Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
India menyumbang 46 persen dari kasus baru COVID-19 yang tercatat di seluruh dunia minggu lalu dan 25 persen kematian global yang dilaporkan dalam sepekan terakhir, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (5/5).
Lonjakan virus korona di India, termasuk varian baru yang sangat menular yang pertama kali diidentifikasi di sana, telah menyebabkan rumah sakit kehabisan tempat tidur dan oksigen, serta kamar mayat dan krematorium meluap.
Baca juga : Ilmuwan Sebut Pemerintah India Abaikan Peringatan Mutasi Covid-19
Banyak orang meninggal di ambulans dan tempat parkir mobil menunggu tempat tidur atau oksigen.
Infeksi harian di negara itu naik 382.315 pada Rabu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan India, hari ke-14 berturut-turut dari lebih dari 300.000 kasus.
Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi telah banyak dikritik karena tidak bertindak cepat untuk menekan gelombang kedua virus. Festival keagamaan dan demonstrasi politik telah menarik puluhan ribu orang dalam acara yang sangat mudah menyebar infeksi.
"Kami sangat membutuhkan pemerintah. Dan kami tidak memilikinya. Kami kehabisan udara. Kami sekarat," kata penulis India Arundhati Roy dalam sebuah opini yang diterbitkan pada Selasa (4/5), menyerukan agar Modi mundur.
"Ini adalah krisis yang sedang Anda buat. Anda tidak dapat menyelesaikannya. Anda hanya dapat memperburuk keadaan .... Jadi silakan pergi. Itu adalah hal yang paling bertanggung jawab yang harus Anda lakukan. Anda telah kehilangan hak moral untuk menjadi perdana menteri kami," tulis Roy.
Dua kereta yang mengangkut oksigen cair mencapai Ibu Kota Delhi pada Rabu, kata Menteri Perkeretaapian Piyush Goyal di Twitter. Lebih dari 25 kereta sejauh ini telah mengirimkan oksigen ke berbagai bagian India.
Pemerintah India mengatakan ada cukup pasokan oksigen tetapi distribusi terhalang oleh masalah transportasi.
Lonjakan infeksi di India bertepatan dengan penurunan drastis dalam vaksinasi karena masalah pasokan dan pengiriman.
Sedikitnya tiga negara bagian---termasuk Maharashtra, rumah bagi ibu kota komersial Mumbai---telah melaporkan kelangkaan vaksin dan menutup beberapa pusat inokulasi.
Oposisi India telah menyerukan penguncian nasional, tetapi pemerintah enggan untuk memberlakukan penutupan karena takut dampak ekonomi, meskipun beberapa negara telah memberlakukan pembatasan sosial.
Bank sentral India meminta bank-bank untuk membiarkan peminjam tertentu memiliki lebih banyak waktu untuk membayar pinjaman mereka karena lonjakan infeksi berdampak pada kebangkitan ekonomi.
Di negara bagian terpencil Mizoram yang berbatasan dengan Myanmar, persediaan tempat tidur sangat terbatas di Zoram Medical College, rumah sakit COVID terbesar di negara bagian itu, sehingga semua pasien non COVID telah diminta untuk pergi, kata pejabat pemerintah Dr ZR Thiamsanga.
Hanya tiga dari 14 ventilator yang masih tersedia.
"Menurut pendapat saya, penguncian total diperlukan untuk mengendalikan situasi," kata Thiamsanga kepada Reuters dari ibu kota negara bagian Aizawl.
Pakar medis mengatakan jumlah sebenarnya dari kematian dan terinfeksi di India bisa lima hingga 10 kali lipat dari penghitungan resmi. Negara itu menambahkan 10 juta kasus hanya dalam empat bulan, setelah membutuhkan lebih dari 10 bulan untuk mencapai 10 juta kasus pertama.
Pakar kesehatan masyarakat percaya India tidak akan mencapai kekebalan kawanan dalam waktu dekat tetapi mengatakan rawat inap dan kematian akan berkurang secara signifikan dalam enam hingga sembilan bulan, menurut laporan di The Economic Times.
Kekebalan kelompok adalah ketika proporsi yang cukup tinggi dari populasi yang telah divaksin atau telah terinfeksi dan mengembangkan antibodi, sehingga satu orang yang terinfeksi secara teoritis hanya dapat menginfeksi kurang dari satu orang---dapat menghentikan penyebaran virus.
Di seluruh dunia, sebanyak 5,7 juta kasus baru dilaporkan minggu lalu dan lebih dari 93.000 kematian, kata WHO dalam laporan epidemiologi mingguannya. India melaporkan hampir 2,6 juta kasus baru, atau meningkat 20 persen pada minggu sebelumnya dan 23.231 kematian.
Angka-angka tersebut didasarkan pada penghitungan resmi, sehingga proporsi India bisa lebih besar jika, seperti yang diyakini banyak ahli, sejumlah besar kasus dan kematian tidak dicatat di sana karena sistem kesehatan yang kewalahan. India menyumbang hampir 18 persen dari populasi dunia. (Ant/OL-12)
GP perdana di Buddh dihadiri oleh lebih dari 100 ribu penggemar untuk melihat sejarah baru di negara tersebut pada tahun lalu.
POLDA Metro Jaya menangkap seorang laki-laki warga negara India berinisial VVS atas dugaan penipuan berkedok investasi trading forex fiktif. Korban mengalami kerugian hingga Rp3,5 miliar.
BEBERAPA implikasi akan terjadi apabila pengenaan bea masuk anti dumping (BMAD) dari hasil investigasi Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) diterapkan.
Justin Bieber dibayar sebesar US$10 juta (Rp162,6 miliar) untuk penampilan eksklusifnya itu.
PM India Narendra Modi ke Rusia, menunjukkan hubungan erat antara kedua negara meskipun ketergantungan Kremlin pada Tiongkok meningkat.
pencegahan terhadap penyelundupan itu terjadi, berawal dari kecurigaan petugas X-Ray yang melihat koper milik penumpang berinisial RM di bagasi pesawat Indigo Air
Kadinkes Kota Depok Mary Liziawati mengatakan beberapa hari ini kasus covid-19 di Kota Depok terus mengalami lonjakan.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati memandang belum saatnya menerapkan kebijakan Covid-19 berbayar.
Kampanyekan kembali pemakaian masker dan vaksin booster Covid-19 merupakan salah satu upaya pencegahan yang harus dilakukan masyarakat Indonesia.
Derajat kekebalan masyarakat yang mendapatkan vaksinasi ataupun yang pernah terkena covid-19 sebelumnya dan mendapatkan vaksinasi sudah mulai menurun.
Potensi peningkatan kasus Covid-19 dan pneumonia dapat meluas akibat lonjakan kerumunan dan mobilitas yang tinggi selama liburan.
Kota Tasikmalaya masih nihil kasus covid-19. Tapi upaya preventif mesti dilakukan untuk menekan potensi penyebarannya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved