Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MENTERI Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menegaskan bahwa Indonesia terus menunjukkan kinerja aksi iklimnya kepada internasional. Upaya pengurangan emisi Indonesia pun dilakukan secara sistematis dalam koridor tata kelola karbon.
“Kita penting menunjukkan kepada internasional bahwa kita itu kerjanya berbobot, tidak hanya main-main, bagaimana cara mengambil keputusan, mengurai masalah, dan memformulasikannya menjadi aksi,” kata Menteri Siti usai membuka Workshop Pelaksanaan Result Based Contribution (RBC) Tahap 1 Norwegia di Jakarta, Kamis (22/2/2024).
Menteri Siti menyampaikan workshop kali ini tentang aksi iklim secara detail, yang dalam pelaksanaannya bersama-sama ada pemerintah pusat, pemda, NGO, dan akademisi.
Baca juga : Indonesia Jadi Contoh Internasional dalam REDD+ dan RBP Emisi Karbon
Workshop ini penting dilakukan tidak saja untuk suatu kerja implementasi aksi iklim yang sistematis, tetapi merupakan show-case dimana kerja aksi iklim khususnya dalam kerangka kerja FoLU Netsink 2030 di Indonesia, berlangsung secara sistematis dan dalam rambu-rambu carbon governance.
“Bagi internasional governance itu penting, begitu juga bagi Indonesia. Maka workshop ini diadakan agar supaya kerja kita itu sistematis, dengan begitu mereka tahu kita tidak main-main dengan dana internasional,” ujar Menteri Siti.
Lebih lanjut, Menteri Siti menyampaikan workshop ini juga sangat penting sebagai wujud kongkrit berupa kerja nyata dan sikap saling menghormati dalam kerja-kerja sama antar lembaga yang sangat penting sebagaimana tercantum dan MoU kerja sama RI-Norwegia.
Baca juga : Norwegia Bayarkan US$100 untuk FOLU Net Sink Indonesia
Bagi Indonesia, rangkaian langkah kerja Pemerintah Norwegia melalui RBC ini merupakan pengakuan sejalan dengan prestasi Indonesia dalam penurunan emisi GRK dari REDD+ dalam framework FoLU Netsink 2030.
Melalui Indonesia-Norwegia Partnership, Menteri Siti menjelaskan Indonesia sudah menerima Result Base Contribution (RBC) identik dengan RBP, sebesar USD 56 juta untuk pengurangan emisi pada tahun 2016/2017 sebesar 11,2 juta ton.
Dana tersebut di antaranya dimanfaatkan untuk Implementasi Indonesia FOLU Net Sink 2030 seperti yang dirinci pada workshop ini.
Baca juga : Emisi Karbon Indonesia Paling Rendah Kedua di ASEAN
Selanjutnya, RBC USD 100 juta untuk pengurangan emisi sebesar 20 juta ton CO2e dari emisi 2017/2018 dan 2018/2019.
“Saat ini, sedang mulai diproses untuk RBC IV untuk emisi dari 2019/2020, yang kita harapkan dengan prosedur yang ada secara internasional, sudah akan bisa diselesaikan dan didapat hasilnya pada akhir tahun 2024 ini,” katanya.
Dari sisi jumlah ton CO2e yang telah diberikan penghargaannya untuk saat ini kira-kira masih tidak lebih dari 100 juta ton CO2e. Angka ini masih jauh dibawah prestasi Indonesia yang telah menurunkan emisi GRK yang sudah mendapatkan verifikasi Sekretariat UNFCCC sekitar 577 juta ton.
Baca juga : Keberhasilan FOLU Net Sink 2030, Kerja Bersama Semua Pihak
Dengan kata lain, hingga saat ini untuk penanganan iklim khususnya Folu Netsink 2030 Indonesia masih sangat besar didukung oleh kekuatan dana pemerintah dan dari aktivitas masyarakat sendiri, terutama FoLU yang telah menjadi bagian dari aktivitas kehidupan sehari-hari menyangkut interaksi manusia Indonesia dengan alamnya.
Norwegia Akui Upaya RI Sangat Mengesankan
Pada kesempatan tersebut, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Rut Kruger Giverin, mengakui upaya Indonesia yang sangat mengesankan dalam upaya pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.
Baca juga : Menteri LHK Indonesia dan Norwegia Tanam Mangrove di Penajam Paser, Kaltim
Ia mengungkapkan pihaknya memiliki mekanisme di mana Norwegia memberikan kontribusi kepada Indonesia atas hasil pengurangan emisi GRK yang diverifikasi oleh pihak ketiga yaitu konsultan internasional yang independen.
Selanjutnya, dana tersebut dikelola melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dan disalurkan untuk mendukung rencana implementasi Folu Net Sink 2030.
“Jadi ada transparansi dalam penggunaan dana, ada prosedur tata kelola yang baik. Sejauh ini kami sangat terkesan dengan upaya pengelolaan dana lingkungan hidup dan komitmen Ibu Menteri Nurbaya serta KLHK untuk memastikan bahwa dana tersebut dikelola dengan sangat baik," jelas Rut Kruger Giverin.
"Agenda hari ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk membahas hal ini secara lebih rinci dan memastikan bahwa kontribusi selanjutnya juga dikelola dengan cara yang sangat profesional,” ungkapnya.
Workshop turut dihadiri Dirut BPDLH, penasihat Senior Menteri LHK; Pejabat Tinggi Madya dan Pratama lingkup KLHK, Kemenkeu dan BRGM; Tim Indonesia's FOLU Net Sink 2030; Dewan Pengawas BPDLH; Peneliti dan Pemerhati Perubahan Iklim; Pemerintah Daerah; dan mitra kerja. (RO/S-4)
Tim Gakkum KLHK telah melakikan penyegalan pada lahan yang terbakar. Penyegelan dilakukan sebagai tanda dimulainya penyelidikan atas dugaan unsur kesengajaan dalam pembukaan lahan HPK
Festival LIKE pertama di 2023 lebih menekankan pada strategi FOLU Net Sink 2030 dan perhutanan sosial, maka tahun ini Festival LIKE 2 akan menekankan pada teknologi ramah iklim.
Masalah utama pada polusi di Jakarta ialah sektor transportasi. Dalam studi yang tengah dilakukan, memperbaiki emisi dari kendaraan berat seperti truk dan mengkonversi kendaraan bensin
LOCAL Conference of Youth Indonesia 2024 mengadakan pre-event dengan tema Youth Synergy in Local Conference of Youth Indonesia di Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup Kementerian Keuangan.
Komitmen dalam pengurangan sampah merupakan langkah penting dalam menangani permasalahan sampah, dan sinergi dalam pelaksanaannya sangat diperlukan.
Keberadaan mangrove krusial secara nilainya baik ekologi, sosial maupun ekonomi. Namun demikian tantangannya juga cukup besar.
AO menyebut ada tren penurunan deforestasi dunia. Laju kehilangan hutan bakau global bruto menurun sebesar 23% antara tahun 2000-2010 dan 2010-2020.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, dan Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen, menyepakati penguatan kerja sama pengelolaan hutan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Bezos Earth Fund (BEF) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang menandakan kemitraan penting antara kedua belah pihak.
Nantinya, kegiatan-kegiatan masyarakat terkait dengan aksi penyelamatan lingkungan yang membutuhkan dana sebesar US$ 1.000 hingga US$50 ribu bisa mengakses tersebut.
Pengukuran deforestasi di Indonesia perlu menggunakan metode yang tepat
Izin ormas diatur lewat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2024 tentang Perubahan atas PP Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu bara
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved