Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ORANG Islam mesti memiliki keimanan kepada Allah subhanahu wata'ala dan Nabi Muhammada shallallahu alahi wasallam tanpa ada keraguan sedikit pun. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur'an Surat Al-Hujurat ayat 15.
Bagaimanakah tafsir Surat Al-Hujurat ayat 15 terkait keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya tanpa keraguan? Berikut penjelasannya oleh Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur.
Innamal mu' minuunal ladziina aamanuu billaahi wa rasuulihii tsumma lam yartaabuu wa jaahaduu bi amwaalihim wa anfusihim fii sabiilillaah, ulaa ika humush shaadiquun.
Baca juga: Tafsir Ali Imran 19: Islam Diridai Allah dan Agama para Nabi
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu serta mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka kepada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.
Yang dibahas kali ini fokus pada potongan ayat Surat Al-Hujurat ayat 15.
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ لَمۡ یَرۡتَابُوا۟
Innamal mu' minuunal ladziina aamanuu billaahi wa rasuulihii tsumma lam yartaabuu.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu.
Baca juga: Tafsir Al-An'am 103 Manusia tidak Dapat Melihat Allah di Dunia
"Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan mereka tidak ragu-ragu," tutur Asyari.
Beriman kepada Allah berarti meyakini bahwa Allah itu ada dan Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya, ada tanpa permulaan dan tanpa penghabisan. Dia bukan benda dan tidak disifati dengan sifat benda. Allah ada tanpa tempat dan arah.
Baca juga: Tafsir Al-Qiyamah Ayat 22-23 di Akhirat Allah Dapat Dilihat
Berikut perkataan Al-Imam Ahmad Ar-Rifa'iy radhiyallahu 'anhu.
غاية المعرفة بالله الايقان بوجوده تعالى بلا كيف ولا مكان
Puncak dari makrifatullah (pengenalan seseorang kepada Allah) ialah meyakini (tanpa ragu) keberadaan Allah dengan tanpa kaif (sifat makhluk) dan ada tanpa tempat.
Baca juga: Tafsir Ibrahim Ayat 10 tidak Ada Keraguan tentang Keberadaan Allah
Beriman kepada Rasulullah berarti meyakini dengan tanpa ragu bahwa Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththolib bin Hasyim bin Abdi Manaf yang berasal dari suku Quraisy ialah hamba dan utusan Allah.
Beriman kepada Rasulullah juga berarti membenarkan semua yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, baik tentang hal-hal yang telah terjadi pada masa lalu, hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang baik di dunia, alam kubur, maupun akhirat, dan tentang tahlil (penghalalan) dan tahrim (pengharaman) suatu perkataan atau perbuatan.
Baca juga: Tafsir Al-Qur'an Berbahasa Arab dengan Kalam Allah bukan Huruf
Terkait itu, As Syaikh Ahmad al Marzuki menanggapinya.
وكل ما أتى به الرسول # فحقه التسليم والقبول
Setiap sesuatu yang dibawa Rasul, haknya ialah untuk diterima.
Baca juga: Tafsir An-Nisa 164: Kalam Allah bukan Huruf dan Suara
"Ayat di atas juga menjelaskan bahwa ragu-ragu terhadap Allah dan Rasul-Nya ialah kekufuran," tutur Asyari. Ragu terhadap Allah yang termasuk kekufuran yakni ragu terhadap adanya Allah, ragu terhadap kekuasaan Allah, ragu terhadap kemahatahuan Allah, ragu terhadap keesaan Allah, dan meragukan salah satu sifat wajib Allah yang lain.
Ragu terhadap Rasulullah yang tergolong sebagai kekufuran yaitu ragu terhadap kerasulan nabi Muhammad atau apakah Muhammad itu Rasul Allah atau bukan.
Baca juga: Tafsir An-Najm Ayat 42: Zat Allah tidak Dapat Dibayangkan
Keraguan itu muncul karena ilmu yang belum ada atau sedikit. Untuk menghilangkan keragu-raguan itu yaitu dengan ilmu sampai menemui keyakinan. Tidak ada obat yang paling manjur dalam mengobati keraguan kecuali ilmu yang diyakini. Wallahu a'lam bish shawab. (Z-2)
Bagaimana asbabun nuzul Surat Al-A'la, apa saja kandungan dan keutamaannya, serta teks sekaligus terjemahannya? Berikut uraiannya yang dikutip dari berbagai sumber.
Surat Al-Buruj diturunkan setelah Surat Asy-Syams di Mekah sehingga tergolong Surat Makiyah. Ia diberi nama Al-Buruj, karena merujuk pada lafaz yang terdapat pada ayat pertama dari surat ini.
Al-Insyiqaq berarti terbelah/terbagi yang diambil dari ujung ayat pertama. Surat yang terdiri atas 25 ayat ini termasuk Surat Makiyah dan diturunkan sesudah Surat Al-Infithar.
AL-MUTHAFFIFIN merupakan surat ke-83 dalam juz 30 atau juz amma yang terakhir dalam Al-Qur'an. Surat ini terdiri atas 36 ayat dan termasuk dalam golongan Surat Makiyyah.
AL-INFITHAR berada di urutan surat nomor 82 pada kitab suci Al-Qur'an. Surah ini terdiri dari 19 ayat dan termasuk dalam juz ke-30 atau juz amma.
Salah satu surat dalam Juz 30 Al-Qur'an ialah At-Takwir. Artinya ialah menggulung. Surat yang terdiri atas 29 ayat ini termasuk dalam golongan surat Makiyah atau turun di Mekah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved