Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Topan Bulbul Tewaskan Empat Orang

Haufan Hasyim Salengke
10/11/2019 17:57
Topan Bulbul Tewaskan Empat Orang
Seorang perempuan berusaha membersihkan rumahnya yang diterjang Topan Bulbul(AFP/Dibyangshu Sarkar)

SEBANYAK enam orang tewas dan lebih dari dua juta lainnya menghabiskan malam meringkuk di tempat penampungan ketika Topan Bulbul menerjang pantai India dan Bangladesh disertai angin kencang dan hujan lebat.

Topan menghadirkan angin berkecepatan hingga 120 kilometer (75 mil) per jam pada Sabtu (9/11) malam. Hal itu hingga menyebabkan pelabuhan dan bandara di kedua negara ditutup.

Satu orang segera dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu (9/11) malam usai tertimpa pohon di Kolkata, India. Sementara lainnya meninggal karena reruntuhan dinding di Negara Bagian Odisha.

"Empat lainnya tewas oleh pohon-pohon tumbang di Bangladesh," kata pejabat manajemen bencana setempat kepada AFP.

Baca juga: Topan Bulbul Mendarat, Jutaan Warga Dievakuasi

Di pesisir Khulna, distrik yang paling parah dilanda topan di Bangladesh, pohon-pohon bergoyang kencang dan tercerabut dari tanah hingga menghalangi jalan dan menghambat akses ke daerah tersebut. Beberapa bagian dataran rendah di distrik pun terendam banjir.

Pihak berwenang mengatakan Bulbul melemah saat bergerak ke daratan. Bulbul menghantam pantai di Sundarbans, hutan bakau terbesar di dunia yang melintasi Bangladesh dan India, juga merupakan rumah bagi spesies yang terancam punah termasuk harimau Bengal dan lumba-lumba Irrawaddy.

"Bakau melindungi pantai dari dampak badai," kata Wakil Kepala Biro Cuaca Bangladesh Ayesha Khatun kepada AFP.

Lebih dari dua juta orang di seluruh Bangladesh dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Pasukan pun dikirim ke distrik-distrik dekat pantai, sementara puluhan ribu sukarelawan bergerak dari rumah ke rumah menggunakan pengeras suara untuk meminta warga mengungsi dari desa mereka.

"Kami menghabiskan malam dengan 400 orang lainnya," kata Ambia Begum yang tiba di tempat penampungan di kota pelabuhan Mongla bersama keluarganya, Sabtu (9/11) malam.(AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya