Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Segera Perbaiki Sistem Pendidikan Kejuruan

Mediaindonesia.com
20/2/2023 16:11
Segera Perbaiki Sistem Pendidikan Kejuruan
Siswa SMK melakukan perawatan motor berbahan bakar minyak yang telah dikonversikan ke listrik di SMKN 8 Bandung, Jawa Barat.(Antara/Raisan Al Farisi.)

UPAYA memperbaiki sistem pengajaran di sekolah-sekolah kejuruan harus segera dilakukan. Ini perlu dilakukan agar tujuan mencetak tenaga-tenaga terampil yang siap memasuki dunia kerja bisa sepenuhnya direalisasikan. 

"Pola pengajaran di sekolah-sekolah kejuruan harus segera direvitalisasi agar mampu mewujudkan SDM terampil yang siap memasuki dunia kerja," kata Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/2). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia per Agustus 2022 sebesar 5,86% atau setara dengan 8,42 juta orang dari total angkatan kerja 143,72 juta orang. 

Berdasarkan catatan tersebut, lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) menyumbang paling banyak pengangguran yakni 9,42%, diikuti oleh lulusan SMA sebesar 8,57%, kemudian SMP (5,95%). Selain itu TPT dari jenjang Diploma IV, S1, S2, dan S3 menyumbang 4,80%, Diploma I/II/III menyumbang 4,59%. Sementara TPT yang paling rendah ialah pendidikan SD ke bawah, yaitu 3,59%.

Menurut Lestari, catatan tersebut memperlihatkan ada persoalan mendasar pada lulusan SMK yang seharusnya menyiapkan lulusan siap kerja, malah menjadi penyumbang angka pengangguran terbesar. Rerie, sapaan akrab Lestari, berpendapat perlu sejumlah perbaikan pada kurikulum SMK yang belum mampu memenuhi kebutuhan dunia usaha. 

Pola pengajaran sekolah kejuruan yang mampu membangun link and match terhadap perkembangan industri dan dunia usaha, ujar Rerie yang juga anggota Komisi X DPR dari Dapil II Jawa Tengah, belum sepenuhnya terbangun lewat kurikulum SMK yang diterapkan saat ini. Menurut Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, perkembangan yang pesat di dunia usaha dan industri saat ini harus mampu diimbangi lewat pola-pola pengajaran yang lebih adaptif. 

Transformasi sistem pendidikan lewat program Merdeka Belajar, ujar Rerie, seharusnya lebih membuka ruang bagi pola pengajaran di SMK agar mampu beradaptasi dengan lebih baik. Selain itu, Rerie mendorong agar segera dibangun kolaborasi yang kuat antara dunia usaha, antarkementerian dan lembaga pendidikan kejuruan sehingga terjalin komunikasi yang intens terkait kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan di sejumlah sektor. Dengan kuatnya partisipasi semua pihak itu, Rerie berharap link and match antara dunia pendidikan dan dunia usaha serta industri dapat segera terwujud. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya