Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MUSIBAH pasti menimpa seluruh manusia. Berbagai macam musibah dirasakan manusia seperti banjir, polusi, dan kekeringan. Namun, orang beriman meyakini bahwa semua musibah yang terjadi telah ditetapkan Allah subhanahu wa ta'ala dalam Lauh Mahfuzh sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Hadid ayat 22.
Bagaimana penjelasan atau tafsir Surat Al-Hadid ayat 22 tentang musibah dan Lauh Mahfuzh? Berikut pemaparan dari Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur, berdasarkan pemahaman ahlussunnah wal jamaah.
مَاۤ أَصَابَ مِن مُّصِیبَةࣲ فِی ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِیۤ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِی كِتَـٰبࣲ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَاۤۚ إِنَّ ذَ ٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ یَسِیرࣱ
Maa ashaaba mim mushiibatin fil ardhi wa laa fī anfusikum illaa fii kitaabim ming qabli an nabra ahaa, inna dzaalika 'alallaahi yasiir.
Baca juga: Tafsir Al-Maidah Ayat 64: Orang Yahudi Anggap Allah Kikir
Tidak ada musibah yang terjadi di bumi dan tidak pada diri kalian kecuali ada dalam catatan (Lauh Al-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakan jiwa kalian. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa segala musibah yang terjadi, baik di bumi atau pada diri manusia telah tercatat di Al-Lauh Al-Mahfuzh.
Baca juga: Tafsir Al-Fath Ayat 10: Baiat Nabi Muhammad dengan Sahabat
Musibah yang terjadi di bumi seperti kekeringan, kebakaran, banjir, gempa bumi, gagal panen dan semacamnya.
Musibah yang terjadi pada diri seseorang seperti sakit, kelaparan, matinya anak-anak, dan semacamnya.
"Al-Lauh Al-Mahfuzh ialah makhluk Allah yang berada di atas langit ketujuh. Bentuknya semacam papan tulis yang berukuran sangat besar," kata Asyari.
Baca juga: Takwil Allah Lebih Dekat kepada Manusia daripada Urat Lehernya
Al-Lauh Al-Mahfuzh termasuk di antara makhluk-makhluk Allah yang pertama diciptakan. Allah memerintahkan pada Al-Qalam Al-A'la untuk menulis segala sesuatu yang akan terjadi di alam semesta (termasuk musibah) di Al-Lauh Al-Mahfuzh.
Setiap tahun di malam qadr (lailatul qadr), para malaikat naik ke langit ketujuh untuk mencatat segala yang akan terjadi di alam semesta selama satu tahun dari Al-Lauh Al-Mahfuzh.
Baca juga: Tafsir Al-Baqarah Ayat 186 tentang Takwil Kedekatan Allah
Hal itu dijelaskan Allah ta'ala dalam Surat Ad-Dukhan ayat 4.
فِیهَا یُفۡرَقُ كُلُّ أَمۡرٍ حَكِیمٍ
Pada malam itu (lailatul qadr) dijelaskan segala urusan yang telah ditentukan dengan pasti.
Baca juga: Tafsir An-Nisa' Ayat 56 tentang Siksa Neraka pada Tubuh
Para malaikat ditugaskan mengatur sebagian alam semesta sesuai dengan ketetapan (taqdir) dan kehendak (iradah) Allah yang ditulis dalam Al-Lauh Al-Mahfuzh.
Karena segala musibah yang terjadi di bumi dan pada diri manusia merupakan takdir Allah, wajib bagi manusia untuk rida dengan takdir tersebut.
Baca juga: Tafsir Al-Qashash 88 Menyembah Allah yang tidak Pernah Hancur
Manusia tidak boleh protes kepada ketetapan Allah. Protes terhadap takdir Allah termasuk salah satu bentuk kekufuran.
Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan bahwa semua musibah yang terjadi di bumi seperti kekeringan, kurangnya buah-buahan, dan lain-lain atau yang terjadi pada diri kalian seperti sakit, miskin, mati dan lain-lain telah tercatat dalam Al-Lauh Al-Mahfuzh.
Tafsir Al-Baqarah Ayat 115: Timur dan Barat Ciptaan Allah
Musibah itu juga telah ada dalam ilmu Allah sejak sebelum semua terjadi. Hal itu sangat mudah bagi Allah, karena ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.
Pakar fikih dan tafsir negeri Suriah Syaikh Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Wajiz menguraikan bahwa tidaklah yang menimpa manusia berupa musibah di bumi seperti kegersangan, kurangnya buah-buahan, wabah penyakit tanaman, mahalnya harga, dan lain-lain serta musibah yang menimpa manusia seperti sakit, kefakiran, dan kehilangan anak, kecuali telah ditulis di Lauhil Mahfuzh sebelum Allah menciptakan apapun. Bagi Allah SWT, menetapkan hal itu dalam kitab-Nya merupakan perkara yang mudah dan gampang.
Menurut Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, hikmah dari keterangan ayat itu ialah Allah menenangkan hamba-hamba-Nya bahwa segala musibah yang menimpa mereka di bumi merupakan perkara yang telah ditetapkan dan tertulis dalam Lauhul Mahfuzh sebelum mereka diciptakan. Penetapan yang agung ini sangat mudah bagi Allah.
Baca juga: Surat Al-Fatihah, Nama-Namanya, dan Keutamaan
Hal ini agar manusia tidak bersedih akibat kenikmatan dunia yang tidak kalian dapatkan dan agar mereka tidak merasa sombong karena mendapat kenikmatan itu. Allah tidak menyukai setiap orang yang menyombongkan rezeki yang Allah berikan kepadanya.
Orang-orang yang menyombongkan diri itu ialah yang enggan menginfakkan harta mereka di jalan Allah dan yang mendorong orang lain agar tidak menginfakkan hartanya. Dan barangsiapa enggan menginfakkan hartanya, sungguh Allah Maha Kaya, tidak membutuhkan makhluk-Nya, dan Dia Maha Terpuji dalam segala hal. (Z-2)
Bagaimana asbabun nuzul Surat Al-A'la, apa saja kandungan dan keutamaannya, serta teks sekaligus terjemahannya? Berikut uraiannya yang dikutip dari berbagai sumber.
Surat Al-Buruj diturunkan setelah Surat Asy-Syams di Mekah sehingga tergolong Surat Makiyah. Ia diberi nama Al-Buruj, karena merujuk pada lafaz yang terdapat pada ayat pertama dari surat ini.
Al-Insyiqaq berarti terbelah/terbagi yang diambil dari ujung ayat pertama. Surat yang terdiri atas 25 ayat ini termasuk Surat Makiyah dan diturunkan sesudah Surat Al-Infithar.
AL-MUTHAFFIFIN merupakan surat ke-83 dalam juz 30 atau juz amma yang terakhir dalam Al-Qur'an. Surat ini terdiri atas 36 ayat dan termasuk dalam golongan Surat Makiyyah.
AL-INFITHAR berada di urutan surat nomor 82 pada kitab suci Al-Qur'an. Surah ini terdiri dari 19 ayat dan termasuk dalam juz ke-30 atau juz amma.
Salah satu surat dalam Juz 30 Al-Qur'an ialah At-Takwir. Artinya ialah menggulung. Surat yang terdiri atas 29 ayat ini termasuk dalam golongan surat Makiyah atau turun di Mekah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved