Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SELURUH operasional pemberangkatan jemaah haji Indonesia 1445 H/2024 M ke Tanah Suci telah berakhir seiring dengan mendaratnya 333 jemaah yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 106 Embarkasi Surabaya (SUB-106) di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Sebanyak 216.022 jemaah dan petugas haji yang terbagi dalam 553 kelompok terbang saat ini sudah berada di Kota Makkah Al-Mukarrahamah untuk bersiap mengikuti rangkaian puncak haji yang dimulai pada 9 Zulhijjah dengan wukuf di Arafah.
Jemaah yang wafat hingga saat ini berjumlah 98 orang dengan rincian, wafat di Embarkasi 8 orang, di Madinah 18 orang, di Makkah 69 orang dan di Bandara 3 orang. Seluruh jemaah haji yang wafat akan dibadalhajikan.
Baca juga : 32 Ribu Jemaah Haji Mendaftar Skema Murur
Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda menyampaikan, dengan berakhirnya fase kedatangan jemaah di Tanah Suci, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) saat ini sepenuhnya fokus dan berkonsentrasi memepersiapkan rangkaian puncak haji yang dimulai dengan pendorongan jemaah haji ke Arafah pada 8 Zulhijah 1445 H nanti.
"Sejumlah persiapan terus dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku dan stakeholders penyelenggaraan haji. Seluruh layanan disiapkan mulai layanan transportasi, akomodasi, konsumsi, kesehatan, pelindungan jemaah dan bimbingan ibadah sejak dari hotel tempat jemaah menginap, di Arafah, Muzdalifah dan Mina,” terang Widi dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta, Rabu (12/06).
Untuk layanan akomodasi di Arafah, kata Widi, jemaah haji Indonesia akan menempati 1.169 tenda yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz. Setiap maktab akan disiapkan 10 bus yang akan membawa jemaah dari Arafah.
Baca juga : Maksimalkan Pelayanan saat Armuzna, 1.000 Petugas Disiagakan
"Seluruh tenda jemaah dilengkapi dengan AC dan kasur serta selimut. Menteri Agama telah meninjau persiapan akomodasi di Armuzna untuk memastikan jemaah mendapatkan layanan terbaik,” katanya.
Dari aspek layanan konsumsi, ujar Widi, selama berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, jemaah haji akan mendapat 15 kali makan dan 1 kali snack berat, 6 kali makan di antaranya diberikan dalam bentuk siap saji. Sedang 9 kali makan lainnya akan diberikan secara fresh meal.
"Setiap maktab di Arafah menyiapkan dapur untuk mengolah fresh meal yang akan dikonsumsi oleh jemaah haji. Makanan yang dikonsumsi jemaah haji telah melalui proses pemeriksaan untuk menjaga kualitas makanan jemaah, termasuk para lansia,” ucap dia.
Baca juga : Jemaah Haji Dilarang Berpindah Tenda
Widi mengungkapkan, untuk layanan transportasi jemaah haji ke Arafah, Muzdalifah dan Mina, sejak operasional bus salawat berhenti sementara pada 11 Juni 2024 kemarin, seluruh bus akan ditarik pihak pengelola untuk difokuskan pada layanan shuttle Armuzna, mulai dari Makkah, Arafah, Muzdalifah, Mina dan ke Makkah.
"Usai puncak haji, bus shalawat akan kembali dioperasikan untuk melayani jemaah yang akan melaksanakan Thawaf Ifadlah, Thawaf Wada, maupun salat lima waktu di Masjidil Haram,” ungkapnya.
Untuk fasilitasi layanan kesehatan jemaah, terang Widi, PPIH menyiapkan klinik kesehatan di Arafah dan Mina lengkap dengan sarana prasarana medis serta kelengkapan pendukung lainnya. Seluruh petugas kesehatan yang berjumlah 287 orang akan dikonsentrasikan melayani jemaah.
Baca juga : Selama Armuzna, Jemaah Haji harus Jaga Stamina
"Sebanyak 200 petugas kesehatan akan diterjunkan di semua pos kesehatan dan nanti di sepanjang jalur Jamarat, 87 petugas kesehatan lainnya melayani jemaah di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan membersamai safari wukuf jemaah sakit di Arafah,” terangnya.
"Selain itu, layanan kesehatan juga dilakukan petugas kesehatan yang ada di kloter-kloter. Bila ada penyakit yang tidak bisa didatangi di tenda nanti bisa ke pos kesehatan di Mina, jika di Mina tidak bisa menangani akan dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi. Layanan ambulans juga disiapkan, bersiaga untuk jemaah,” sambungnya.
"PPIH Arab Saudi juga akan mensafariwukufkan jemaah haji yang sakit dan dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan untuk jemaah sakit saat harinya mesti ke Arafah dan butuh pendampingan. Selain untuk jemaah sakit, fasilitasi safari wukuf juga untuk jemaah lansia non mandiri,” ia menambahkan.
Widi menjelaskan, tahun ini Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi akan memberlakukan skema murur saat mabit di Muzdalifah. Menurutnya, skema ini utamanya diperuntukkan bagi jemaah haji risiko tinggi, lanjut usia, disabilitas, pengguna kursi roda, dan para pendampingnya.
"Pergerakan jemaah haji Indonesia dari Arafah pada operasional haji 1445 H/2024 M terbagi dalam dua skema, normal dan murur. Pola normal adalah sistem taraddudi (shuttle) yang mengantar jemaah dari Arafah menuju Muzdalifah.
"Sementara mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jemaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina,” ucapnya.
PPIH, Widi mengutarakan, terus mengimbau jemaah mempersiapkan diri lahir dan batin menjalani rangkaian puncak haji mendatang. “Untuk persiapan fisik, jaga kebugaran tubuh dengan makan yang teratur dan tepat waktu serta istirahat yang cukup. Aktivitas ibadah dapat dilakukan di hotel dan membatasi bepergian ke luar hotel,” tuturnya.
"Maksimalkan waktu menghadapi puncak haji dengan memperbanyak amalan ibadah, berzikir, mendalami manasik haji. Mintakan doa kepada keluarga di Tanah Air agar dapat menjalani puncak haji dengan lancar dan aman,” imbau dia. (Z-6)
JEMAAH haji yang tergabung dalam kelompok terbang (Kloter) SUB 01 mengawali pemulangan gelombang pertama jemaah Indonesia ke Tanah Air, Jumat (21/6) malam waktu Arab Saudi (WAS).
Mina memiliki luas sekitar 650 hektare yang terdiri dari daratan yang luas, lembah, dan pegunungan, serta tinggi dan terjal. Mina hanya mampu menampung sekitar 1,4 juta orang.
Musrifah tak terlalu paham bahasa Indonesia, untungnya salah satu tim Media Center Haji (MCH) bisa berdialog dengan bahasa Jawa. Saat ditanya, yang ia jawab hanya Alhamdulillah
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan Indonesia mendapat kuota 221.000 jemaah pada operasional haji tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi.
PERGERAKAN jemaah haji Indonesia dari Muzdalifah ke Mina tahun ini berjalan sukses dan lancar. Seluruh jemaah haji Indonesia sudah berhasil diberangkatkan ke Mina.
Timwas Haji DPR RI akan segera membentuk panitia khusus (Pansus) haji setelah kembali dari Mekkah dan Madinah. Langkah ini diambil setelah ditemukan banyak masalah yang berulang.
FASE puncak haji di Arafah dan Muzdalifah sudah berlangsung. Mini aktivitas jemaah haji terpusat di kawasan Mina untuk mabit (menginap). Selama di Mina, jemaah akan melontar Jumrah Aqabah
PROSES mobilisasi jemaah haji Indonesia dari Muzdalifah ke Mina selesai pukul 07.37 Waktu Arab Saudi (WAS).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved