Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

UI Berlari Pacu Inovasi dan Produk Karya Anak Bangsa

S1-25
14/8/2020 07:16
UI Berlari Pacu Inovasi dan Produk Karya Anak Bangsa
UI Berlari Pacu Inovasi dan Produk Karya Anak Bangsa(Dok UI)

UNIVERSITAS Indonesia (UI) terus berlari kencang mencetak sumber daya manusia andal serta riset dan inovasi yang siap berkontribusi membangun bangsa. Hal itu selaras dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI Ke-75 bertemakan ‘Indonesia Maju dan Bangga Buatan Indonesia’.

Sebagai ‘lokomotif’ pendidikan tinggi di Indonesia, UI sigap mengambil peran mencetak sejumlah produk inovatif dan luaran studi/kajian guna membantu masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi berbagai permasalah. Termasuk, permasalahan pandemi covid-19 saat ini yang melanda dunia, termasuk Indonesia.

Kontribusi riset covid-19

Di tengah situasi darurat akibat pandemi covid-19, UI terus menggencarkan melakukan riset untuk kemandirian produksi dalam negeri akan alat kesehatan, obat-obatan dan terapi, serta penunjang kesehatan lainnya.

Riset dan inovasi yang dilakukan UI berangkat dari kebutuhan masyarakat dan diarahkan pada hasil yang dapat dipakai langsung dalam penanganan covid-19.

Sebut saja Covent-20. Covent-20 adalah ventilator karya anak bangsa yang diciptakan di tengah keterbatasan stok ventilator impor pada
masa pandemi covid-19.

Covent-20 menjadi bukti kerja keras peneliti dan inovator UI dalam mendesain dan mem- produksi hanya dalam kurun waktu tiga bulan. Covent-20 merupakan produk dengan tingkat komponen dalam negeri atau TKDN mencapai 70%.

Kini, Covent-20 telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan RI dan telah didistribusikan ke rumah sakit yang ada di Indonesia.

Hasil riset dan produk inovatif karya sivitas akademika UI tidak hanya Convent-20. Di antaranya, Flocked Swab HS-19; alat pengambil spesimen swab test; DSS-covIDNET: software pembaca hasil rontgen untuk konȴrmasi pneumonia akibat covid-19; APD respirator pemurni udara berbentuk masker wajah bagi tenaga medis; dan bilik disinfektan cepat.

Selain itu, karya sivitas akademika UI adalah movable hand washer; portal WebGIS; peta sebaran covid-19; endcorona; aplikasi deteksi mandiri risiko covid-19; SIGAP: dan aplikasi pendataan pemasok kebutuhan alat kesehatan tenaga medis.

UI juga berhasil melakukan penelitian sel punca mesenkim asal tali pusat untuk pengobatan pasien pneumonia covid-19; desain pesawat tanpa awak untuk awasi penerapan PSBB; dan desain kapal ambulans untuk tangani pasien covid-19 di pulau-pulau terpencil di Indonesia.

Dalam salah satu sambutannya, Menteri Riset dan Teknologi dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional ((Menristek/BRIN), Prof Bambang PS Brodjonegoro mengutarakan UI merupakan salah satu anggota Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 dengan kontribusi yang signiȴkan.

“Ini tampak dari proposal yang diajukan UI lengkap memenuhi kelima bagian riset dan inovasi yang disasar BRIN terkait dengan covid-19, serta tidak hanya di bidang kesehatan, melainkan bidang Sosial Humaniora juga dicover oleh UI,” ujarnya.

Wujudkan Kampus Merdeka

Produk-produk inovasi dan riset unggulan UI tersebut membuktikan bahwa anak bangsa memiliki kekuatan dan mampu bergerak cepat di tengah situasi pandemi saat ini.

Kolaborasi pentahelix, yaitu kerja sama antara pemerintah, perguruan tinggi, industri, masyarakat dan media, menjadi kunci utama di dalam upaya mengakselerasi produktivitas riset inovasi anak bangsa.

Pandemi covid-19 juga mendorong UI untuk mencetak sebuah program studi baru, yaitu Manajemen Kebencanaan. Rektor UI, Prof Ari Kuncoro menyebutkan UI tengah meramu program studi Manajemen Kebencanaan, yang diharapkan mampu menjawab tantangan di masa depan. “Di dalam penanganan ben- cana, diperlukan kombinasi keilmuan dari semua kompetensi. Mulai dari rumpun ilmu kesehatan, teknik, sosial humaniora, sistem informasi, hingga ekonomi dan manajemen. Solusi yang dibutuhkan tidak bisa lagi terkotak-kotak, melainkan harus lintas dimensi,” ujarnya.

Pandemi covid-19 menjadi momentum UI secara merdeka menjalankan marwah perguruan tinggi yang sesungguhnya. Proses hulu hingga hilir telah dilalui, mulai dari meneliti di laboratorium hingga menuangkan buah pikiran menjadi sebuah produk inovatif yang dapat diproduksi dan didistribusikan ke seluruh Indonesia. (S1-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya