Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa (1/6), memperingatkan Amerika Serikat (AS) bahwa mereka berisiko kehilangan sahabat jika berusaha memojokkan negaranya. Hal itu diungkapkan Erdogan, dua pekan sebelum bertemu Presiden AS Joe Biden.
Hubungan antara kedua negara anggota NATO itu memburuk sejak Biden dilantik menggantikan Donald Trump, Januari lalu, setelah mantan wakil presiden itu menggarisbawahi buruknya rekor HAM Turki.
Ketika ditanya mengenai hubungan Ankara-Washington, Erdogan, dalam wawancara dengan kantor berita Turki TRT, Selasa (1/6), menegaskan, "Mereka yang memojokkan Turki akan kehilangan seorang sahabat yang berharga."
Baca juga: Israel Hancurkan Pos Tentara Suriah di Dataran Tinggi Golan
Pernyataan keras Ergogan itu diungkapkan menjelang pertemuan pertamanya dengan Biden di sela-sela KTT NATO di Brussels, 14 Juni mendatang.
Biden tidak tergesa-gesar berbicara dengan Erdogan setelah dilantik dan menunggu tiga bulan sebelum menelepon Presiden Turki itu pada April.
Sambungan telepon itu dilakukan menjelang keputusan Biden mengakui genosida Armenia oleh Kekaisaran Ottoman saat Perang Dunia I, yang memicu kemarahan Turki.
"Apa sumber ketegangan kami dengan AS? Hal yang mereka sebut genosida Armenia," kata Erdogan.
"Apakah mereka tidak memiliki masalah lain selain membela Armenia?" lanjutnya.
Erdogan kemudian menyebut sejumlah hal yang membuat tegang hubungan kedua negara sejak 2016, termasuk dukungan AS bagi milisi Kurdi di Suriah yang dituding Turki sebagai teroris.
"Jika AS benar-benar sekutu kita, apakah mereka seharusnya mendukung teroris atau kita? Sayangnya mereka memutuskan mendukung teroris," kecam Erdogan. (AFP/OL-1)
MENTERI luar negeri Turki pada Rabu (31/7) mengatakan bahwa dengan menghabisi kepala politik Hamas Ismail Haniyeh, Israel juga telah membunuh perdamaian.
KEMENTERIAN Luar Negeri Turki mengatakan genosida yang dilakukan pemimpin kelompok Nazi Jerman Adolf Hitler telah berakhir. Hal serupa juga akan terjadi pada PM Israel Benjamin Netanyahu.
Iwan juga mengatakan sewaktu syuting di Hipodrom Konstantinopel, mereka didatangi pihak keamanan lalu dicecar dengan berbagai pertanyaan terkait tujuan mereka.
Pelatih Turki Vincenzo Montella mengatakan para pemainnya perlu memanfaatkan kekuatan dukungan suporter saat menghadapi Belanda
PEMIMPIN kelompok pejuang Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh mengadakan pembicaraan dengan Qatar, Mesir, dan Turki untuk meninjau perkembangan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Demiral mencetak dua gol saat Turki menang 2-1 atas Austria dan memastikan tempat di perempat final untuk menghadapi Belanda.
"Kita harus menjaga saluran dialog yang terbuka dengan Taliban dan mengejar keterlibatan secara bertahap daripada pendekatan berdasarkan kondisi yang sulit."
Hal itu terutama karena kedua negara sedang berjuang melawan pandemi virus korona dan menghadapi kesulitan ekonomi.
Turki saat ini memiliki pasukan di Afghanistan sebagai bagian dari pasukan NATO dan telah menawarkan untuk mengamankan bandara strategis Kabul setelah pasukan AS pergi pada akhir Agustus.
Undangan itu disampaikan ke ibu kota Iran oleh Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein, sehari setelah Baghdad mengumumkan pertemuan puncak yang ditetapkan akhir bulan ini.
Kantor berita resmi Iran IRNA tidak memberikan rincian agenda pembicaraan Zarif dengan Hussein.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved