Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PENINGGALAN alat-alat manusia purba menjadi jendela ajaib yang mengungkap rahasia mendalam tentang peradaban prasejarah. Alat-alat sederhana yang dihasilkan dengan ketekunan luar biasa oleh tangan manusia purba pada zaman batu mengungkapkan kehebatan dan kreativitas mereka dalam bertahan hidup di lingkungan yang keras dan penuh tantangan.
Mulai dari peralatan serbaguna hingga senjata primitif, setiap objek tersebut mengisahkan kisah panjang perjuangan dan adaptasi manusia purba dalam mengatasi segala rintangan alam.
Melalui penelitian yang mendalam, kita akan memahami lebih baik tentang bagaimana alat-alat ini telah digunakan dengan cerdik oleh leluhur kita.
Baca juga: Paus Purba ini Diyakini sebagai Hewan Terberat di Dunia
Pisau batu yang tajam mengungkapkan keterampilan memahat dan memotong untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sedangkan kapak batu berat mengilustrasikan usaha keras dalam membangun tempat tinggal dan mengolah bahan pangan.
Dalam pergulatan mereka untuk bertahan hidup, manusia purba juga telah menghasilkan alat-alat untuk berburu dan
mempertahankan diri dari pemangsa, memberi kita pandangan yang lebih dalam tentang strategi bertahan hidup mereka dalam keadaan yang keras dan tak terduga.
Baca juga: Gali Fondasi Rumah, Rudy Hartono Temukan Gading Gajah Purba
Era Zaman Batu adalah periode dalam sejarah prasejarah di mana manusia menciptakan perkakas-prakakas kuno dari bahan seperti batu, kayu, tulang, dan berbagai material lainnya. Di antara berbagai opsi bahan, batu menjadi bahan utama karena kurangnya teknologi yang lebih canggih. Batu dijadikan alat pemotong dan senjata, berfungsi sebagai sarana untuk berburu, memotong, dan bertahan.
Saat ini, Zaman Batu dikelompokkan ke dalam empat sub periode:
1. Masa Paleolitikum (Batu Tua)
2. Masa Mesolitikum (Batu Tengah/Muda)
3. Masa Megalitikum (Batu Besar)
4. Masa Neolitikum (Batu Baru)
Pada periode ini, bermacam-macam perkakas manusia purba tercipta dan digunakan dalam rutinitas harian mereka. Gaya hidup manusia pada masa Zaman Batu masih sangat primitif, mengandalkan sumber daya alam yang ada. Orang-orang yang hidup pada masa ini dikenal sebagai Hominid.
Peninggalan alat-alat manusia purba dari Zaman Batu ini mencerminkan bagaimana manusia pada masa itu beradaptasi dengan lingkungan dan menunjukkan kreativitas mereka dalam menciptakan solusi untuk berbagai kebutuhan.
Peninggalan perkakas Manusia Purba di Era Batu Zaman batu telah menorehkan berbagai jenis objek dan alat kuno yang sesuai dengan konteksnya pada masa itu. Peninggalan-peninggalan ini banyak ditemukan di wilayah Indonesia, membuktikan eksistensi peradaban zaman batu dalam sejarah negara ini.
Beberapa alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Kapak Perimbas: Dalam bentuknya yang menyerupai kapak namun dengan ukuran lebih kecil daripada kapak modern, kapak perimbas memiliki peranan penting seperti memahat, merimbas kayu, dan bahkan tulang untuk dijadikan senjata. Alat ini banyak ditemukan di Pacitan, Jawa Tengah, dan menjadi bukti kuat aktivitas manusia Pithecanthropus pada masa itu.
2. Kapak Genggam: Meskipun menyerupai kapak, kapak genggam tidak memiliki pegangan atau gagang. Alat ini dipegang langsung dan terbuat dari batu yang diasah pada salah satu sisinya untuk menghasilkan mata yang tajam. Fungsinya meliputi menguliti hewan buruan, menggali tanah untuk mencari umbi-umbian, dan ditemukan secara melimpah di daerah Pacitan.
3. Kapak Persegi: Kapak persegi memiliki bentuk empat persegi dengan permukaan yang dihaluskan. Kapak besar digunakan untuk mencangkul, sementara yang kecil untuk ukiran. Penemuan kapak jenis ini tersebar di daerah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Kalimantan.
4. Kapak Lonjong: Meski berbentuk mirip kapak, kapak lonjong memiliki ujung yang lebih lonjong dan berfungsi utama untuk memotong kayu. Peninggalan kapak ini banyak ditemukan di Papua dan memberikan gambaran tentang aktivitas berburu manusia purba.
5. Gerabah: Alat ini muncul pada era Zaman Batu Baru atau Neolitikum dan digunakan untuk menyimpan makanan serta sebagai alat saji. Peninggalan gerabah tersebar di berbagai daerah seperti Kaliumpang (Sulawesi), pantai selatan Jawa, dan Melolo, Sumba.
6. Pebble: Juga dikenal sebagai kapak genggam Sumatera, pebble adalah alat yang terbuat dari batu kali yang dipecah hingga memiliki ujung yang tajam. Dr. P.V. Van Stein Callenfels menemukan alat ini di bukit kerang dan pebble berperan sebagai alat potong dalam aktivitas manusia purba pada masa mesolitikum.
7. Punden Berundak: Struktur batu bertingkat ini digunakan sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang pada zaman purba. Punden ini dapat ditemui di wilayah Banten dan menjadi saksi bisu dari praktik-praktik keagamaan pada masa itu.
8. Menhir: Batu berukuran besar ini memiliki peran dalam upacara pemujaan roh nenek moyang. Ditemukan di Sulawesi Tengah, Sumatera, dan Kalimantan, menhir memiliki bentuk lonjong dan vertikal, mengecil di bagian atas dan melebar di bagian dasar.
9. Dolmen: Sebuah meja batu digunakan sebagai tempat meletakkan sesaji dalam upacara pemujaan roh leluhur. Bagian bawah dolmen biasanya dimanfaatkan sebagai tempat penguburan mayat manusia untuk melindunginya dari binatang buas.
10. Sarkofagus: Merupakan peti atau keranda mayat yang terbuat dari batu dan berbentuk seperti lesung dengan tutup. Di dalam sarkofagus sering ditemukan mayat serta barang berharga yang dijadikan bekal kubur seperti periuk, kapak persegi, dan perhiasan.
11. Arca Batu: Patung batu dengan bentuk binatang atau manusia, digunakan dalam upacara keagamaan pada era Megalitikum. Banyak ditemukan di berbagai wilayah seperti Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan.
Melalui beragam penemuan yang menakjubkan, kita diajak untuk menjelajah secara mendalam ke masa lalu melalui peninggalan alat-alat manusia purba pada zaman batu.
Setiap perkakas sederhana yang ditemukan, terukir dengan ketelatenan dan inovasi, memberikan wawasan yang berharga tentang gaya hidup manusia prasejarah.
Mulai dari kapak-kapak yang sederhana namun serbaguna hingga gerabah yang digunakan untuk mengawetkan makanan, semua artefak ini menggambarkan perjuangan nenek moyang kita dalam menghadapi tantangan alam serta menciptakan solusi yang cerdas.
Melalui sederet alat tersebut, kita dapat melihat gambaran tentang tekad manusia purba dalam mengarungi rutinitas sehari-hari, mulai dari bertahan hidup hingga menghargai dan memanfaatkan lingkungan sekitar.
Di dalam setiap goresan batu dan bentuk yang diciptakan, terangkum pengetahuan yang telah membimbing peradaban prasejarah menuju kemajuan. Bahkan dalam keterbatasan teknologi dan pengetahuan, manusia purba berhasil mengembangkan perkakas yang berperan penting dalam menjawab berbagai kebutuhan mereka.
Dengan memahami tujuan dan nilai yang tersembunyi di balik setiap benda purba, kita diundang untuk merenungkan inti dasar manusia untuk beradaptasi dan berinovasi, bahkan dalam kondisi lingkungan yang penuh tantangan. Warisan ini berfungsi sebagai pengingat akan akar sejarah kita yang kuat serta semangat manusia untuk terus berupaya meningkatkan kualitas hidup. Meskipun terpisah oleh ribuan tahun, kami tetap terhubung dengan leluhur kita melalui harta karun tak ternilai ini.
Dengan setiap penemuan baru dan pemahaman yang lebih mendalam, kita terus menyusun narasi mengenai perjalanan panjang manusia, dari masa lalu hingga saat ini. Peninggalan-peninggalan ini mengajarkan kepada kita nilai-nilai tekun, kreativitas, dan adaptasi yang senantiasa relevan dalam perjalanan manusia menuju masa depan yang lebih cemerlang. (Z-10)
Sejak zaman penjajahan Belanda telah tumbuh subur perusahaan tambang meski kala itu masih dilakukan secara tradisional.
Berikut sejumlah klaim segelintir oknum Ba'alawy terkait pahlawan dan kemerdekaan Indonesia yang disampaikan Rhoma Irama. Anhar Gonggong membantah semua klaim itu. Berikut uraiannya.
Kegiatan Balai Kota open house menjadi momentum dibukanya Balai Kota untuk kegiatan pembelajaran, wisata, dan sejarah.
Istilah zabur berasal dari kata Ibrani, zimra, bermaksud lagu atau musik.
Setiap 22 Juli diperingati sebagai hari Bhaki Adhyaksa, yang merupakan hari jadi kejaksaan RI. Simak sejarah, kewenangan, dan fungsinya.
Tas berlogo EIGER Adventure yang telah menjadi teman setia dalam perjalanan selama bertahun-tahun, kini mendapatkan perhatian khusus.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu, keadaan terpecah belah, hilangnya keutuhan atau persatuan, perpecahan.
Seberapa besar sih peran kelompok sosial? Yuk kita bahas bersama tentang kelompok sosial.
EKONOMI kreatif adalah bagian ekonomi yang fokus pada kegiatan dan industri yang memanfaatkan kreativitas, keahlian, dan nilai budaya untuk menciptakan produk bernilai tambah tinggi.
PERNAHKAH kalian mendengar biaya peluang? Tanpa disadari biaya peluang bagian dari kehidupan sehari-hari kita loh. Biaya peluang itu pula merupakan salah satu ilmu ekonomi
Setelah mengalami pemekaran di beberapa daerah, Indonesia kini resmi memiliki 38 provinsi dari Sabang hingga Merauke.
Kata dinamika berasal dari bahasa Yunani yang berarti kekuatan. Dinamika menunjukkan hubungan harmoni antara sesama anggota kelompok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved