Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MOMEN langka dan bersejarah kembali terjadi di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Setelah dierami selama kurang lebih 50 hari, akhirnya telur pasangan Rama dan Dygtha menetas pada Jumat, 11 Maret 2022 pukul 01.35 WIB di Pusat Suaka Satwa Elang Jawa (PSSEJ), Loji, Bogor. Detik-detik Lahirnya anak burung langka ini direkam melalui kamera CCTV selama 24 jam dan disiarkan secara langsung di kanal Youtube Kementerian LHK.
Kepala Balai TNGHS Ahmad Munawir menyampaikan bahwa proses pengeraman telur oleh induk Elang Jawa hingga menetas, terpantau memalui teknologi dengan memasang kamera CCTV di kandang rehabilitasi.
"Berdasarkan data yang kami dapatkan dari monitoring kamera CCTV, telur terpantau berada di sarang pada tanggal 20 Januari 2022. Masa pengeraman merupakan proses penting dalam siklus hidup burung pemangsa atau raptor untuk keberlanjutan spesiesnya," ungkap Munawir dalam keterangan resmi, Senin (14/3).
Baca juga: LPP RRI Luncurkan Diklat Berbasis E-learning
Baca juga: MUI Harus Dipertahankan dalam Urusan Penetapan Kehalalan Produk
Munawir menerangkan lebih lanjut, jenis sepsies tersebut, khususnya elang jawa hanya mengalami satu kali masa berkembang biak dalam dua tahun. Jumlah telurnya pun hanya satu sehingga secara alami tingkat populasinya rendah.
Kejadian menetas secara alami di dalam kandang rehabilitasi tentunya menjadi momen yang sangat penting. Khususnya elang jawa yang saat ini masuk kategori jenis satwa terancam punah (endangered species) menurut Red List yang diterbitkan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Pasangan elang jawa Rama (Jantan) dan Dygtha (Betina) merupakan sepasang burung elang jawa yang diserahkan oleh petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur kepada pengelola pengelola PSSEJ pada tanggal 27 Oktober 2018.
PSSEJ adalah lembaga konservasi khusus yang memiliki peran penting didalam pelaksanaan rehabilitasi dan pelepasliaran elang di Pulau Jawa. PSSEJ dikelola oleh Balai TNGHS, Kementerian LHK.
Lahirnya anak elang jawa ini tentunya menambah populasi burung langka yang dilindungi di TNGHS. Dalam ekosistem sendiri, elang jawa mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai top predator suatu kawasan hutan untuk menjaga keseimbangan ekositem.
Saat ini, Rama dan Dygtha dengan kompak menjaga dan merawat secara bergantian si bayi. Dygtha sang induk secara rutin memberikan makan dan menghangatkannya pada jam-jam tertentu.
"Semoga bayi kecil ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sampai dengan dewasa, sehingga salah satu upaya yang bisa dilakukan selanjutnya adalah melalui kegiatan pelepasliaran satwa yang telah direhabilitasi. Kondisi Rama dan Dygtha serta perkembangan bayi mungilnya akan terus dipantau melalui CCTV," ungkap Munawir. (H-3)
BALAI Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) melepasliarkan Elang Jawa (Nisaetus Bartelsi), Jumat (5/1).
Elang jawa dan elang ular bido yang direhabilitasi masing-masing berumur 17 bulan dan 2 bulan.
Bayi elang yang ditemukan di area hutan gunung Salak ini merupakan anak dari pasangan elang jawa jantan bernama Brahma dan betina bernama Hera.
Elang Jawa merupakan salah satu spesies yang terancam punah di Indonesia, pemilihannya sebagai maskot juga menjadi alasan untuk mendukung keberlangsungan lingkungan ini.
Prabu dan Ratu sama-sama penganut monogami. Prabu dan Ratu adalah pasangan elang jawa (Nisaetus bartelsi).
Elang dilatih untuk berburu mencit dan marmut hidup. Itu akan membuat elang serasa berada dalam habitat alami dan mempercepat proses rehabilitasi.
Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya diprediksi cerah berawan.
BMKG dalam rilisan prakiraan cuaca Jumat (21/6) mengatakan adanya sirkulasi siklonik yang terpantau di Samudra Hindia sebelah barat Bengkulu
Musrifah tak terlalu paham bahasa Indonesia, untungnya salah satu tim Media Center Haji (MCH) bisa berdialog dengan bahasa Jawa. Saat ditanya, yang ia jawab hanya Alhamdulillah
PRAKIRAAN cuaca Rabu (19/6), BMKG melaporkan adanya sirkulasi siklonik di Samudra Pasifik timur Filipina yang menghasilkan daerah perlambatan angin
Pon pastinya tidak betah jika tak melakukan sesuatu dalam waktu lama. Mereka akan mudah bosan namun senang jika menemukan suasana baru.
Dalam adat Jawa perhitungan weton sebelum pernikahan kerap dilakukan. Ini cara menghitungnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved