Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Manufaktur Rebound di Triwulan III

Hilda Julaika
14/8/2020 07:28
Manufaktur Rebound di Triwulan III
Pekerja memproduksi alat pelindung diri di salah satu perusahaan garmen di Jakarta, Rabu (1/7).(ANTARA/M RISYAL HIDAYAT)

BUKAN tanpa alasan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal membaik di triwulan III 2020. Ia pun amat meyakini sektor manufaktur akan berkontribusi paling besar dalam pertumbuhan itu.

“Saya amat yakin triwulan III ini akan rebound,” kata Menperin lewat keterangan resminya.

Keyakinannya itu berangkat dari digelontorkannya berbagai stimulus kepada pelaku industri, bukan cuma pabrikan besar, melainkan juga sektor industri kecil menengah (IKM) guna menggairahkan kembali kinerja mereka.

“Pemerintah sudah menggulirkan berbagai macam stimulus untuk dunia usaha, bahkan yang terbaru kami telah mengusulkan untuk penghapusan biaya minimum listrik 40 jam nyala bagi industri. Khusus untuk sektor industri, kami menyiapkan adanya stimulus khusus modal kerja yang dapat dinikmati sektor industri, termasuk bagi pelaku IKM,” katanya.

Agus menyatakan pihaknya bakal terus memantau dan mendorong semaksimal mungkin agar stimulus-stimulus yang telah diberikan pemerintah kepada sektor industri dapat segera terealisasi dan terasa manfaatnya.

“Kami juga akan menjaga momentum peningkatan purchasing managers’ index (PMI) manufaktur Indonesia agar bisa kembali menembus level 50,0 pada triwulan III 2020,” imbuhnya.

Pihaknya tengah berupaya adanya stimulus tambahan yang bisa mendorong tingkat utilisasi pabrik. Saat ini, stimulus tambahan tengah dibahas pembahasan bentuk dan mekanismenya.

“Soal stimulus tambahan masih dalam pembahasan. Utilisasi pabrik secara nasional masih 51%. Kalau bisa kita dorong dengan stimulus tambahan. Tentunya bisa menaikkan PMI kita yang saat ini sudah meningkat menjadi 46,9,” ujar Achmad.

Merujuk hasil survei yang dirilis IHS Markit, PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2020 berada di level 46,9 atau naik jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya di level 39,1. Peningkatan indeks itu juga menunjukkan tingginya kepercayaan bisnis terhadap kondisi pasar yang lebih normal.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), terjadinya kontraksi 5,74% pada industri pengolahan nonmigas pada triwulan II 2020 disebabkan dampak wabah covid-19.

Sementara itu, di periode yang sama, perekonomian Indonesia tumbuh minus 5,32% secara tahunan (yoy).

Di triwulan II 2020, sektor industri memberi kontribusi terbesar pada struktur produk domestik bruto (PDB) nasional dengan mencapai 19,87%.

Stimulus ekstra

Pada Juli lalu, Kementerian Keuangan menerbitkan beleid penjaminan kredit modal kerja untuk sejumlah sektor korporasi yang menjadi prioritas. Tak banyak yang masuk prioritas karena yang dipilih ialah sektor yang berorientasi padat karya.

“Kredit yang dijamin adalah 60% pemerintah dan 40% perbankan. Untuk sektor prioritas, pemerintah memberikan penjaminan lebih besar, yaitu 80% dan 20% perbankan,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Pelaku usaha korporasi yang masuk prioritas itu ialah sektor pariwisata, otomotif, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, elektronik, kayu olahan, furnitur, dan produk kertas.

Pemerintah melibatkan 15 bank yang berpartisipasi dalam penjaminan kredit modal kerja itu, yakni BNI, BRI, BTN, Bank Mandiri, Bank Danamon, Bank DKI, Bank HSBC, Bank ICBC Indonesia.

Kemudian, Maybank Indonesia, Bank MUFG Indonesia, Bank Resona Perdania, Standard Chartered Bank Indonesia, UOB Indonesia, BCA, dan DBS Indonesia.

Besaran tambahan kredit modal kerja yang dijamin bernilai Rp10 miliar hingga Rp1 triliun.

Pemerintah menanggung pembayaran imbal jasa penjaminan (IJP) sebesar 100% atas kredit modal kerja sampai dengan Rp300 miliar dan 50% untuk pinjaman dengan plafon Rp300 miliar sampai Rp1 triliun.

Skema penjaminan direncanakan berlangsung hingga akhir 2021 dan diharapkan dapat menjamin total kredit modal kerja yang disalurkan perbankan hingga Rp100 triliun.

Mulai berdenyut

Saat dihubungi di kesempatan terpisah, Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia

Tjandra mengatakan industri otomotif mulai menunjukkan adanya tren peningkatan sedikit demi sedikit. Perusahaannya mencatat pada Juni 2020, penjualan dari diler ke konsumen mencapai 5.558 unit atau meningkat dari 3.673 unit pada Mei sebelumnya.

“Operasional di pabrik PT ADM sudah siap untuk kembali menambah produksi kendaraan guna memenuhi kebutuhan pelanggan,” tandas Amelia.

Pada Juli 2020, PT ADM telah mulai membuat persiapan untuk melakukan produksi dua sif agar tetap mengikuti protokol kesehatan. Realisasi produksi dua sif sejak awal Agustus 2020, baik di pabrik Sunter (Jakarta) maupun Karawang (Jawa Barat).

“Kami bersyukur, pasar mobil mulai menunjukkan peningkatan,” kata Amelia. (Ant/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya