Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DUTA Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad mengungkapkan protes yang terjadi di Iran terkait kematian Mahsa Amini kini telah menewaskan setidaknya 40 polisi yang bertugas mengamankan jalannya protes.
“Berdasarkan informasi yang saya terima, hingga saat ini, 40 polisi sudah dibunuh,” ujar Azad kepada wartawan, di Tanjung Priok, Rabu (9/11).
Azad juga mengungkapkan 3 minggu pascakematian Mahsa Amini, situasi di Iran sudah tertangani dengan baik. Namun, protes muncul kembali setelah adanya hasutan di media untuk menggalangkan protes kembali.
Baca juga: Dubes Iran Bantah Demonstran terkait Mahsa Amini Terancam Hukuman Mati
“Pada awal demonstrasi, hanya membutuhkan 3 minggu dan semua sudah tertangani,” imbuh Azad.
“Namun, intervensi dari media dan media sosial yang mengajak agar setiap Sabtu datang ke daerah dan jalan ini untuk berteriak dan berdemo, melakukan perusakan dan pembakaran di Iran. Bahkan mereka membakar Al-Quran, membakar masjid, dan bank. Yang lebih buruk, beberapa dari mereka menggunakan pistol untuk membunuh,” lanjutnya.
Azad juga memaparkan intervensi yang berasal dari Negara Barat juga menjadi penyebab protes yang berkepanjangan ini.
“Namun, propaganda dari media membuat demonstrasi dan kegemparan. Kekacauan. Dan sedihnya, hal ini menciptakan agitasi di media sosial, terutama media sosial yang diatur oleh negara negara Barat. Misalnya, Iran International, BBC Persian, mereka memiliki tujuan untuk membuat situasi yang lebih panas dan lebih kacau,” kata Azad.
Sebagai informasi, kematian Mahsa Amini pada 16 September 2022 silam telah menyebabkan gelombang protes besar besaran di Iran. Mahsa Amini, yang ditangkap oleh Polisi Moral Iran atas pelanggaran aturan berhijab dikabarkan tewas karena penyiksaan yang terjadi.
Namun, Pemerintah Iran membantah hal tersebut, dan mengungkapkan bahwa kematian Mahsa Amini disebabkan oleh gegar otak.
Kini, melansir dari Komisi Hak Asasi Manusia Iran, tercatat 304 orang demonstran tewas dalam protes atas kasus Mahsa Amini. (OL-1)
RATUSAN mahasiswa IAIN Kudus, Jawa Tengah, Kamis sore (1/8), lakukan aksi demo menuntut transparansi penentuan grade serta kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa.
Ribuan orang turun ke jalan menolak klaim kemenangan Presiden Nicolás Maduro, yang dianggap curang oleh oposisi.
Di Venezuela, pasukan keamanan telah menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa di Caracas yang memprotes hasil pemilihan yang diperdebatkan.
PP Muhammadiyah mengadakan konsolidasi nasional di kampus Universitas 'Aisyiyah. Acara ini membahas berbagai topik penting, termasuk izin pengelolaan tambang.
Menteri Negara Bangladesh untuk Informasi dan Penyiaran, Mohammad Arafat, membela penanganan pemerintah terhadap protes massal, meskipun para ahli PBB serukan investigasi.
Demonstran pro-Palestina melakukan protes terhadap kunjungan PM Israel Benjamin Netanyahu dengan membakar bendera AS dan memasang bendera Palestina di tiang bendera.
Mohammadi adalah seorang aktivis hak asasi manusia dan fisikawan terkemuka Iran yang telah berjuang melawan penindasan terhadap perempuan di Iran.
Amini, perempuan Kurdi berusia 22 tahun, meninggal dunia beberapa hari usai ditahan polisi agama Iran karena dianggap melanggar aturan berpakaian yang diberlakukan sejak Revolusi Islam 1979.
Jelang satu tahun kematian Mahsa Amini, Pemerintah mengeluarkan peringatan bagi mereka yang ingin menyalahgunakan nama perempuan yang meninggal 16 September itu.
Jejaring Hak Asasi Manusia Kurdistan (KHRN) mengatakan makam, yang menampilkan nama Amini dalam bahasa Kurdi, Zhina, telah dirusak pada Minggu (21/5) pagi.
Unggahan teranyar Alidoosti di media sosial adalah pada 8 Desember, hari yang sama ketika Mohsen Shekari, 23, menjadi orang pertama yang dihukum mati terkait aksi demonstrasi di Iran.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Senin (3/10) menuduh musuh bebuyutan, Amerika Serikat dan Israel, mengobarkan gelombang kerusuhan nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved