Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Mendorong Triple Helix untuk Wujudkan Negara Mandiri

Atikah Ishmah Winahyu
14/8/2020 04:40
Mendorong Triple Helix untuk Wujudkan Negara Mandiri
Seorang dosen Universitas Indonesia (UI) mengamati mobil listrik hasil inovasi dan karya dari dosen dan mahasiswa UI(ANTARA)

TRANSFORMASI dari negara berbasis sumber daya alam menjadi berbasis riset dan inovasi ialah keniscayaan bagi Indonesia agar dapat mewujudkan negara mandiri, maju, dan sejahtera. 

Riset dan inovasi berperan penting bagi kehidupan masyarakat, khususnya untuk pembangunan negara. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan Indonesia diberkahi dengan sumber daya alam yang luar biasa sehingga terbiasa dengan resources driven economy.

“Kita menganggap ekonomi kita akan berjalan baik kalau harga komoditas tinggi, harga minyak, batu bara, dan CPO tinggi. Padahal kalau kita lihat persaingan masa kini, teknologi itu semakin berkembang, resource driven economy menjadi tidak sustainable,” kata Bambang dalam
acara Inovasi Teknologi dan Manajemen Penanganan Covid-19, Senin (10/8).

Bambang menuturkan, guna mendukung agar Indonesia menjadi negara yang berbasis riset dan inovasi, perlu diimplementasikan konsep triple helix, yakni kolaborasi antara peneliti baik dari perguruan tinggi, lembaga pemerintah nonkementerian (LPNK), dan lembaga litbang di satu sisi, pemerintah, dan industri di sisi ketiga.  Indonesia telah memiliki potensi nasional berupa litbang, SDA, SDM, dan lainnya, tetapi hingga saat ini penerapan riset dan inovasi masih belum maksimal.

“Kita sudah mempunyai semua elemen dalam triple helix, tetapi yang belum bisa berjalan dengan baik, dengan mulus, ialah hubungan atau komunikasi atau kolaborasi di antara ketiganya,” imbuhnya. 

Menurutnya, interaksi antara peneliti dan industri  seharusnya berlangsung secara terus-menerus dan merupakan kewajiban pemerintah untuk mendekatkan industri dengan para peneliti.

“Pemerintah bertugas memfasilitasi komunikasi dan sinergi yang lancar. Pemerintah juga nantinya yang bisa membuat industri tertarik untuk masuk ke dunia litbangjirap (penelitian, pengembangan, pengkajian, dan  penerapan) karena pemerintah adalah regulator,” jelasnya.

Di samping itu, infrastruktur dan SDM Indonesia menjadi kunci dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemerintah perlu mendukung infrastruktur iptek agar semakin banyak tersedia dan hasil penelitian juga semakin canggih dan maju sesuai dengan perkembangan zaman.

Bambang menuturkan riset yang maju dapat menciptakan kemandirian bangsa. Oleh karena itu, Bambang memastikan implementasi Prioritas Riset Nasional (PRN) tetap berjalan tahun ini meski di tengah pandemi covid-19 dan anggaran riset yang terbatas akibat pemangkasan.

“Ini merupakan implementasi dari rencana induk riset nasional 2017-2045. Ini adalah PRN pertama untuk periode 2020-2024. Kita ingin memulainya dengan kombinasi anggaran dari LPDP, kementerian/lembaga, dan LPNK yang terlibat dalam PRN.  Jadi, memang sifatnya kontribusi bersama,” kata Bambang dalam konferensi pers Rapat Koordinasi Nasional PRN 2020, kemarin.


Diseminasi

Sebelumnya, Bambang mengakui bahwa riset di Indonesia masih cukup rendah. Berdasarkan Indeks InovasiGlobal atau Global Innovation Index (GII) 2019 Indonesia menduduki peringkat ke-85 dari 129 negara di dunia dengan skor 29,8. Di ASEAN, peringkat inovasi Indonesia berada di posisi kedua terendah.

Menurutnya, hal ini disebabkan masih kurangnya perhatian kepada SDM, fasilitas, dan infrastruktur riset, serta anggaran yang masih kecil. Bambang menambahkan, penghiliran, diseminasi, dan sinergi menjadi kunci keberhasilan riset yang dilakukan perguruan tinggi.

“Perguruan tinggi diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas riset dan kualitas publikasi yang dihasilkan dan harus benar-benar inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” imbuhnya.

Para peneliti wajib mendiseminasikan hasil riset mereka melalui berbagai kegiatan ilmiah dan publikasi baik di dalam dan di luar negeri agar manfaatnya diketahui masyarakat luas sekaligus turut menyumbang peningkatan daya saing bangsa.

Sementara itu, dalam pemeringkatan Times Higher Education (THE) 2020 dalam kategori world university impact ranking, tiga perguruan tinggi di Indonesia masuk 100 besar dunia. 

Perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Indonesia di peringkat ke-47, Universitas Gadjah Mada ke-72, dan IPB University ke-77. World university impact ranking merupakan satu-satunya pemeringkatan yang menilai kinerja universitas berdasarkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Rektor UI Prof Ari Kuncoro melalui keterangan tertulis beberapa waktu lalu mengatakan hal itu merupakan pencapaian besar dan menunjukkan UI semakin dikenal masyarakat global dan tetap menjadi yang terbaik di Indonesia.

“Di tengah situasi yang tidak mudah saat ini sebagai dampak dari pandemi covid-19, UI tetap berkomitmen menghadirkan solusi atas permasalahan covid19 melalui aktivitas inovasi, riset, dan pengabdian masyarakat,” kata Ari.

Sementara itu, dalam Science and Technology Index (Sinta) series 1 2020, terdapat empat perguruan tinggi paling produktif secara institusi, yakni Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, dan IPB University. UI paling produktif dengan 12.579 publikasi.

Formula pada pemeringkatan ini berdasarkan indikator jumlah artikel jurnal terindeks di Scopus. (H-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya