Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SINEMA Keliling merupakan bagian dari program Roadshow Festival Film Bulanan 2023 yang berisikan pemutaran film-film pendek karya anak bangsa.
Kegiatan Sinema Keliling juga dipadukan dengan berbagai hiburan, seperti musik, pertunjukan kesenian dan lain sebagainya yang bertujuan untuk memasyarakatkan menonton film sebagai bentuk upaya meningkatkan perekonomian kreatif Indonesia.
Setelah sukses dilaksanakan di Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya, kali ini Sinema Keliling bekerja sama dengan Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Baca juga: Festival Film Bulanan, Sandiaga Yakin Sineas Lokal Buat Karya Bertaraf Internasional
Acara ini dilaksanakan tiga hari pada tanggal 26 - 28 Mei 2023 di Lapangan Basket Kampus II UIN Mataram, Lombok, NTB.
Dengan mengusung tema #AyoNontonFilm, Festival Film Bulanan ingin mengajak dan memasyarakatkan menonton film.
Dalam keterangan, Selasa (6/6), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, mengatakan ada banyak subsektor yang akan berkembang dengan memasyarakatkan menonton film lewat acara screening seperti Sinema Keliling.
Baca juga: Sandiaga Uno Ajak Sineas Lokal Tunjukkan Kekhasan Daerah dalam FFB
“Dengan banyaknya acara screening seperti Sinema Keliling, ada banyak subsektor yang meningkat. Bukan hanya film, tapi juga subsektor kreatif lainnya seperti kuliner, kriya, musik, seni pertunjukan, dan semua itu saling terintegrasi membentuk ekosistem yang solid,” ujar Sandiaga Uno.
Sinema Keliling Beri Pandangan Luas kepada Mahasiswa
Gemuh Surya Wahyudi selaku Dosen di Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Mataram mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat dan memberikan pandangan luas kepada mahasiswa.
“Tidak hanya berbicara di lokal saja, tapi teman-teman mahasiswa di sini bisa dapat insight baru dari teman-teman sineas yang dari luar juga dan diharapkan adik-adik mahasiswa ini tidak hanya selesai di produksi-produksi film berupa tugas kuliah saja, karena ini bisa jadi batu loncatan untuk teman-teman berkarir di industri film,” ujar Gemuh.
Bava juga: Melalui Festival Film Bulanan, Sandiaga Pacu Sineas Lokal Masuk Industri Perfilman
Acara dibuka oleh Imam Wuryanto, Koordinator Subsektor Film Direktorat Musik, Film & Animasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Vera Damayanti sebagai perwakilan Founder Festival Film Bulanan, dan Muhammad Saleh selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram.
Selain pemutaran film, ada juga 'Dialog Malam' yang bertemakan membangun ekosistem komunitas film lokal dan kampus dalam mendukung ekonomi kreatif dan promosi daerah di hari pertama.
Sedangkan di hari ke-2, membahas tentang memulai karir film serta tantangan dan peluangnya. Ada pula acara lainnya di sela-sela pemutaran, seperti pertunjukan kesenian, band, dan stand up comedy.
Tercatat total pengunjung Sinema Keliling di Lombok mencapai lebih dari seribu partisipan yang terdiri dari mahasiswa, komunitas film, hingga masyarakat umum dengan total 15 film yang diputar, terdiri dari Film Terpilih Festival Film Bulanan, film karya sineas lokal, serta film-film karya mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Mataram.
Baca juga: Jamaah Sinema Madani Sambut Madani Film Festival 2023
Adapun film tersebut adalah Pepadu, Sailum: Song of The Rustling Leaves, Maramba, Gemintang, Maulid Adat Bayan, Krenteg, Surro, Pesen Pungkasan, Waiting For Your Phone Call, Cerita di Waktu yang Salah, Merajut Selamat Tinggal, Angen, Jamal, Patiq, dan Pamit.
Berbagai tanggapan muncul setelah terselenggaranya acara Sinema Keliling. Salah satunya Danang Jatmiko, dari Komunitas Bale Sineas Mentaram (Basement) yang mengharapkan acara ini bisa terus konsisten diadakan.
“Sangat bagus ya di setiap daerah ada, ini jadi semacam trigger buat kita kapan ya film kita diputar. Jadi memacu kita untuk berkarya juga. Pokoknya senang sekali bisa ada Sinema Keliling di Lombok," ujar Danang.
Baca juga: Sandiaga Uno Ajak Sineas Bali, NTB, dan NTT Partisipasi di Festival Film Bulanan
Senada dengan Danang, Rara pengunjung dari Jakarta juga mengatakan acara ini sangat bermanfaat untuk teman-teman sineas dan masyarakat.
"Keren sih kita jadi bisa lebih kenal film-film karya sineas lokal, kita jadi bisa lebih mengenal produksian dari teman-teman juga, semoga Sinema Keliling dari Festival Film Bulanan tetap ada supaya teman-teman filmmaker tetap semangat bikin film," ujar Rara.
Salah satu UMKM yang membuka booth di Sinema Keliling juga memberikan pandangannya, “Senang sekali ikut berpartisipasi dalam acara Sinema Keliling ini, karena saya bisa mempromosikan usaha saya, memperluas pasar saya dan jualan saya juga laris,” ujar Nining, UMKM Bibociy. (RO/S-4)
Rencana penutupan sementara Taman Nasional Komodo tahun 2025 tidak akan mempengaruhi target kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman).
Menparekraf mengeklaim sudah banyak investor dari Amerika, Eropa, Timur Tengah yang mulai melirik kebijakan golden visa di Tanah Air. Katanya, para investor asing tersebut sudah bertanya
Sandi mendukung para kontestan lain untuk keberlanjutan Jabar lebih baik.
MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaprekraf), Sandiaga Uno berkunjung ke salah satu Kawasan Koordinatif Badan Pelaksana Otorita Borobudur yaitu Kabupaten Wonosobo.
PKB mengaku ada usulan dari kader agar mengusung politikus PPP Sandiaga Salahuddin Uno sebagai bakal calon gubernur (cagub) pada Pilgub Jawa Barat 2024.
Desa Wisata Wanurejo berhasil masuk dalam 50 besar Desa Wisata terbaik di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024, bersaing dengan ribuan desa lainnya di Indonesia.
Tayang dua hari di BIFAN, yakni 6 dan 10 Juli, pada dua pemutaran itu tiket film yang dibintangi Devano Danendra dan Keisya Levronka itu laris manis.
Festival Film Alternativa bertujuan memberikan penghargaan atas dampak sosial dari film-film industri yang sedang berkembang, di Indonesia acara ini akan digelar pada akhir November 2024.
Penikmat film dan pelajar di Indonesia dapat mengasah energi kreatif mereka dengan mengikuti masterclass yang diadakan dengan pakar dari Australia.
Pada MdF tahun ini, tentu lebih spesial karena lima produser Indonesia terseleksi masuk dalam Producers under the Spotlight di program Producers Network.
Digarap selama lima tahun, Oma diproyeksikan rampung pada awal 2025, jika memang bertemu dengan kolaborator baru untuk mewujudkan film tersebut.
Project Market menjadi salah satu fokus program yang didesain sebagai platform penghubung antara bakat-bakat baru di bidang perfilman dengan para profesional industri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved