Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KETUA Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Dr. H. Serian Wijatno mengharapkan Pendeta Gilbert Lumoindong meminta maaf secara terbuka kepada umat Islam karena ucapannya yang dinilai melecehkan kaum Muslim.
Serian mengemukakan itu ketika ditanya wartawan di Jakarta, Senin malam (15/4) berkaitan dengan viralnya ceramah Pendeta Gilbert Lumoindong yang membandingkan zakat umat Islam yang 2,5 persen, sementara Kristen 10 persen. Dalam ceramahnya itu dia juga menirukan gerakan-gerakan shalat yang tidak pada tempatnya.
Karena itulah, PITI sebagai bagian dari unsur organisasi Islam di Indonesia menyesalkan dengan apa yang dilakukan oleh pendeta tersebut. "Sebagai tokoh agama yang cukup dikenal seharusnya beliau bisa bersikap bijak dan mengayomi dan jangan melakukan ceramah yang isinya mengolok-olok cara beribadah umat lain khususnya Islam," ujar Serian yang juga duduk di kepengurusan pusat ormas Islam seperti DMI, MUI dan Parmusi.
Baca juga : PP Perti: Masyarakat Jangan Terkotak-kotak
Lebih lanjut Serian juga menilai agar pemuka agama seperti Pendeta Gilbert Lumoindong dapat melihat secara peka kondisi nasional saat ini pascapemilu dan pemilihan presiden yang harus benar-benar dijaga kondusifitasnya.
Karena itu, sebelum masalah tersebut berkembang lebih jauh, Serian mengharapkan agar Pendeta Gilbert meminta maaf secara terbuka kepada umat Islam secara khusus. Mengingat apa yang disampaikan dalam ceramahnya itu sudah viral tersiar di media sosial YouTube. "Nah, YouTube ini kan bisa diakses semua orang?" ujarnya retoris.
Ke depannya, Serian berharap hal-hal yang bersifat pelecehan terhadap agama tidak terulang lagi oleh siapapun dan kepada siapapun. "Karena hal itu dapat menimbulkan perpecahan antarumat beragama. Bagi kami di Islam itu ada prinsip toleransi yang dikutip dari surat Al Kafirun yakni "lakum dinukum waliyadin" yang artinya bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Nah kita implementasikan itu dengan baik," tegasnya. (H-2)
Polda Metro Jaya masih melakukan pemeriksaan sejumlah saksi ahli pidana dalam kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Pendeta Gilbert Lumoindong.
Enam petugas penegak hukum dan seorang pendeta dilaporkan tewas dalam serangan terkoordinasi oleh pria bersenjata di provinsi Dagestan, Rusia.
Remaja berusia 16 tahun didakwa melakukan serangan teror setelah diduga menusuk seorang uskup di sebuah gereja di Sydney selama khotbah yang disiarkan langsung.
Uskup Mar Mari Emmanuel dari Sydney, yang diserang dengan kejam selama khotbah yang disiarkan langsung, menyatakan dia sedang pulih dan telah memaafkan penyerangnya.
Kepala intelijen utama Australia, Mike Burgess, menyatakan serangan pisau brutal di gereja di Sydney diduga dilakukan seorang individu, tanpa bukti langsung dari perencanaan yang lebih luas.
Polisi Australia menetapkan serangan brutal dengan pisau yang disiarkan langsung selama kebaktian di sebuah gereja di Sydney sebagai tindakan terorisme yang bermotif agama.
PUPUK terus semangat kepedulian kita terhadap sesama, serta nilai-nilai etika dan moralitas yang kita miliki untuk mewujudkan persatuan bangsa, pada momentum perayaan Idul Adha 1445 H
Idul Adha 1445 H, Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi, KH Abdullah Jaidi mengimbau kepada masyarakat untuk mulai menggemakan takbir dan syukur kepada Allah SWT
Sang Buddha telah mencontohkan perilaku toleran pada khotbahnya yakni Upali Sutra. Ketika itu Sang Buddha memutuskan menerima seorang pemuda bernama Upali
REKTOR Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, I Gusti Ngurah Sudiana mengucapkan selamat memperingati Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 BE/2024 kepada umat Buddha
Hari Kebangkitan Nasional menjadi momentum untuk merefleksikan perjuangan para pahlawan.
Perbedaan tidak boleh bermuara kepada perpecahan hingga menjadi duri dalam persatuan dan kehidupan bangsa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved