4).
Baca juga: Kemenlu Berharap segera Evakuasi WNI dari Khartoum
Faisal mengatakan pemerintah Indonesia harus sesegera mungkin memberikan perhatian maksimal kepada mahasiswa dan masyarakat Indonesia di negara tersebut. Dalam bentuk bantuan keamanan, bahkan dengan melakukan evakuasi bagi seluruh mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Sudan ke tempat yang aman ataupun ke negara terdekat dengan Sudan.
Kementrian Luar Negeri juga diharapkan dapat meningkatkan seluruh upaya diplomasi dan komunikasi dengan pemerintah Sudan, demi tercapainya jaminan keamanan bagi seluruh WNI di Sudan.
Faisal mengatakan mereka mendapat informasi langsung dari WNI mahasiswa di Sudah bahwa konflik bersenjata yang saat ini terjadi sangat dekat dengan tempat tinggal mereka, di dalam kampus mereka dan sudah menjadi rutinitas harian mereka. Suara senjata terdengar jelas dari rumah dan tempat tinggal mereka masing-masing.
Baca juga: Jumlah Korban Tewas di Sudan terus Bertambah, Capai 56 Orang
Selain itu, situasi ini juga diperburuk dengan matinya jaringan telepon, internet, listrik, dan kekurangan air bersih di banyak lokasi sampai saat ini. Serta ditambah keterbatasan logistik pangan yang sudah sangat sulit didapatkan di tempat umum yang biasa mereka beli atau dapatkan.
“Melihat situasi ini, Kembali atas nama seluruh pengurus Ikatan Alumni Sudan di Indonesia, kami memohon dan mendorong Pemerintah Republik Indonesia, Kemenlu RI, DPR dan pihak terkait lainnya untuk sesegera mungkin membuat kebijakan yang dapat memberikan keselamatan bagi seluruh masyarakat Indonesi di Sudan. Khususnya mempercepat evakuasi seluruh mahasiswa dan WNI yang berada di Sudan,” pungkasnya.
Seperti diketahui, konflik dan perang saudara di Sudan merupakan hal yang telah berlangsung sejak lama. Dari tahun ke tahun selalu ada korban jiwa dari konflik tersebut. Perang terparah terjadi di tahun 1955 hingga 1972. Setelah tahun 1972, eskalasi konflik masih kerap terjadi denga intensitas berbeda. Tahun ini intensitas konflik semakin memanas dan melibatkan para angkatan bersenjata.
(Z-9)
AMERIKA Serikat dan Inggris melancarkan serangan udara ke Houthi di Yaman yang dituduh mengancam pelayaran internasional di Laut Merah. Siapakah Houthi?
SELAMA berbulan-bulan, tentara Sudan tetap bungkam di tengah dugaan campur tangan Emirat dalam perang saudara di negara tersebut.
Duta Besar AS, Linda Thomas-Greenfield menuduh Sudan mengancam untuk mengusir misi PBB di tengah perang saudara saat ini.
Kondisi perang yang berkepanjangan di Sudan telah berdampak terhadap persediaan makanan. PBB memperingatkan ancaman kelaparan parah.
KBRI Khartoum, sudan mengevakuasi 10 WNI dari Sudan melalui Jeddah ke Jakarta.
PERANG saudara masih berkecamuk di Sudan. Pertempuran antara militer dan kelompok paramiliter yang disebut Pasukan Pendukung Cepat (RSF) meletus sejak Sabtu, (15/4).
Kudeta, Konflik, dan Krisis jadi Isu Utama KTT Afrika
Suara ledakan terdenar ketika tentara menargetkan pangkalan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat dengan artileri.
SEDIKITNYA 16 warga sipil dilaporkan tewas dalam baku tembak antara tentara Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) di Wilayah Darfur, Sudan.
PEMIMPIN de facto Sudan sekaligus panglima angkatan bersenjata Abdel Fattah al-Burhan mengumumkan gencatan senjata "sepihak" pada Selasa (27/6) yang merupakan hari pertama libur Idul Adha.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved