Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
TUJUH teroris kemarin dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Bangladesh terkait serangan mematikan di tahun 2016. Serangan tersebut menewaskan 22 orang, termasuk 18 warga negara asing, di sebuah kafe di ibukota Dhaka yang saat itu ramai oleh warga negara asing.
Pengadilan Khusus Anti-terorisme Bangladesh menyampaikan vonis itu di ruang sidang yang dipenuhi pengunjung di ibu kota Dhaka. Hakim Mojibur Rahman mengatakan para penyerang ingin menarik perhatian kelompok Islamic State (IS). Ia menyatakan bahwa ketujuh orang itu akan dieksekusi mati dengan cara digantung. Adapun orang kedelapan yang sebelumnya didakwa, dibebaskan oleh hakim.
“Ingin mengganggu keselamatan publik, menciptakan anarki dan mendirikan negara ‘jihadist’,” ucap Hakim Mojibur Rahman.
Peneliti dari University of Oslo, Mubashar Hasan menilai vonis itu sebagai sebuah “sejarah” dan berharap vonis itu “meringankan penderitaan dari keluarga para korban”.
Juru bicara pemerintah Jepang, Yoshihide Suga tidak berkomentar atas vonis itu, namun berterima kasih kepada Bangladesh karena “proses pengadilan dilakukan dengan cepat”.
Sementara itu, pembela para terdakwa, Dalwar Hossain mengaku akan naik banding. Menurut dia, polisi menyiksa para terdakwa untuk mengakui kesalahan mereka.
Penyerangan Kafe
Pada Juli 2016, sekelompok pemuda yang bersenjata senapan dan parang mengepung kafe Holey Artisan Bakery, sebuah restoran di tepi danau, di kawasan mewah Gulshan di Dhaka.
Sembilan orang Italia dan tujuh orang Jepang termasuk di antara warga negara asing yang tewas ditusuk atau ditembak mati. Dua polisi juga tewas dalam insiden tersebut.
Pasukan komando militer akhirnya menyerbu masuk kafe setelah negosiasi selama 10 jam tidak membuahkan hasil. Puluhan sandera berhasil dibebaskan sedangkan kelima militan tewas ketika militer menyerbu kafe.
Delapan militan lainnya, termasuk dalang penyerangan Tamim Ahmed Chowdhury terbunuh dalam penggerebekan di Dhaka dan kota-kota pinggiran lainnya beberapa bulan setelah penyerangan di kafe.
Polisi antiterorisme menyebut serangan itu dipimpin oleh pemuda berusia 19 tahun bernama Rohan Imtiaz.
Mengacau negara
Penyelidik polisi mengatakan serangan itu bertujuan untuk mengacaukan negara dengan mayoritas muslim tersebut.
Serangan itu juga dipandang sebagai pukulan besar bagi citra Bangladesh sebagai negara Muslim moderat. Serangan itu juga memicu ketegangan atas kegiatan ekstremisme di Bangladesh. Pemerintah yang berhaluan sekuler pun meluncurkan penumpasan besar-besaran yang menyebabkan lebih dari 100 ekstremis terbunuh dan hampir 1.000 lainnya ditangkap.
Kelompok IS kemudian mengklaim sebagai pelaku serangan itu. Namun pemerintah Bangladesh menuding kelompok militan lokal, Jamayetul Mujahideen Bangladesh (JMB), sebagai dalang. Para komandan JMB juga dituding termasuk yang tewas. JMB sendiri dibentuk oleh para militan yang sempat berperang di Afghanistan di tahun 1990an. Polisi juga menuding JMB sebagai pelaku berbagai serangan di Bangladesh sejak akhir 1990an. Sejauh ini Bangladesh membantah adanya jaringan teroris di negaranya. (AFP/X-11)
Menteri Negara Bangladesh untuk Informasi dan Penyiaran, Mohammad Arafat, membela penanganan pemerintah terhadap protes massal, meskipun para ahli PBB serukan investigasi.
Di Bangladesh, protes besar-besaran berlanjut meskipun Mahkamah Agung telah mengurangi sistem kuota pekerjaan yang kontroversial.
Mahkamah Agung Bangladesh membatalkan sebagian besar kuota pekerjaan pemerintah yang sebelumnya menyalurkan sepertiga dari posisi publik untuk kerabat veteran.
Kementerian luar negeri memastikan 563 WNI yang berada di Bangladesh dalam kondisi selamat dan aman di tengah demonstrasi besar-besaran.
Para pengunjuk rasa yang berdemo di beberapa wilayah Dhaka pada Jumat (19/7), masih mempertahankan posisi mereka bahkan setelah jam malam diumumkan.
Pemerintah Bangladesh memberlakukan jam malam nasional dan memberikan perintah "tembak di tempat" kepada polisi menyusul protes besar yang dipimpin mahasiswa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved