Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Bangkit untuk Maju

Andhika Prasetyo
14/8/2020 03:00
Bangkit untuk Maju
Presiden RI Joko Widodo(ANTARA/HAFIDZ MUBARAK A)

PANDEMI covid-19 yang melanda hampir seluruh penjuru dunia telah memorakporandakan segala segi kehidupan. Tak hanya menyebabkan kematian, virus korona juga menggoyahkan sendi perekonomian. Kebijakan lockdown atau karantina wilayah membuat mobilitas manusia, termasuk kegiatan ekonomi, menjadi terbatas. Industri pariwisata, penerbangan, hotel, dan hiburan bahkan nyaris lumpuh.

Fenomena ini tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di negara lain, termasuk yang tergolong maju seperti Inggris dan Amerika Serikat. Tentu
tidak ada negara yang siap menghadapi wabah ini, termasuk Tiongkok, negara tempat bermulanya penyebaran covid-19. Namun, bukan berarti mereka pasrah dan berpangku tangan. Berbagai upaya dilakukan untuk memulihkan kondisi dari keterpurukan ini. Begitu pula yang dilakukan pemerintah Indonesia.

Indonesia maju menjadi tema peringatan hari ulang tahun ke-75 kemerdekaaan RI yang dicanangkan pemerintah. Peringatan kemerdekaan kali ini menjadi momentum yang pas untuk bangkit dari situasi pandemi. Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan, misalnya, selalu mengingatkan bahwa situasi pandemi memberi kita kesempatan untuk melihat lagi apa yang perlu diperbaiki dan dipulihkan, terutama di sektor kesehatan dan perekonomian.

Belajar dari negara lain, pemerintah misalnya mulai meningkatkan rasio tempat tidur di rumah-rumah sakit. Hal itu penting sebab rasio tempat tidur di rumah sakit kita rendah, hanya 1,2 per 1.000 penduduk Indonesia. Sebagai perbandingan, India memiliki rasio tempat tidur di rumah sakit sebesar 2,7 per 1.000 penduduknya. Tiongkok memiliki rasio tempat tidur di rumah sakit sebesar 4,3 per 1.000 penduduk. Bahkan Jepang lebih tinggi lagi, 13 tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi pasien covid-19, pemerintah menyulap Wisma Atlet Kemayoran sebagai rumah sakit. Surya Paloh, pengusaha yang juga Ketua Umum Partai NasDem, ikut meminjamkan hotel bintang 5 miliknya sebagai rumah sakit.

Selain sektor kesehatan, kata Presiden, pandemi juga membuka mata kita akan ketahanan pangan. Apalagi Organisasi Pangan Dunia (FAO) telah memperingatkan akan terjadi krisis pangan dunia. Oleh karena itu, dalam rapat terbatas beberapa waktu lalu, Presiden meminta kesiapan produksi pangan, industri pengolahan pascapanen, serta efi siensi rantai pasok dan distribusi ditingkatkan. “Semua harus kita lihat lagi dan kita harus siapkan strategi besar untuk menghadapi itu ke depan,” tegas Jokowi.

Menurut Presiden, dalam setiap krisis, termasuk akibat pandemi covid-19, senantiasa terbuka peluang. Pandemi, kata Jokowi, tidak menghalangi anak bangsa berkreasi. Keterbatasan justru mendorong bangsa ini untuk tetap berinovasi, bertransformasi, menggali potensi diri, dan menciptakan peluang. “Di bidang kesehatan, untuk mempercepat penanganan covid-19, kita telah berhasil mengembangkan PCR test kid, rapid diagnostic test atau RDT, kemudian ventilator dan mobile BSL 2. Kita tidak tergantung lagi kepada produk impor,” ujar Presiden.

Tidak hanya itu, Indonesia pun bakal memproduksi vaksin sendiri untuk penanganan covid-19. Selasa (10/8) lalu, Presiden bahkan hadir di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, demi melihat langsung pelaksanaan penyuntikan perdana imunisasi kepada 1.620 sukarelawan.

Presiden menyampaikan uji klinis tahap III terhadap vaksin ini diharapkan diselesaikan dalam waktu 6 bulan. Diharapkan, pada Januari 2021 Indonesia sudah bisa memproduksi sekaligus nantinya apabila produksi sudah siap, vaksin dapat segera diberikan kepada seluruh masyarakat di Tanah Air.

Vaksin yang disuntikkan kepada 1.620 relawan ini merupakan vaksin yang dikembangkan Indonesia melalui PT Bio Farma bersama perusahaan vaksin asal Tiongkok, Sinovac. Menurut Presiden, dalam tiga bulan terakhir, pengembangan vaksin juga dilakukan sendiri oleh Lembaga Eijkman, BPPT, LIPI, Badan POM, Kemenristek/BRIN, dan sejumlah universitas. Dia optimistis dengan segera ditemukannya vaksin ini, vaksinasi bagi seluruh rakyat Indonesia bisa dilakukan.

Naik kelas

Di tengah pandemi, Indonesia mendapat kabar baik karena Bank Dunia pada 1 Juli lalu menaikkan status negara ini dari lower middle income country menjadi upper middle income country. Kenaikan status itu tentu harus disyukuri dan diperlakukan sebagai sebuah peluang agar Indonesia bisa terus melakukan lompatan kemajuan yang lebih jauh lagi. Hal itu, kata Presiden, bisa dicapai jika kita mengaplikasikan cara kerja yang cepat dan kompetitif dengan berorientasi pada hasil.

Selain itu, kata dia, Indonesia juga butuh sumber daya manusia (SDM) unggul yang produktif, inovatif, dan kompetitif. “Di sinilah posisi strategisnya pendidikan tinggi, yaitu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seluruh elemen bangsa harus bekerja sama. Pemerintah tidak bisa bergerak sendiri,” ujar Jokowi.

Urusan kesehatan dan ekonomi, kata Presiden, adalah dua hal yang sama-sama penting. Tak bisa hanya mengurus covid-19, tapi urusan ekonominya tidak diurus. Itu nanti akan menimbulkan masalah sosial ekonomi di masyarakat. “Oleh sebab itu, berulang saya menyampaikan kepada para menteri, gubernur, bupati, wali kota, gas dan remnya betul-betul harus dikendalikan dengan ketepatan yang baik. Bantuan sosial harus dicek betul, jangan sampai kekurangan.”

Pemerintah juga sudah menyalurkan bantuan sosial, baik berupa sembako, uang tunai, subsidi tarif listrik, maupun Kartu Prakerja kepada masyarakat golongan menengah dan bawah. Selain itu, ada stimulus ekonomi bagi para pe- laku usaha berupa restrukturisasi kredit dan penambahan modal.

Program-program bantuan tersebut melengkapi berbagai kebijakan reguler yang telah lama dijalankan pemerintah, seperti Program Keluarga Harapan serta Bantuan Pangan Nontunai.

“Sebentar lagi kita juga akan mengeluarkan bansos produktif untuk UMKM serta subsidi upah bagi pekerja aktif. Kenapa bantuan-bantuan ini diberikan? Kita harap stimulus itu bisa mendongkrak daya beli, terutama bagi golongan menengah ke bawah. Dengan begitu, konsumsi domestik kita akan naik sehingga kita harap pertumbuhan ekonomi secara nasional akan tumbuh lebih baik dari kuartal kemarin (kuartal II),” tegas Jokowi. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya