Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEMATIAN mendadak terkadang terjadi pada orang yang sehat dan bugar. Tak hanya itu, kematian mendadak juga bisa terjadi kepada atlet aktif maupun atlet pensiunan.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Intervensi Utojo Lubiantoro, membeberkan apa saja yang bisa menyebabkan seseorang mengalami kematian mendadak. Hal itu diungkapkan dr. Utojo dalam seminar bertajuk ‘Mati Mendadak Dapat Dicegah’ yang digelar di PIK Avenue, Jakarta Utara, dikutip Minggu (9/6).
Utojo menyebut sebagian besar kematian mendadak sebetulnya bisa dicegah. Pencegahan itu harus dilakukan sebelum timbulnya komplikasi.
Baca juga : Jangan Lupa Perhatikan Denyut Nadi Saat Berolahraga untuk Cegah Serangan Jantung
“Jadi, kalau kita bisa mengobati penyakitnya sebelum komplikasi yang berat, tentu mati mendadak bisa dicegah, walaupun mati di tangan Tuhan,” terang Utojo.
Utojo mengatakan bahwa kematian mendadak itu bukan hanya akibat sakit jantung, melainkan ada juga akibat juga penyakit yang lain.
Penyakit jantung menyumbang 80 persen penyebab kematian mendadak pada seseorang. 30 persen sisanya ialah penyakit-penyakit lain, seperti penyakit aorta, kegawatan di bidang otak, hingga stroke.
Baca juga : Ini Ciri-ciri Orang yang Berisiko Alami Serangan Jantung
Utojo menganalogikan bahwa manusia ibarat mesin yang perlu diservis teratur. Menurutnya, tidak mungkin sesuatu mesin tiba-tiba rusak tanpa penyebab. Sama halnya dengan tubuh manusia.
Ia menyarankan agar masyarakat melakukan medical check up untuk mencegah terjadinya komplikasi yang bisa mengakibatkan kematian mendadak pada seseorang.
“Medcheck inikan kita datang ke RS, nah kita liat faktor risikonya, nanti pihak RS pasti bertanya ‘bapak ibu backgroundnya apa’ ada diabetes, hipertensi, atau perokok, atau faktor genetik, sehingga pihak medis bisa mengarah masalah jantungnya, otaknya, aortanya atau paru-parunya,” tutur Dokter yang bertugas di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading itu.
Baca juga : Serangan Jantung, 6 Cirinya serta Faktor Risiko yang Harus Diwaspadai
Sementara itu, Utojo juga membeberkan ada dua penyebab yang kerap ditemui ketika seorang atlet terkena serangan jantung.
Penyebab yang sering ditemui, yakni kardiomiopati hipertrofik dan gangguan aritmia.
“Paling sering dua kelainan jantung yang menyebabkan atlet itu meninggal dunia, yang pertama itu kardiomiopati hipertrofik, jadi otot jantungnya tebal," paparnya.
Baca juga : Kematian Jantung Mendadak: Teknologi Permudah Pengobatan Sindrom Braduga atau Masalah Aritmia
"Yang kedua itu gangguan aritmia, itu genetik, brugada syndrome, WPW (Wolff–Parkinson–White) Syndrome," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Departemen Medis & Penunjang Medis Mitra Keluarga Kelapa Gading, dr. Ivan Gunawan mengaku pihaknya berkomitmen menjaga kesehatan jantung masyarakat dengan mendirikan Jakarta Heart and Vascular Center.
“Sebenarnya ada sarana MCU dari pemeriksaan darah, CT cardiac sampai Angiografi. Jadi, mitra keluarga berkomitmen mendukung masyarakat rutin mcu sehingga bisa dideteksi dini sebelum ada serangan (jantung) lebih berat,” ujar Ivan. (Z-8)
Golden time untuk pertolongan korban henti jantung mendadak adalah kurang dari 10 menit sehingga diperlukan alat yang dapat membantu memberikan pertolongan terbaik.
Kejadian henti jantung mendadak (HJM) sering terjadi di tempat umum dan keramaian dan menempati 50% dari kematian pada masalah jantung.
PENYAKIT kardiovaskular merupakan penyebab kematian terbesar kedua di Indonesia setelah stroke. Kematian yang disebabkan penyakit jantung dapat berupa serangan maupun henti jantung
Penyebab penyakit jantung secara umum dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yakni kelompok umur muda di bawah 40 tahun dan kelompok umur tua di atas 40 tahun.
HENTI jantung mendadak (sudden cardiac arrest) adalah keadaan saat aktivitas jantung mendadak terhenti akibat gangguan irama Jantung dan dapat menyebabkan kematian.
Penanganan cath lab untuk dilakukan kateterisasi jantung yang bertujuan membuka sumbatan pembuluh darah jantung.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyampaikan dukacita atas berpulangnya dokter spesialis ortopedi Helmiyadi Kuswardhana saat menunaikan tugas pelayanan.
Seseorang yang memilih tidak berolahraga rutin karena merasa sudah mendapatkan perasaan letih dari aktivitas pekerjaannya justru rentan terkena berbagai penyakit.
Meskipun riwayat penyakit jantung dan faktor risiko yang jelas meningkatkan kemungkinan serangan jantung, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan serangan jantung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved