Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Ayat Kursi dengan Terjemahan dan Tafsir Sekilas

Wisnu Arto Subari
05/10/2023 21:20
Ayat Kursi dengan Terjemahan dan Tafsir Sekilas
Ayat Kursi.(Dok Instagram.)

AYAT Kursi tergolong yang paling agung dalam Al-Qur'an. Penyebabnya yaitu ayat ini berisi tentang pengesaan Allah subhanahu wa ta'ala (SWT) dan menjelaskan sifat-sifat Allah. Ayat Kursi ada di dalam surat ke-2 Al-Baqarah pada ayat 255.

Banyak umat Islam yang menghafal Ayat Kursi, tetapi tidak banyak yang paham makna dan tafsirnya. Karenanya, tulisan kali ini menyampaikan tafsir singkat Ayat Kursi. Ini dijelaskan oleh Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur. Artikel juga mencakup tulisan atau bacaan Ayat Kursi dalam bahasa Arab, bahasa Latin, dan terjemahannya.   

Ayat Kursi

Ayat Kursi terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 255. Berikut penjabaran Ayat Kursi. 

Baca juga : Tafsir Ar-Ra'd Ayat 11: Hubungan Nikmat Allah dengan Kemaksiatan

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ۗ مَن ذَا ٱلَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا

بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ ۖ وَلَا

يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ ٱلْعَلِىُّ ٱلْعَظِيمُ

Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta' khudzuhuu sinatuw wa laa nauum, lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh, man dzalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum, wa laa yuhiithuuna bisyai im min 'ilmihii illaa bimaa syaa', wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh, wa laa ya uuduhuu hifdzuhumaa, wa huwal 'aliyyul 'azhiim.

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya semua yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui semua yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apapun dari ilmu Allah melainkan yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Penjelasan Ayat Kursi

Mari kita bahas satu per satu.

Baca juga : Tafsir An-Nisa Ayat 79 tentang Kenikmatan dan Musibah

ٱللَّهُ لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ

Allaahu laa ilaaha illaa huwa.

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia.

Kalimat ini disebut dengan kalimah At-Tauhid atau At-Tahlil. Kalimat inilah yang diajarkan seluruh para nabi dari Nabi Adam sampai dengan Nabi Muhammad. Kalimat ini ialah kalimat zikir yang paling mulia.

Baca juga : Tafsir Adz-Dzariyat Ayat 47: Allah tidak Punya Tangan

Rasulullah ﷺ bersabda:

أَفْضَلُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَأَفْضَلُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ

Sebaik-baik doa ialah doa pada Hari Arafah, sebaik-baik yang pernah aku baca dan juga nabi-nabi sebelumku ialah Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah. Hadis ini diriwayatkan Malik.

Baca juga : Takwil Allah Lebih Dekat kepada Manusia daripada Urat Lehernya

Berikut makna ayat ini.

لا معبود بحق الا الله

Laa ma'buuda illallah.

Baca juga : Tafsir An-Nisa' Ayat 56 tentang Siksa Neraka pada Tubuh

Tidak ada yang diibadahi dengan hak kecuali hanya Allah.

Ilaah secara bahasa berarti yang disembah (diibadahi) dengan benar. Karenanya, jika dimutlakkan, ketika disebut ilaah, yang dimaksud ialah Allah.

Pembatasan (qaid) dengan kata bihaqqin (dengan hak/benar) dalam makna kalimah tauhid di atas, karena ada sesuatu selain Allah yang disembah orang-orang musyrik. Semua itu disembah/diibadahi secara batil/salah.

Baca juga : Tafsir Al-Qashash 88 Menyembah Allah yang tidak Pernah Hancur

Allah satu-satunya zat yang berhak disembah karena Dialah satu-satunya khaaliq (zat yang mengadakan makhluk dari tidak ada menjadi ada). Karena ini pula Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari (Imam Ahlussunnah wal Jamaah) memaknai kalimah ini.

لا خالق الا الله

Laa khaliqa illalllah.

Baca juga : Tafsir Surat Fushilat Ayat 46 Allah tidak Berbuat Zalim

Tidak ada pencipta selain hanya Allah.

Ibadah menurut para ahli bahasa seperti As-Subkiy, Al-Azhariy, Az-Zajaj, Al-Farra', Az-Zabidi, dan lainnya yaitu puncak perendahan diri atau ketaatan yang disertai dengan ketundukan. "Ibadah di sini maknanya bukan sekadar taat, tunduk, doa atau memanggil, tawassul, atau istighatsah seperti yang dikatakan oleh kelompok wahabi," ujar Asyari. Wahabi mensyirikkan orang yang bertawasul dengan nabi atau wali dengan dalih bahwa itu beribadah kepada selain Allah, bertentangan dengan kalimah tauhid.

Menurutnya, itu akibat dari kebodohan orang-orang wahabi terhadap makna ibadah. Maksud dari kalimat tauhid ialah menafikkan sifat ketuhanan dari selain Allah dan menetapkannya hanya kepada Allah ta'ala.

Baca juga : Tafsir Al-Qur'an tentang Allah Maha Kaya dari Alam Semesta

ٱلۡحَیُّ ٱلۡقَیُّومُۚ

Alhayyul qayyuum.

Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).

Allah itu Al-Hayyu berarti Allah ialah zat yang bersifat hidup azaliyah (tanpa permulaan) dan abadiyah (tanpa penghabisan). Ini berbeda dengan hidup makhluk yang haaditsah (berpermulaan). Hidup makhluk membutuhkan roh, darah, daging, dan tulang. Hidupnya Allah tidak membutuhkan pada roh, darah, daging, dan tulang.

Baca juga : Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat 15 Iman tanpa Keraguan

Allah itu Al-Qayyum. Para ulama menafsirkan Al-Qayyum dengan dua makna.

1. Zat yang abadi, zat yang tidak berubah.

2. Zat yang mengatur urusan makhluk-Nya.

Baca juga : Tafsir Al-An'am 103 Manusia tidak Dapat Melihat Allah di Dunia

لَا تَأۡخُذُهُۥ سِنَةࣱ وَلَا نَوۡمࣱۚ لَّهُۥ

Laa ta' khudzuhuu sinatuw walaa nauum.

Allah ialah zat yang tidak terkenai oleh mengantuk dan tidur. Perbedaan nawm (tidur) dan sinah (mengantuk) bahwa orang yang tidur itu hilang akalnya dan tidak mendengar perkataan orang yang ada di dekatnya.

Sedangkan orang yang mengantuk masih bisa mendengar perkataan orang yang ada di dekatnya tetapi dia tidak bisa memahaminya. 

Baca juga : Tafsir Al-Qiyamah Ayat 22-23 di Akhirat Allah Dapat Dilihat

له مَا فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَمَا فِی ٱلۡأَرۡضِۗ

Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh.

Kepunyaan-Nya semua yang di langit dan di bumi. 

Allah ialah pemilik alam semesta, karena Allah yang telah menciptakannya (mengadakannya dari tidak ada menjadi ada). Allah pemilik segala sesuatu yang ada di langit yang tujuh. Makhluk yang ada di langit ialah para malaikat, Sidratu Al-Muntaha, Al-Arsy, Al-Lauh Al-Mahfudz, Al-Qalam Al-A'la, surga, dan lainnya. 

Baca juga : Tafsir Ibrahim Ayat 10 tidak Ada Keraguan tentang Keberadaan Allah

Allah pemilik segala sesuatu yang ada di bumi yang tujuh. Makhluk yang ada di bumi ialah manusia, jin, binatang, tumbuh-tumbuhan, batu, dan lainnya. 

Hal itu difirmankan Allah SWT dalam Surat Thaha ayat 6.

لَهُۥ مَا فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَمَا فِی ٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَیۡنَهُمَا وَمَا تَحۡتَ ٱلثَّرَىٰ

Baca juga : Tafsir Al-Qur'an Berbahasa Arab dengan Kalam Allah bukan Huruf

Kepunyaan-Nya semua yang di langit dan di bumi dan yang ada di antara keduanya, dan yang ada di bawah tanah.

Kepemilikan manusia terhadap harta benda termasuk kepemilikan majaziy. Kepemilikan yang tunduk pada aturan Allah ta'ala (Sang Pemilik yang hakiki).

مَن ذَا ٱلَّذِی یَشۡفَعُ عِندَهُۥۤ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ

Man dzalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih. 

Baca juga : Tafsir An-Nisa 164: Kalam Allah bukan Huruf dan Suara

Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya.

Orang yang bisa memberi syafaat ialah orang yang mendapatkan izin Allah untuk memberikan syafaat. Mereka ialah para nabi, para malaikat, dan para wali.

Syafaat secara bahasa berarti meminta kebaikan dari orang lain untuk orang lain. Sedangkan syafaat secara istilah ialah orang-orang yang memberi syafaat meminta digugurkannya siksa kepada Allah untuk para pelaku dosa besar.

Baca juga : Tafsir An-Najm Ayat 42: Zat Allah tidak Dapat Dibayangkan

Orang yang berhak mendapatkan syafaat adalah pelaku dosa besar dari kaum muslimin. Rasulullah ﷺ bersabda, "Syafaatku untuk pelaku dosa besar dari umatku." 

Orang kafir tidak bisa mendapatkan syafaat. Ini dijelaskan dalam firman Allah pada Surat Al-Anbiya' 28.

وَلَا یَشۡفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ٱرۡتَضَىٰ 

Baca juga : Tafsir Surat Al-Anbiya Ayat 22: Tuhan Mustahil Berbilang

Dan mereka tidak memberikan syafaat kecuali untuk orang yang Allah ridai (seorang muslim). 

یَعۡلَمُ مَا بَیۡنَ أَیۡدِیهِمۡ وَمَا خَلۡفَهُمۡۖ

Ya'lamu maa baina aidiihim wa maa khalfahum.

Allah mengetahui semua yang di hadapan mereka dan di belakang mereka.

Baca juga : Surat Al-Ikhlas dan Terjemahannya, Penyebab Turun, Tafsir Sifat Allah 

Allah ta'ala mengetahui segala sesuatu. Ini mencakup Allah mengetahui semua yang ada di depan menusia dan semua yang di belakang mereka, mengetahui yang terjangkau oleh indra manusia (zahir) dan yang tidak terjangkau indra manusia (gaib).

Ayat ini diperkuat oleh ayat-ayat lain yang sangat banyak. Berikut sejumlah firman Allah yang menguatkan.

وَأَنَّ ٱللَّهَ قَدۡ أَحَاطَ بِكُلِّ شَیۡءٍ عِلۡمَۢا

Baca juga : Tafsir Ali 'Imran 73: Bantah Bani Israil, Karunia Kenabian Milik Allah

Dan sesungguhnya ilmu Allah meliputi segala sesuatu. (Surat Ath-Thalaq 12).

إِنَّ ٱللَّهَ لَا یَخۡفَىٰ عَلَیۡهِ شَیۡءࣱ فِی ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِی ٱلسَّمَاۤءِ

Sesungguhnya tidak samar bagi Allah sesuatu yang ada di bumi dan sesuatu yang di langit. (Surat Ali 'Imran 5).

Baca juga : Tafsir Shad Ayat 75-76: Iblis Tolak Sujud kepada Nabi Adam

قُل لَّا یَعۡلَمُ مَن فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَٱلۡأَرۡضِ ٱلۡغَیۡبَ إِلَّا ٱللَّهُۚ

Dan katakanlah, "Tidak ada orang yang di langit dan di bumi yang mengetahui semua yang gaib kecuali hanya Allah." (Surat An-Naml 65).

Perlu dicatat, ilmu Allah ialah ilmu yang azali (tidak berpermulaan) dan abadi (tidak berpenghabisan). Ilmu Allah tidak berubah-ubah, tidak bertambah dan tidak berkurang, tidak didahului oleh kebodohan. Ini berbeda dengan ilmu makhluk yang selalu berubah, bertambah, berkurang, dan didahului kebodohan.

Baca juga : Tafsir Al-Maidah Ayat 64: Orang Yahudi Anggap Allah Kikir

وَلَا یُحِیطُونَ بِشَیۡءࣲ مِّنۡ عِلۡمِهِۦۤ إِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ

Wa laa yuhiithuuna bisyai im min 'ilmihii illaa bimaa syaa'. 

Dan mereka tidak mengetahui apapun dari ilmu Allah melainkan hal yang dikehendaki-Nya.

Tidak ada seorang pun makhluk yang mengetahui semua perkara yang Allah ketahui. Ilmu makhluk terbatas pada sesuatu yang telah terjadi atau sedang terjadi. Itu pun hanya sebagian kecil. Makhluk tidak mengetahui sesuatu yang akan terjadi.

Baca juga : Tafsir Surat Al-Mu'minun Ayat 16 tentang Hari Kebangkitan

Tidak ada yang mengetahui semua yang gaib kecuali hanya Allah. Tidak boleh diyakini bahwa nabi mengetahui semua yang diketahui oleh Allah. Karena itu berarti menyerupakan Allah dengan makhluk.

Sebagian kecil perkara yang gaib, makhluk mengetahuinya karena Allah memberi tahu mereka melalui para Nabi-Nya. Sebut saja peristiwa kiamat, keberadaan surga, neraka, Al-Arsy, Sidratul Muntaha, dan semacamnya.

وَسِعَ كُرۡسِیُّهُ ٱلسَّمَـٰوَ ٰ⁠تِ وَٱلۡأَرۡضَۖ وَلَا یَـُٔودُهُۥ حِفۡظُهُمَاۚ

Wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh wa laa ya uuduhuu hifdzuhumaa.

Baca juga : Tafsir At-Taubah 40 tentang Munafik dan Allah Menolong Nabi

Kursi Allah meliputi langit dan bumi dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya.

Para ulama berbeda pendapat tentang makna Al-Kursi dalam ayat ini. Sebagian memaknainya dengan Al-Kursi yang merupakan makhluk Allah yang berada di atas langit ketujuh dengan ukuran sangat besar.

Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidaklah langit yang tujuh dibandingkan Al-Kursi melainkan seperti cincin yang dilemparkan di padang pasir dan perbandingan Arsy dengan Al-Kursiy seperti padang pasir dengan cincin." (HR Ibnu Hibban).

Baca juga : Tafsir Surat Al-A'raf Ayat 180 terkait Asmaul Husna

Sebagian ulama menakwil Al-Kursi dengan ilmu Allah. Ini berarti ilmu Allah meliputi tujuh langit dan bumi. Ini menjadi penakwilan sahabat Nabi yang ahli tafsir Al-Qur'an yaitu Ibnu Abbas.

"Waspadalah terhadap keyakinan wahabi yang sesat dengan mengatakan bahwa Al-Kursiy menjadi tempat telapak kaki Allah," tutur Asyari. Dengan keyakinan ini mereka telah menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya. 

وَهُوَ ٱلۡعَلِیُّ ٱلۡعَظِیمُ

Wa huwal 'aliyyul 'azhiim.

Baca juga : Tafsir Al-An'am Ayat 101 tentang Allah Pencipta Segala Sesuatu

Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Allah itu Al-'Aliy berarti zat yang maha tinggi kedudukan dan derajatnya. Nama Allah ini tidak berarti bahwa Allah berada di tempat yang tinggi atau memiliki badan yang tinggi, karena Allah ta'ala ada sebelum terciptanya tempat atau tanpa tempat dan Allah bukan jisim/badan yang memiliki ukuran sebagaimana makhluk.

Allah itu Al-Azhim berarti zat yang agung atau besar kekuasaannya. Ini karena segala sesuatu selain Dia berada dalam kekuasaan-Nya.

Baca juga : Tafsir Surat Al-Ma'idah Ayat 35 tentang Wasilah dan Tawasul

Tidak boleh diyakini bahwa Allah itu besar ukuran badannya. Ini karena sesuatu yang berukuran membutuhkan pada yang menjadikannya pada ukuran tersebut. Sesuatu yang membutuhkan kepada selainnya itu lemah. Sesuatu yang lemah ialah makhluk, bukan Tuhan. Wallahu a'lam. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya