Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PENGAMAT Sosial Devie Rahmawati mengatakan bahwa fenomena maraknya aksi brutal yang dilakukan oleh remaja dan anak dapat disebabkan oleh pengaruh konsumsi media, lingkungan sosial, dan dorongan teman.
"Karena berbagai kajian itu perkembangan kognisi otak baru sempurna di usia 20 tahun. Jadi sebelum itu mereka belum bisa mengelola emosi dan sebagainya. Ketika anak belum sempurna otaknya mereka akan mencari rujukan. Kalau biasanya rujukannya kekerasan, mereka tidak akan melihat ini sebagai hal yang luar biasa, tapi biasa-biasa saja," ungkapnya kepada Media Indonesia, Minggu (12/3).
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa saat ini, konsumsi media menjadi hal yang paling memengaruhi emosi anak dan remaja.
Baca juga: Berikan Anak Pendidikan Antikekerasan sejak Usia Balita
Berbeda dengan zaman dahulu, Devie menegaskan konsumsi media saat ini tidak mengalami filter. Tayangan media, gim, dan lainnya dinilai telah memengaruhi sikap anak terhadap kehidupannya.
"Mereka akan melihat kehidupan ini seperti digital. Ketika ada masalah, kita bisa turn off misalnya gim dan tayangan tersebut. Tapi mereka kan tidak tahu kalau kehidupan tidak bisa seperti itu. Ini yang dialami anak-anak kita," kata Devie.
Baca juga: Peran Perempuan Penting Bentuk Karakter Anak Toleran dan Antikekerasan
Menurutnya kondisi ini telah membuat keprihatinan terhadap anak dan remaja generasi sekarang. Terlebih, fenomena kekerasan pada anak berujung pada menyalahkan anak bukan orang tua.
"Padahal pembelajarannya yang perlu kita pelajari, berhenti menyalahkan anak. Ini biasanya bilang kasihan orang tuanya. Padahal yang kasihan kan anak karena perkembangan mereka yang belum sempurna telah dipengaruhi oleh konsumsi media yang diberikan oleh orang tua mereka," tegasnya.
Selain itu, menurutnya fenomena kekerasan ini juga bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga dunia. Bahkan di Amerika Serikat (AS) dikatakan lebih dari US$100 miliar per tahun kerugian dialami masyarakat akibat dari anak dan remaja yang mengalami cacat, kematian, dan terhenti produktivitasnya karena tidak bisa sekolah.
"Di AS lebih dari 1.000 anak muda harus masuk perawatan kesehatan karena serangan fisik dan lainnya, belum lagi pembunuhan jadi salah satu penyebab kematian utama anak muda di AS termasuk ras tertentu. Jadi ini bukan hal yang mengejutkan," tandas Devie. (Des/Z-7)
TIGA anak di bawah umur berstatus pelajar sekolah menengah atas ditangkap Kepolisian Resor Bogor Kota, Senin (22/7). Kini status ketiganya sudah ditetapkan tersangka.
Seorang siswa SMA tewas tertabrak kereta di Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (18/7) malam. ia tertabrak setelah sebelumnya terlibat tawuran di kawasan tersebut
Unit Reskrim Polsek Ciracas menangkap dua pelaku tawuran di Jalan H Baping, Kelurahan Susukan, Jakarta Timur. Dua pelaku itu menghilangkan nyawa APR, pria berusia 19 tahun.
Polisi membubarkan tawuran remaja di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (16/7). Tujuh remaja diamankan berikut dengan barang bukti seperti molotov, senjata tajam dan lain-lain.
Kegiatan tawuran kerap tidak terbaca polisi karena para pelaku sudah paham dengan kebiasaan para petugas.
Larangan tersebut, tertuang dalam surat edaran Pejabat Wali Kota Padang yang ditujukan kepada kepala sekolah, tenaga kependidikan, peserta didik, dan orang tua.
Polisi tangkap 10 anak di bawah umur pelaku tawuran maut di Bogor
Peristiwa tawuran maut di Jalan Tumenggung Wiradireja RT 02 RW 08, Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat.
Tawuran pelajar yang melibatkan dua kelompok di sekitar Jalan Sholeh Iskandar (dulu jalan baru), Kecamatan Tanah Sareal, pada tengah malam atau sekitar pukul 00.00 WIB dini hari.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Purwosusilo mengatakan ratusan pelajar ini mengikuti apel pembinaan bersama orang tuanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved