Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KAKBAH kadang disebut juga sebagai Baitullah. Secara terjemahan, Baitullah ialah rumah Allah. Namun ini bukan makna sebenarnya tetapi makna kiasan.
Bagaimana penjelasan tentang Baitullah yang terdapat di Surat Al-Baqarah ayat 125? Berikut tafsir Al-Qur'an surat tersebut oleh Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur.
وَإِذۡ جَعَلۡنَا ٱلۡبَیۡتَ مَثَابَةࣰ لِّلنَّاسِ وَأَمۡنࣰا وَٱتَّخِذُوا۟ مِن مَّقَامِ إِبۡرَ ٰهِـۧمَ مُصَلࣰّىۖ وَعَهِدۡنَاۤ إِلَىٰۤ إِبۡرَ ٰهِـۧمَ وَإِسۡمَـٰعِیلَ أَن طَهِّرَا بَیۡتِیَ لِلطَّاۤىِٕفِینَ وَٱلۡعَـٰكِفِینَ وَٱلرُّكَّعِ ٱلسُّجُودِ
Baca juga : Tafsir An-Nisa Ayat 79 tentang Kenikmatan dan Musibah
Wa idz ja'alnal baita matsaabatal lin naasi wa amnaa, wattakhidzuu mim maqaami ibraahiima mushallaa, wa 'ahidnaa ilaa ibraahiima wa ismaa'ila an thahhiraa baitiya lith thaa ifiina wal 'aakifiina war rukka'is sujuud.
Dan (ingatlah) ketika Kami menjadikan rumah (Kakbah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, "Sucikanlah rumah yang Aku muliakan (Kakbah) untuk orang-orang yang thawaf, orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!"
"Ayat ini tergolong ayat mutasyabihat. Ini karena makna zahirnya mengindikasikan seolah-olah Allah memiliki tempat tinggal, yaitu Kakbah," ujar Asyari.
Baca juga : Tafsir Shad Ayat 75-76: Iblis Tolak Sujud kepada Nabi Adam
Makna seperti itu, kata dia, ialah makna yang tidak benar. Dalihnya, makna zahir itu bertentangan dengan prinsip akidah Islam yang didasarkan pada ayat muhkamat dan dalil aqliy yang qath'i (tidak terbantahkan) bahwa Allah tidak serupa dan tidak membutuhkan pada makhluk-Nya.
Para ulama menakwilkan ayat itu أن طهرا بيتي. Takwilnya yaitu Kakbah ialah rumah yang dimuliakan oleh Allah, bukan rumah yang menjadi tempat tinggal Allah.
Idhafah (penyandaran) lafadz bait kepada Allah pada lafadz بيتي ialah idhafah at-tasyrif bahwa Allah memuliakan Kakbah.
Baca juga : Tafsir Adz-Dzariyat Ayat 47: Allah tidak Punya Tangan
Dalam ayat ini, Allah ta'ala memerintahkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail untuk menyucikan Kakbah dan Masjidil Haram.
Perintah ini bukan berarti bahwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail telah lalai atau tidak peduli dengan kesucian Kakbah dan Masjid Al-Haram, sehingga Allah memerintahkan keduanya untuk menyucikannya.
Namun maknanya yaitu perintah untuk menjaga kesucian Kakbah dan Masjid Al-Haram dan perintah untuk lebih lagi dalam menyucikan keduanya. Ini karena seorang nabi tidak ada yang lalai dalam menyucikan Kakbah dan Masjid Al-Haram.
Baca juga : Tafsir Surat Luqman Ayat 13 tentang Nasihat Lukman untuk Anaknya
Masjid Al-Haram disebut dengan Al-Haram karena masjid ini memiliki kemuliaan. Masjid ini memiliki keistimewaan-keistimewaan dan hukum-hukum khusus yang tidak dimiliki oleh masjid-masjid yang lain.
Di antara kemuliaan itu ialah salat di masjid ini pahalanya dilipatgandakan sampai 100.000 kali lipat. Di antara yang menunjukkan kemuliaan tersebut bahwa Allah mengidhafahkan lafadz bait kepada-Nya.
Demikianlah tafsir tentang Kakbah sebagai Baitullah dalam Surat ke-2 Al-Baqarah ayat 125. Semoga dapat dipahami. (Z-2)
Bagaimana asbabun nuzul Surat Al-A'la, apa saja kandungan dan keutamaannya, serta teks sekaligus terjemahannya? Berikut uraiannya yang dikutip dari berbagai sumber.
Surat Al-Buruj diturunkan setelah Surat Asy-Syams di Mekah sehingga tergolong Surat Makiyah. Ia diberi nama Al-Buruj, karena merujuk pada lafaz yang terdapat pada ayat pertama dari surat ini.
Al-Insyiqaq berarti terbelah/terbagi yang diambil dari ujung ayat pertama. Surat yang terdiri atas 25 ayat ini termasuk Surat Makiyah dan diturunkan sesudah Surat Al-Infithar.
AL-MUTHAFFIFIN merupakan surat ke-83 dalam juz 30 atau juz amma yang terakhir dalam Al-Qur'an. Surat ini terdiri atas 36 ayat dan termasuk dalam golongan Surat Makiyyah.
AL-INFITHAR berada di urutan surat nomor 82 pada kitab suci Al-Qur'an. Surah ini terdiri dari 19 ayat dan termasuk dalam juz ke-30 atau juz amma.
Salah satu surat dalam Juz 30 Al-Qur'an ialah At-Takwir. Artinya ialah menggulung. Surat yang terdiri atas 29 ayat ini termasuk dalam golongan surat Makiyah atau turun di Mekah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved