Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Beralih Kendaraan Lebih Nyaman

MI
14/8/2020 02:15
Beralih Kendaraan Lebih Nyaman
Para penumpang berada di gerbong moda raya terpadu (MRT) di Stasiun MRT Fatmawati, Jakarta(MI/Susanto)

RIFI Faris, 26, kapok menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi menuju kantornya di bilangan Cipete, Jakarta Selatan. 

Ia mengaku penat karena saban hari harus menembus macet yang menguras energi. Solusi pun ditemukan. Warga Taman
Sari, Jakarta Barat, itu luluh dan memilih transportasi umum untuk menjalankan rutinitasnya. Sejak September 2018, Rifi menjadi pelanggan setia bus Trans-Jakarta dan Kereta Moda Raya Terpadu (MRT).

Dari rumahnya, ia hanya butuh waktu lima menit berjalan kaki menuju Halte Sawah Besar, kemudian turun di Halte Bundaran HI dan berpindah ke MRT tujuan Stasiun Cipete. “Sekarang dari rumah ke kantor paling cuma 45 menit. Dulu waktu awal-awal naik motor bisa satu jam-an,” kata Rifi kepada Media Indonesia, Rabu (12/8).

Waktu seolah menjadi mata uang baru bagi kelas pekerja seperti Rifi . Pria yang bekerja di sebuah perusahaan agensi itu mengaku dengan memanfaatkan transportasi publik, pekerjaannya semakin dimudahkan.

“Di MRT saya bisa sambil kerja. Membalas e-mail ke klien atau kelarin kerjaan yang belum rampung. Kalau naik motor, enggak mungkin,” ujarnya.

Meski demikian, Rifi tidak dapat mengelak apabila ongkos yang dikeluarkan lebih banyak ketimbang naik sepeda motor. “Yang penting saya sampai ke kantor enggak stres duluan sih di jalan. Artinya, enggak masalah kalau ngeluarin uang lebih,” kata dia.

Rifi berharap pembangunan MRT Koridor I menuju Ancol dapat terealisasi dengan cepat. Ia sudah membayangkan bagaimana mudahnya berangkat dari rumah menuju kantor. Keputusan menggunakan transportasi umum sebagai pilihan pertama juga diambil Wening, 35. Tak ada alasan yang kuat bagi perempuan asal Bekasi itu untuk tetap menggunakan sepeda motor atau mobil ke Jakarta. “Belum sampai Jakarta saja  macetnya sudah enggak karuan,” tutur Wening.

Baginya, ada dua pilihan transportasi umum ke Jakarta, yaitu bus dan kereta rel listrik (KRL). Namun, ia lebih memilih KRL karena jadwal keberangkatannya sudah jelas.

Sebelum 2017, Wening harus pergi ke Stasiun Bekasi apabila ingin menggunakan KRL. Kini, ia tidak perlu lagi repot-repot menuju ke sana karena PT Kereta Commuter Indonesia telah mengoperasikan Stasiun Bekasi Timur seiring perluasan jangkauan hingga ke daerah Cikarang.

Ke depan, terang dia, diharapkan jarak tempuh KRL dari Stasiun Bekasi Timur lebih dipersingkat. Selain itu, Wening juga menginginkan adanya alternatif lain untuk menuju Jakarta. (Tri Subarkah/J-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya