Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Dalang Tiga Negara Tampilkan Lakon Semar Bangun Jagat

Ardi Teristi Hardi
23/8/2020 07:03
Dalang Tiga Negara Tampilkan Lakon Semar Bangun Jagat
Dalang dari tiga negara melakukan pentas virtual(MI/Ardi Teristi)

PAGELARAN wayang dengan dalang dari tiga negara dipentaskan secara virtual melalui aplikasi Zoom dan live streaming Youtube pada Sabtu (22/8) malam. Lakon yang ditampilkan yakni Semar Bangun  Jagat dalam durasi sekitar 1,5 jam.

Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan HB X menyebut dalam wayang, manusia bisa bercermin tentang kehidupan dan perilaku.

"Wayang tidak hanya pentas penguasa, tetapi juga ajang suara kritis kaum abdi," kata Sri Sultan HB X dalam sambutan yang dibacakan Sekda DI Yogyakarta Kadarmanta Baskara Aji.

Sosok semar sebagai abdi tidak hanya setia, tetapi juga kritis. Semar bukan seorang pengimbau atau pengajar nilai-nilai, tetapi ingin ilmu yang telah dikuasai atasannya bisa dijalankan dalam tindakan nyata (ilmu iku kelakone kanthi laku).

"Semar meminta para ksatria agar selalu merawat dunia," ucap Sri Sultan.

Baca juga: Pentas Wayang Virtual Sambut Hari Jadi Klaten

Ada pesan yang disampaikan dalam lakon tersebut yakni apabila ksatria tidak merawat dunia, Semar akan meruwat dunia dengan caranya sendiri, yaitu membangun dunia baru.

Wong cilik itu, lanjut Sri Sultan, tidak hanya merupakan lapisan sosial tetapi juga golongan masyarakat yang memiliki keluhuran harkat dan martabat yang tidak boleh dilupakan.

Berkaca dari lakon Semar Bangun Jagat, Sri Sultan mengajak penonton menarik hikmah dan makna filsafatnya. Lakon malam itu bisa dijadikan bekal berharga guna menunaikan pengabdian dalam profesi masing-masing.

"Nilai-nilai luhur bangsa ini tak lagi bisa dicapai dengan tapa brata di goa-goa sepi, tetapi dengan tapa ngrame, terjun di dunia ramai," ungkapnya.

Ia pun mengajak semua pihak tetap berkarya di tengah keterbatasan akibat covid-19.

Pakar Marketing, Hermawan Kartajaya, menyampaikan, acara ini sesuai konsep creative, inovatif, entrepreneur, and leadership (CI-EL) dalam kolaborasi yang sangat kuat.

Sebanyak tiga dalang tampil dalam pagelaran malam ini, yaitu Ki Anang Sarwanto (Karanganyar, Indonesia), Ki Matthew Issac Cohen (Connecticut, USA) dan Nyi Cecile Herbault (Perancis). Selain itu, ada pula Ki Joko Susilo (New Zealand) sebagai dalang tamu.

"Bisa dikatakan, ini promosi produk Indonesia lewat pagelaran wayang kulit," kata salah satu penginisiasi acara Kusbaroto.

Wayang kulit digital virtual yang ditampilkan tidak menggunakan pakeliran, namun menggunakan LED Screen di belakang dalang. Penonton dibawa ke cerita menggunakan LED.

Pria yang akrab disapa Toto ini mengatakan, pagelaran ini sengaja digelar pada Agustus, bulan Kemerdekaan RI.

"Pertunjukan ini menjadi inspirasi bahwa pembatasan (yang disebabkan covid-19) harus disikapi dengan hal positif dengan tetap berkreasi dan berinovasi," tuturnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya