Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BAKTERI di dalam mulut penyebab infeksi gigi dapat juga menyebabkan sinusitis, salah satunya karena terkait posisi anatomis akar gigi geraham. Hal itu dikatakan dokter gigi spesialis konservasi gigi Hanny Ilanda.
Hanny, yang berpraktik di Dental Specialist Clinic RS Pondok Indah - Puri Indah, melalui keterangan tertulis, dikutip Rabu (14/9), menjelaskan sinus merupakan beberapa pasang ruang kosong yang terhubung ke rongga hidung.
Sementara sinus maksilaris adalah rongga sinus terbesar yang letaknya berada di bawah mata dan di atas gigi geraham rahang atas.
Baca juga : Didukung ICD dan PDGI, Formula Gelar Pengobatan Gratis Gigi dan Mulut di Kuningan
Akar gigi geraham rahang atas, umumnya, berada sangat dekat dengan dasar sinus maksilaris. Bahkan, pada beberapa kasus, ada yang akar giginya menyatu dengan dasar sinus.
"Posisi anatomis tersebutlah yang menyebabkan infeksi gigi yang meluas hingga ke akar bisa menyebabkan sinusitis," kata Hanny.
Begitu juga sebaliknya, radang yang terjadi pada sinus akan menyebabkan sakit pada gigi di bawahnya.
Baca juga : Ini Tips Merawat Mulut dan Gigi yang Benar
Menurut Hanny, apabila sudah terjadi kondisi ini, tidak hanya perawatan pada gigi yang harus dilakukan, melainkan juga disertai dengan penanganan sinusitis dengan terapi antibiotik dan obat-obatan penunjang.
Dia mengatakan, ada sejumlah langkah yang bisa orang lakukan demi mencegah masalah pada gigi termasuk infeksi dan gigi berlubang.
Langkah ini antara lain menyikat gigi pada pagi hari sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur, menggosok lidah selama 30 detik untuk mengurangi jumlah bakteri dalam mulut.
Baca juga : 50 Persen Populasi Dunia Alami Masalah Gigi dan Mulut
Langkah lainnya yakni menggunakan dental floss agar sisa makanan yang tersangkut di celah-celah gigi dapat terangkat, berkumur dengan mouthwash (yang tidak mengandung alkohol) untuk mengoptimalkan pembersihan gigi.
Selain itu, menghindari konsumsi makanan setelah menyikat gigi pada malam hari, mengurangi konsumsi makanan yang manis dan lengket, memperbanyak konsumsi buah-buahan dan sayur, dan memperkuat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluoride.
Orang-orang juga perlu mengganti sikat gigi setiap dua bulan pemakaian dan atau ketika bulu-bulu sikat gigi sudah mekar, menjaga sikat gigi selalu kering jika tidak digunakan agar tidak berlumut dan berjamur.
Baca juga : Ini Saat yang Tepat Mengenalkan Menyikat Gigi pada Anak
Langkah lainnya yakni rutin memeriksakan diri ke dokter gigi setiap enam bulan sekali untuk mendapatkan perawatan gigi dan rongga mulut yang sesuai dengan kondisi gigi dan mulut.
Hanny menyebutkan beberapa perawatan yang dapat dilakukan oleh dokter gigi dalam pemeriksaan rutin, antara lain pemeriksaan seluruh permukaan gigi, membersihkan gigi dari berbagai plak dan noda akibat rokok, teh, ataupun kopi, dan penambalan ketika ditemukan karies.
Selain itu, pembersihan karang gigi dengan scaller dan jika gigi sudah terbebas dari masalah, maka seluruh permukaan gigi dioles dengan fluoride yang berfungsi melindungi gigi dari karies. (Ant/OL-1)
Fasilitas ruang tunggu AUDY Kids memiliki playground sehingga senantiasa memberikan pelayanan terbaik pada pasiennya.
Lebih dari 56% masyarakat memiliki permasalahan gigi, tapi hanya 11,2% yang merawat gigi ke tenaga medis.
Tingkat kesadaran masyarakat terkait gigi dan mulut di masih sedikit. Sehingga dibutuhkan edukasi kesehatan masyarakat semakin diperluas.
Hal pertama yang harus kita lakukan di bulan Ramadan ini agar kesehatan mulut tetap terjaga adalah jangan merokok atau menggunakan vape selama bulan puasa.
Untuk menghindari bau mulut selama puasa, Nadia menyarankan untuk rutin menyikat gigi serta mengonsumsi makanan sehat dan rendah asam pada saat sahur dan berbuka puasa.
Membawa individu atau anak berkebutuhan khusus untuk melakukan pemeriksaan ke dokter gigi merupakan suatu tantangan tersendiri.
Salah satu penyebab dari tingginya beban kerja dokter di daerah ialah distribusi dokter yang tidak merata.
Dengan penambalan maka bakteri Streptococcus mutans, bakteri yang ditemukan di rongga mulut, tidak menjalar hingga ke dalam gigi.
Plak tidak bisa hilang dengan berkumur saja, tetapi plak gigi bisa hilang dengan menyikat gigi.
Satu faktor yang membuat gigi anak-anak rapuh ialah kebiasaan menyikat gigi yang masih kurang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved