Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEDUTAAN Besar Republik Islam Iran di Jakarta menegaskan bahwa kematian Mahsa Amini bukan akibat kekerasan ataupun pemukulan.
"Sebanyak 19 ahli spesialis kedokteran hadir di Iran dan melakukan penyelidikan," tegas Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia Mohammad Azad di kediamannya, Jakarta, Rabu (19/10) malam.
Dalam laporan mereka, kata Azad, Amini meninggal bukan karena mengalami kekerasan maupun pukulan, melainkan karena yang bersangkutan memiliki jejak rekam penyakit otak. Karena gangguan otak itulah, Amini meninggal.
Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Tuding Musuh-Musuh Terlibat dalam Protes
Pada 7 Oktober, Organisasi Kedokteran Forensik Iran menjelaskan bahwa kematian Amini bukan pukulan di kepala atau organ vital dan anggota tubuh, melainkan akibat hipoksia serebral, gangguan irama jantung mendadak, penurunan tekanan darah, dan kehilangan kesadaran serta kekurangan oksigen ke otak.
Sebelum investigasi dan penyelidikan, kata dia, media mainstream dari Amerika Serikat (AS) hingga Eropa memberitakan bahwa telah terjadi kekerasan atau pemukulan. Mereka menyampaikan sebelum investigasi apa pun.
Setelah insiden ini, kata Dubes, berbagai pejabat tinggi Republik Islam Iran, Pemimpin Agung, kepala dari pihak kekuasaan, eksekutif, yudikatif, dan legislatif, serta Kejaksaan Agung mengambil tindakan.
"Presiden juga menelepon keluarga Amini. Investigasi selama 1 bulan dan akhirnya ditemukan apa yang sebenarnya terjadi dengan Amini," katanya.
Peristiwa meninggalnya Amini merupakan hal yang menyedihkan bagi bangsa dan pemerintah Iran.
"Iran menerapkan transparansi dan keadilan sebagai pendekatan utama dalam menangani kematian Amini. Akan tetapi, negara-negara Barat dan rezim Zionis Israel, yang telah mengalami kegagalan memalukan dalam menghadapi Iran sejak kemenangan Revolusi Islam, berupaya mengimbanginya dengan berbagai cara," klaim Azad.
"Kali ini, melalui kampanye hitam oleh berbagai media mainstream dan robot-robot media sosial, mereka mencoba menciptakan kerusuhan dan kekacauan di Iran," lanjutnya.
Menurut Azad, kerusuhan baru-baru ini di Iran, yang memanfaatkan dalih kematian Amini, digunakan oleh para musuh untuk mencampuri urusan dalam negeri Iran dan memicu lebih banyak kerusuhan.
"Para pemimpin politik AS, rezim Zionis Israel, dan sebagian Eropa bersama media mereka menyalahgunakan insiden tragis yang telah diselidiki dengan mendukung kerusuhan di Iran," serunya.
Padahal, kata dia, jutaan orang Iran muncul di jalan-jalan untuk mendukung negara mereka dan menentang kekacauan belakangan ini.
Seperti yang dikatakan Pemimpin Agung Republik Islam, kerusuhan yang terjadi di Iran tidak ada hubungannya dengan kematian Mahsa Amini, hijab, dan hak-hak perempuan.
Para musuh Iran, khususnya AS dan rezim Zionis Israel, menurut dia, hanya memanfaatkan alasan ini dan mulai menciptakan kekacauan dengan desain dan rencana mereka yang berkelanjutan.
"Republik Islam Iran berkomitmen melindungi hak-hak dasar dan kebebasan rakyatnya sesuai dengan hukum dan tata tertib yang berlaku serta secara serius akan menindaklanjuti setiap pelanggaran maupun pembatasan HAM masyarakat mereka," tegas Azad.
Menanggapi sanksi Uni Eropa baru-baru ini terhadap Iran terkait perkembangan terkini, otoritas Iran mengatakan Uni Eropa kembali melakukan kesalahan kalkulasi dengan melakukan tindakan tidak konstruktif berdasarkan banyak informasi palsu dengan menjatuhkan sanksi yang tidak efektif terhadap Iran. (Ant/OL-1)
RATUSAN mahasiswa IAIN Kudus, Jawa Tengah, Kamis sore (1/8), lakukan aksi demo menuntut transparansi penentuan grade serta kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa.
Ribuan orang turun ke jalan menolak klaim kemenangan Presiden Nicolás Maduro, yang dianggap curang oleh oposisi.
Di Venezuela, pasukan keamanan telah menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa di Caracas yang memprotes hasil pemilihan yang diperdebatkan.
PP Muhammadiyah mengadakan konsolidasi nasional di kampus Universitas 'Aisyiyah. Acara ini membahas berbagai topik penting, termasuk izin pengelolaan tambang.
Menteri Negara Bangladesh untuk Informasi dan Penyiaran, Mohammad Arafat, membela penanganan pemerintah terhadap protes massal, meskipun para ahli PBB serukan investigasi.
Demonstran pro-Palestina melakukan protes terhadap kunjungan PM Israel Benjamin Netanyahu dengan membakar bendera AS dan memasang bendera Palestina di tiang bendera.
Mohammadi adalah seorang aktivis hak asasi manusia dan fisikawan terkemuka Iran yang telah berjuang melawan penindasan terhadap perempuan di Iran.
Amini, perempuan Kurdi berusia 22 tahun, meninggal dunia beberapa hari usai ditahan polisi agama Iran karena dianggap melanggar aturan berpakaian yang diberlakukan sejak Revolusi Islam 1979.
Jelang satu tahun kematian Mahsa Amini, Pemerintah mengeluarkan peringatan bagi mereka yang ingin menyalahgunakan nama perempuan yang meninggal 16 September itu.
Jejaring Hak Asasi Manusia Kurdistan (KHRN) mengatakan makam, yang menampilkan nama Amini dalam bahasa Kurdi, Zhina, telah dirusak pada Minggu (21/5) pagi.
Unggahan teranyar Alidoosti di media sosial adalah pada 8 Desember, hari yang sama ketika Mohsen Shekari, 23, menjadi orang pertama yang dihukum mati terkait aksi demonstrasi di Iran.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Senin (3/10) menuduh musuh bebuyutan, Amerika Serikat dan Israel, mengobarkan gelombang kerusuhan nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved