Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Salah Kaprah dalam Menyikat Gigi

Wisnu Arto Subari
25/6/2024 13:08
Salah Kaprah dalam Menyikat Gigi
Ilustrasi.(Antara)

ADA sejumlah salah kaprah dalam merawat gigi, termasuk menyikatnya. Masih banyak masyarakat yang belum memahami dalam menjaga kesehatan gigi.

Salah satu yang disorot ialah penggunaan odol. "Kita sikat gigi lebih penting sikat atau odol?" tanya drg. Kim Seong Seon, dokter gigi yang memulai kariernya di Korea Selatan, Jakarta, Senin (24/6). "Lebih penting sikatnya," tegasnya.  

Ia melihat banyak orang memakai odol sepanjang bulu sikat gigi. Padahal, katanya, hal itu tidak perlu dilakukan. Cukup odol yang digunakan sebesar biji jagung. Bahkan, tanpa odol pun, kita dapat melakukan sikat gigi sebagai langkah perawatan gigi.

Baca juga : Cara Menghilangkan Karang Gigi Sendiri, tanpa ke Dokter

Selain itu, lama sikat gigi perlu ditekankan. Bagi pemilik Arirang Dental Clinic di Jakarta itu, tidak cukup sikat gigi dilakukan selama tiga menit. Waktu ideal melakukan sikat gigi ialah enam menit.

Kim mengingatkan agar sikat gigi jangan dilakukan setelah makan secara langsung. Menurutnya, lakukan sikat gigi setelah 40 menit dari aktivitas makan. Sikat gigi diimbau agar tidak direndam dalam air. Namun, benda tersebut dapat langsung dipakai dalam keadaan kering.

Ada isu bahwa gula dan air PAM tdk rusak gigi. Kim tegas menolak hal tersebut. "Itu tidak benar. Tidak masalah dengan makanan dan minuman. Yang penting kita sikat gigi setelah itu," jelas Kim yang akan tampil di TVOne setiap Rabu pukul 09.30. 

Baca juga : Jaga Kesehatan Gigi Anak, Lakukan Deteksi Plak

Ia melanjutkan bahwa sikat gigi dapat dilakukan lebih dari dua kali dalam sehari. Waktu yang terpenting yaitu sebelum tidur malam. Bahkan, ia menolak pemakaian larutan atau obat kumur yang dinilai tidak bermanfaat bagi kita. 

Untuk perawatan karang gigi, cukup dilakukan dengan sikat gigi. "Tidak ada gunanya dengan berkumur," katanya. Selain sikat gigi yang rutin, ia meminta agar masyarakat melakukan kontrol gigi enam bulan sekali. Dalam kontrol ke dokter gigi ini, masyarakat dapat melakukan scaling untuk membersihkan karang gigi. 

Satu lagi yang diamati Kim yaitu warga Indonesia yang suka bikin vinir bukan ke dokter gigi tetapi salon-salon yang tidak jelas. Alasannya, vinir yang asal pasang itu tidak menutup rapat dengan gigi asli. Akibatnya, sisa makanan masuk dalam vinir dan menjadi kuman yang dapat menyebabkan gigi asli menjadi rusak. Karena itu, ia mengimbau masyarakat agar membuat vinir ke dokter gigi. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya