Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Karantina Wuhan Dilonggarkan, Janji Suci Mulai Menggema

Mediaindonesia.com
16/4/2020 13:01
Karantina Wuhan Dilonggarkan, Janji Suci Mulai Menggema
Sepasang pengantin baru di Wuhan, Tiongkok, berpose setelah terpaksa menunda pernikahan karena pandemi covid-19.(AFP/Hector Retamal)

PENG Jing tak bisa berhenti tersenyum saat memandang tunangannya, Yao Bin, yang mengenakan tuksedo. Apalagi sang tunangan berusaha agar tidak menginjak gaun putih yang dipakai Peng.

“Ayo senyum,” teriak seorang fotografer ke arah pasangan baru tersebut.

Banyak pesta pernikahan, ulang tahun dan perayaan besar lainnya di seluruh dunia terpaksa dibatalkan akibat pandemi virus korona (covid-19). Namun, situasi mulai berbalik di Kota Wuhan, Tiongkok, tempat virus mematikan pertama kali muncul. Berbagai acara perayaan kembali berlanjut, setelah otoritas berwenang melonggarkan kebijakan karantina ketat selama dua bulan terkahir.

Baca juga: WHO : Wuhan jadi Harapan Baru Dunia

Peng, yang bekerja sebagai resepsionis, menikah dengan Yao, seorang karyawan di bandara. Pasangan itu telah menantikan janji suci sebelum pandemi terjadi. Persiapan pernikahan bahkan sudah hampir selesai, termasuk pemotretan.

“Kami seharusnya mendaftarkan pernikahan pada 20 Februari 2020,” tutur Peng, yang merujuk salah satu tanggal pernikahan favorit.

Kebijakan karantina ketat di Wuhan yang mulai berjalan sejak 23 Januari, akhirnya memupuskan harapan pasangan tersebut. Apalagi biro pendaftaran pernikahan di seluruh Tiongkok tutup akibat pandemi covid-19.

Seperti diketahui, lebih dari 50 ribu warga Wuhan telah terinfeksi virus korona dan 2.579 orang meninggal.  “Saya langsung memintanya pulang begitu kebijakan karantina berlaku. Sangat sedih mengetahui rencana kami tertunda,” kata Yao.

Baca juga: Tiongkok Mengenang Korban dan Martir Covid-19

Yao dan Peng juga memutuskan untuk tidak bertemu untuk menghindari penularan covid-19. Masing-masing melakukan isolasi mandiri dengan tetap berkomunikasi, bahkan berdebat, melalui aplikasi pesan singkat WeChat.

“Dia ingin mengirimi saya makanan karena karantina membatasi pergerakan kita. Tetapi saya kawatir bagaimana jika dia tertular saat dalam perjalanan. Situasinya sangat mencekam,”kisah Peng.

Pasangan itu akhirnya mendaftarkan pernikahan pada Sabtu lalu, beberapa hari setelah biro pendaftaran pernikahan Wuhan kembali dibuka. Saat ini, Peng dan Yao tengah mempersiapkan pesta pernikahan tradisional yang dijadwalkan pada Mei mendatang. Namun, acara itu tetap berlangsung sederhana untuk mencegah potensi penyebaran covid-19.(Ant/OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya