Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ORGANISASI Kesehatan Internasional (WHO) mengeluarkan panduan baru, yang menyebut bahwa pemanis buatan non-gula (NSS), tidak dapat menunjukan bukti empiris bisa mengurangi berat badan seseorang. Temuan baru WHO mengungkapkan pemanis buatan non-gula tidak punya keuntungan jangka panjang untuk mengurangi berat badan pada orang dewasa dan anak-anak. Malahan, penggunaan jangka panjangnya, dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan bahkan kematian pada orang dewasa.
“Mengganti gula dengan NSS tidak dapat membantu mengontrol berat badan dalam jangka panjang. Orang-orang harus mempertimbangkan cara lain untuk mengurangi konsumsi gula, seperti mengonsumsi makanan yang mengandung gula alami, seperti buah, atau makanan yang tak dibuat manis,” ungkap Direktur Nutrisi dan Keamanan Makanan WHO Francesco Branca, dikutip Senin (15/05).
Baca juga: Pemanis Buatan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
“NSS, secara esensial tidak punya nilai nutrisi. Orang-orang harus mengurangi konsumsi makanan manis, dimulai dari sekarang, untuk meningkatkan kesehatan,” lanjut Branca.
Pemanis buatan non-gula, umumnya ditemukan pada Asesulfam potasium, aspartam, advantame, natrium siklamat, neotam, dan sukralosa.
Kendati demikian, rekomendasi ini tidak termasuk pada barang-barang yang bersifat non-makanan, yang mengandung pemanis buatan non-gula, seperti pasta gigi, krim kulit, dan obat-obatan.
Baca juga: Solusi Pemanis yang Aman dan Sehat untuk Penderita Diabetes
Bahaya Diabetes
Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Penyakit ini terjadi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin dengan baik, sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi.
Pada penderita diabetes yang pankreasnya tidak bisa memproduksi insulin, mengakibatkan sel-sel tubuhnya tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi. Hal itulah yang membuat glukosa menjadi menumpuk di dalam darah.
Untuk mencegah bahaya diabetes, penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Salah satunya adalah dengan menjaga pola hidup sehat. Menurut WHO diabetes dapat diobati dan konsekuensinya dihindari atau ditunda dengan diet, aktivitas fisik, obat-obatan dan pemeriksaan rutin.
(Z-9)
KEBIASAAN anak sekarang yang sering mengonsumsi makanan dan minuman manis hingga sebabkan penyakit ginjal menjadi perhatian serius pemerintah.
PEMERINTAH menyasar minuman berpemanis dalam kemasan sebagai objek cukai baru. Ini mencakup minuman yang mengandung gula, pemanis alami, hingga pemanis buatan.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menyebut 96% orang Indonesia sering mengomsumsi produk manis karena rasanya enak; 91% mudah didapat;dan 79,3% beralasan murah.
Peningkatan berat badan pada ibu hamil dikhawatirkan akan menyebabkan diabetes pada waktu akhir kehamilan atau keracunan kehamilan karena terjadi peningkatan hipertensi.
KONSUMSI minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) di Indonesia masih menempati posisi ketiga tertinggi di wilayah ASEAN
Semakin mudah masyarakat mengakses MBDK kian meningkat pula prevalensi atau penyebaran kasus penyakit seperti diabetes.
Melansir dari situs resmi Universitas Airlangga (UNAIR), satu kaleng minuman bersoda rata-rata mengandung 15-18 sendok teh gula dan lebih dari 240 kalori
Mengonsumsi 2 liter atau lebih minuman dengan pemanis buatan dalam seminggu secara rutin, meningkatkan risiko gangguan jantung hingga 20%.
WORLD Health Organization (WHO) merilis aturan baru mengenai batasan konsumsi pemanis buatan atau aspartam sebanyak 40 mg per kg berat badan.
Zat itu ditemukan secara kebetulan pada tahun 1965 oleh seorang ahli kimia yang bekerja untuk perusahaan farmasi Searle yang mencoba mencari pengobatan untuk bisul.
Belakangan ini gula aren banyak dipakai untuk menggantikan gula pasir sebagai pemanis baik untuk minuman atau untuk memasak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved