Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

4 Tokoh TNI AU yang Diabadikan Menjadi Nama Bandara

Eve Candela
29/7/2024 09:04
4 Tokoh TNI AU yang Diabadikan Menjadi Nama Bandara
Mobil melintas di gerbang Bandara Halim Perdanamkusuma(Antara)

Direktorat Jendral (Dirjen) Perhubungan Udara mencatat, terdapat 251 bandara domestik dan internasional di Indonesia. Kementerian Perhubungan menyebutkan, nama bandar udara dapat diambil dari nama tempat, nama orang, nama pahlawan nasional, atau nama yang mewakili keistimewaan daerah di mana bandar udara tersebut berada.

Dari jumlah bandara yang tersedia, sebagian besar di antara mereka menggunakan nama pahlawan nasional, termasuk dari para tokoh TNI AU,  sebagai bentuk penghormatan. Tujuannya tentu saja untuk mengenang jasa para pahlawan bangsa terutaka pada masa melawan penjajahan.

Berikut empat tokoh TNI AU yang namanya diabadikan menjadi nama bandara di Indonesia.

Baca juga : Mengenal Sosok Pahlawan Halim Perdanakusuma, Perintis TNI Angkatan Udara

1. Adi Soemarmo

Bandara Adi Soemarmo terletak di kota Solo, Jawa Tengah. Dulunya bandara ini bernama Pangkalan Udara Panasan karena letaknya di distrik Panasan dan dibangun pada tahun 1940 oleh pemerintah kolonial.

Baca juga : Hari Bakti TNI AU: Profil 3 Perintis yang Gugur pada 29 Juli 1947

Dikutip dari situs resmi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Lanud Panasan berganti nama menjadi Bandara Adi Soemarmo pada 25 Juli 1977.

Adi Soemarmo merupakan pahlawan nasional asal Blora, Jawa Tengah. Pria bernama lengkap Adi Soemarmo Wiryokusumo ini mendirikan Sekolah Telegraf Radio Udara di lingkungan TNI AU. Sekolah ini merupakan pendahulu dari sekolah Radio Udara AU.

Adi gugur pada Juli 1947 di pesawat Dakota VT-CLA yang membawanya bersamaan dengan bantuan Palang Merah dari Singapura ke Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah kemudian mengakuinya sebagai pahlawan nasional Indonesia berdasarkan Proklamasi Presiden No. 071/TK/107 tanggal 9 November 1974.

Baca juga : TNI AU Usulkan Surjadi Soerjadarma Jadi Pahlawan Nasional

2. Halim Perdanakusuma

Bandara berikutnya yang diberi nama sesuai nama pahlawan nasional adalah Halim Perdanakusuma. Bandara ini terletak di Jakarta Timur dan memiliki sejarah yang panjang.

Baca juga : Mengenal Sejarah Hari Bakti TNI AU yang Dirayakan Setiap 29 Juli

Menurut situs PT Angkasa II (Persero), bandara ini merupakan bandara Belanda yang didirikan pada tahun 1924. Bandara tersebut awalnya bernama Bandara Tjililitan atau Vliegveld Tjililitan. Baru kemudian pada 17 Agustus 1952, bandara ini berganti nama menjadi Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Seperti kita ketahui, Halim Perdanakusuma merupakan pahlawan nasional yang gugur saat bertugas dalam perang melawan Belanda. Menurut informasi di situs resmi TNI AU, Abdul Halim Perdanakusuma juga dikenal sebagai Bapak Penerbangan. Ia diberi gelar Pahlawan Nasional pada 10 November 1975, berdasarkan Keputusan Presiden No.063/TK/1975.

3. Agustinus Adisutjipto

Agustinus Adisutjipto sering disebut sebagai Bapak Penerbangan Indonesia. Adisutjipto ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan perintah Presiden Republik Indonesia No. 071/TK/ Tahun 1974 tanggal 9 November 1974. Nnamanya pun disematkan sebagai nama bandara di Yogyakarta, yakni Bandara Adisutjipto.

Semasa hidupnya, Agustinus Adisutjipto banyak berjasa dalam pembangunan kemajuan TNI AU. Pada tanggal 29 Juli 1947, Adisutjipto, Bersama Adi Soemarmo dan Abdulrachman Saleh terbang membawa obat-obatan sumbangan Palang Merah Internasional dari Singapura menuju Indonesia.

Nahas, Dakota VT CLA ditembak jatuh oleh jet tempur Belanda. Pesawat ditembak jatuh saat hendak mendarat di Bandara Maguwo, yang kini berubah nama menjadi Adisutjipto. Pesawat itu jatuh dan terbakar. Komodor Muda Adisutjipto pun turut tewas bersama sejumlah penumpang lainnya.

4. Abdulrachman Saleh

Abdulrachman Saleh merupakan pahlawan nasional yang dikenal dengan segudang talenta. Selain dikenal sebagai panglima angkatan udara, Abdulrachman juga merupakan seorang dokter dan pandai soal teknologi radio.

Saleh yang wafat dalam usia 38 tahun ini diberi pangkat Laksamana Muda Udara dan pangkat pahlawan berdasarkan Panglima Nomor: 071/TK/1974 pada tanggal 9 November 1974. Selain itu, nama Abdulrachman Saleh adalah juga ditulis sebagai sumber Pangkalan Udara berdasarkan Surat Penetapan Kasau nomor Kep/76/48/Pen.2/KS/1952 pada 17 Agustus 1952.

Atas pengorbanan dan jasanya, Kepala Staf Angkatan Udara yang menjabat saat itu, Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma, mengubah nama Lanud Bugis menjadi Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh.

Bandara Abdulrachman Saleh merupakan bandara yang terletak di Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, atau 17 km sebelah timur pusat Kota Malang. Bandara Abdul Rachman Saleh menjadi rumah bagi pesawat Hercules C-130 dan Super Tucano sebagai pengganti OV-10 Bronco yang ada di museum. Selain itu, Sayap 2 Kelompok Pasukan Khusus juga bermarkas di sini. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya