Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
FENOMENA ‘Fear of Missing Out’ (FOMO) menjadi bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan ketika kita berada di era yang dipenuhi informasi dan aktivitas beragam. Kecemasan akan takutnya ketinggalan tren tertentu, kian menjadi keresahan baru.
Sebagai seorang pakar Sosiologi dan dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Abdus Salam menilai bahwa manusia sebagai makhluk sosial memiliki keinginan untuk diakui oleh orang lain.
“Jika melihat dari perspektif sosiologi, ini termasuk dalam teori achievement mendorong seseorang berkompetisi meningkatkan kualitas diri,” papar Salam, seperti dikutip dari situs resmi UMM, Rabu (24/1).
Baca juga : FOMO, Fenomena Unik di Tengah Kehadiran Blackpink
Salam menjelaskan fenomena ini tak lepas kaitannya dengan perkembangan teknologi, termasuk gawai. Hal ini tentu akan merenggangkan hubungan antar sesama dan menimbulkan kesenjangan sosial.
Baca juga : Nge-Blackpink, Rachel Malah Disebut Fomo
“Saat ini citra dan fakta susah dibedakan, mengingat semua kegiatan dengan gampangnya diposting di media sosial," paparnya.
Meski paparan FOMO tidak dapat dihindari, tetapi FOMO juga bisa berdampak positif terhadap diri sendiri. Berikut cara mengubah FOMO menjadi hal yang bermanfaat bagi diri.
Mengubah FOMO menjadi hal baik untuk diri ialah dengan tetap harus diimbangi dengan pola interaksi sosial seperti aktif berkontribusi dan berpartisipasi pada kegiatan di lingkungan masyarakat.
Dalam suatu kegiatan atau acara tertentu, sejumlah orang cenderung untuk berpartisipasi dalam aktivitas bersama, menciptakan jejaring sosial yang lebih kuat. FOMO juga berperan dalam memotivasi individu untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek sosial dan amal.
"Ketika seseorang merasa terdorong untuk tidak ketinggalan terhadap upaya kemanusiaan atau proyek-proyek sosial, ini dapat menciptakan gelombang positif solidaritas dan kontribusi masyarakat," tuturnya.
"Bahkan fenomena ini juga dapat menaikkan popularitas seseorang. Contohnya pendakwah di Madura yang tiba-tiba viral karena aksi dakwahnya yang dilakukan di sosial media,” lanjutnya.
Selain itu, ketika kita melihat tren dan mengalami FOMO, hal ini juga dapat memotivasi kita untuk mengikuti perkembangan terkini dalam berbagai bidang. Sehingga, menciptakan iklim yang terus berinovasi dan mengembangkan minat baru.
Sebagai contoh nyata, Salam mencatat salah satu sisi positif dari FOMO adalah tren penjualan di Tiktok. “Ini adalah momentum berjualan yang dapat menunjang perekonomian, masyarakat dapat berkreasi dengan bebas melalui tren ini. Ini menjadi fakta sosial yang tidak bisa dihindari,” catatnya.
Salam juga menyoroti bahwa FOMO dapat mengubah paradigma sosial. Hal ini dikarenakan FOMO menjadikan masyarakat lebih terbuka terhadap keberagaman dan perkembangan budaya.
Sebenarnya karakter yang terbentuk di masa dewasa adalah hasil dari kebiasaan-kebiasaan yang dibangun sejak kecil.
BEBERAPA kebiasaan sehari-hari yang tampaknya sepele bisa berdampak negatif pada fungsi otak kita dan mempercepat risiko pikun. Ini lima di antaranya.
Tanpa disadari lima kebiasaan ini dapat memicu penyakit kencing manis atau diabetes.
Seringkali, bangun di pagi hari dengan perasaan yang tidak enak tanpa alasan yang jelas bisa jadi akibat dari tidur yang kurang nyenyak di malam hari.
Kita sering kali mengabaikan kebiasaan-kebiasaan kecil yang sebenarnya memiliki dampak besar terhadap kesehatan.
Memulai hari dengan kebiasaan sehat dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan dan umur panjang.
Untuk mencegah kegagalan resolusi seperti tahun-tahun sebelumnya, coba ikuti beberapa langkah ini.
Pada masa transisi dari pandemi ke endemi dan seterusnya, seharusnya tidak membuat masyarakat meninggalkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Dengan demikian masyarakat perlu beradaptasi dalam norma baru seperti menggunakan masker dan kebiasaan mencuci tangan
SEKTOR perikanan saat ini tengah menghadapi situasi sulit.
RELATIF terkendalinya penyebaran Covid-19 di tanah air saat ini bukti dari kesungguhan anak bangsa yang mau belajar dari pengalaman penanganan Covid-19 sebelumnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved