Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pengembang Properti di Australia Buka Peluang Kolaborasi

Mediaindonesia.com
08/7/2021 21:25
Pengembang Properti di Australia Buka Peluang Kolaborasi
Salah satu properti yang dikembangkan Crown Group di Sydney, Australia.(Ist)

PENGEMBANG properti internasional terkemuka Crown Group berencana  membangun pipa pengembangan apartemennya selama 5 hingga 10 tahun dengan optimisme akan pemulihan ekonomi Australia dan kesehatan pasar properti apartemen.

Crown Group mengungkapkan rencana akuisisi tiga lokasi pengembangan signifikan di utara Sydney senilai sekitar Rp5 triliun karena perusahaan berfokus kepada diversifikasi ke dalam sektor mixed-use dan Built-To-Rent.

Komisaris dan CEO Crown Group, Iwan Sunito, mengatakan, perusahaan akan mengembangkan sayapnya di Sydney sembari melihat peluang lain di Melbourne, Brisbane, dan bahkan Indonesia.

"Fokus kami tetap di Australia, namun kami juga tidak bisa menutup mata atas peluang ekspansi di Indonesia sebagai salah satu negara yang masuk dalam jajaran 5 negara teratas dari ukuran PDB menurut World Economic Forum. Kami memiliki proyek yang cukup dalam rencana pengembangan kami saat ini, namun kami ingin mulai melakukan perencanaan untuk lima tahun ke depan," kata Iwan Sunito dalam keterangannya, Kamis (8/7).

Menurut Sunito, saat ini perusahaannya disibukkan dengan tiga pilar bisnis, yakni residensial, menumbuhkan merek SKYE Suites, dan mengembangkan bisnis ritelnya. Adapun fokus perusahaan saat ini ialah penyelesaian fase pertama Grand Residences, sebuah proyek mixed-use di Eastlakes, Sydney, yang mencakup 133 unit apartemen dan 14.000 meter persegi ruang ritel.

"Pasar saat ini lebih realistis jika dibandingkan dengan 3 atau 5 tahun lalu karena kelompok asing dan perusahaan milik negara telah meninggalkan pasar. Pasar terkontraksi karena kebijakan pemerintah terhadap pembeli asing yang harus membayar pajak pembelian sebesar dua kali lipat serta kesulitan dalam mencari akses pendanaan atau pinjaman. Covid-19 dan penutupan perbatasan internasional juga secara dramatis berdampak pada pasar apartemen residensial di Australia, di mana pembeli asing biasanya mencapai setidaknya 50% dari pembeli," katanya.

Meski demikian, ia yakin saat ini merupakan saat yang tepat untuk mengakuisisi lahan pembangunan untuk jangka pendek dari sektor-sektor yang terpengaruh oleh pandemi dan penutupan perbatasan.

"Sementara perbatasan internasional tetap ditutup, pertumbuhan akan terhambat secara signifikan. Inilah sebabnya mengapa kami sekarang melihat peluang pengembangan baru. Kami sadar bahwa para pemilik lokasi pengembangan menjadi lebih realistis dalam ekspektasi harga dan ketentuan pengaturan penjualan mereka," ujarnya.


Baca juga: Perusahaan Telekomunikasi Norwegia Jual Anak Perusahaan di Myanmar


Sunito mengatakan salah satu area yang ingin didiversifikasi oleh perusahaan ialah area build to rent. Pihaknya mencari lokasi strategis yang dekat dengan transportasi sebagai faktor penentu utama. Sebagai contoh, Build-to-Rent hibrida dari Crown Group, SKYE Suites yang menggabungkan akomodasi menginap jangka pendek dan menengah telah mencapai okupansi sebesar 85% sejak dibuka dan menghasilkan pendapatan sekitar Rp13 miliar per bulan.

Saat ini, SKYE Suites memiliki 3 properti yang berlokasi di Sydney CBD, Green Square, dan Parramatta. "Ini menunjukkan bahwa dinamika pasar sedang berubah. Wisatawan lokal cukup banyak untuk menempati hotel kami. Kami tidak bergantung pada wisatawan asing," katanya.

Sunito juga menegaskan bahwa pihaknya telah bernegosiasi dengan sejumlah kelompok yang tertarik untuk melakukan usaha patungan dengan mitra tepercaya dengan rekam jejak yang solid dalam pengembangan dan peningkatan nilai, desain inovatif yang berkualitas. Rincian usaha patungan dan mitra baru akan diumumkan secara bertahap dalam 12 bulan ke depan.

"Mereka tahu bahwa Crown Group memiliki kapasitas dan kapabilitas yang dalam mengembangkan pembangunan high density dengan fasilitas bergaya resor yang mewah. Mereka juga sangat yakin dengan nilai pengembalian mereka di masa depan dan hasil dari pengembalian itu adalah apa yang ingin mereka capai," ungkapnya.

Meski perbatasan internasional tetap ditutup, Crown Group tetap percaya diri di masa depan berdasarkan inisiatif seperti paket stimulus pemerintah, Jobkeeper yang telah menopang perekonomian Australia.

Hal ini juga terjadi di negara-negara maju utama lainnya di seluruh dunia, seperti di Amerika Serikat. Pemerintah Biden berencana menyuntikkan US$6 triliun untuk meningkatkan perekonomian. "Harga properti telah meningkat di AS dalam 12 bulan terakhir, seperti halnya di Sydney," kata Sunito.

Ia menambahkan bahwa perusahaan sedang berupaya menciptakan komunitas yang menawarkan yang terbaik dari kehidupan apartemen modern dengan fasilitas bergaya resor premium, dikombinasikan dengan kawasan perbelanjaan dan ritel modern serta kawasan kuliner dan perhotelan yang semarak. (RO/S-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya