Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HADIRNYA Kurikulum Prototipe disambut positif oleh guru-guru di Tanah Air. Sebab, kurikulum merupakan unsur penting untuk memperbaiki pendidikan sesuai arah perkembangan zaman.
Koordinator Perhimpunan Pendidik dan Guru (P2G) Satriwan Salim mengatakan bahwa guru-guru antusias dengan adanya perbaikan dan penyempurnaan kurikulum dari kurikulum 2013.
"Saya rasa guru-guru tidak alergi dengan perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Karena mengikuti misalnya isu-isu global atau perkembangan kondisi kayak sekarang pandemi," ujarnya kepada Media Indonesia, Rabu (27/1).
Baca juga: Tingkatkan Sinergitas K/L Agar Pembangunan Bangsa Lebih Optimal
Baca juga: BMKG: Hari Ini sebagian Kota Besar Indonesia Cerah Berawan
Antusiasme tersebut terjadi di daerah-daerah. Pemerintah daerah juga sangat ingin menerapkan kurikulum baru itu. Akan tetapi, menurutnya, kurikulum tersebut masih bersifat opsional sehingga tidak boleh ada paksaan.
Dalam hal implementasi, semua masih meraba-raba termasuk guru-guru di sekolah penggerak. Dalam artian cukup banyak penyesuaian yang terjadi lalu kebijakan juga belum harmonis. "Misalnya nomenklatur atau nama ini kurikulum sekolah penggerak kah? Program sekolah penggerak kah? Atau kurikulum prototipe atau jangan-jangan kurikulum Meredeka Belajar?" kata dia.
Lantas, P2G mendorong adanya regulasi sebagai payung hukum terkait nama kurikulum tersebut. Sehingga, tidak sekadar uji coba tetapi menunjukan adanya desain yang jelas.
Lebih lanjut, Satriwan mengatakan dalam implementasi, pendamping ahli harus betul-betul memahi kurikulum tersebut. Pendampingan bukan hanya menjadi penampung aspirasi saja.
Sehingga, pemahaman terkait Kurikulum Prototipe harus disosialisasikan kepada semua stakeholder. Menurutnya, semua pihak harus sefrekuensi dalam memahaminya.
"Jangan samapi desain yang sudah disiapkan secara baik oleh Kemendikbud yang tersampaikan ke pelatih berbeda, yang disampaikan kepada guru makin berbeda. Ini bisa terjadi distorsi secara bertingkat, ini yang membuat secanggih apapun kurikulum implementasinya tidak akan optimal," tuturnya.
Dia juga menekankan standar isi dalam kurikulum tersebut. Sejauh ini belum ada standar utama sistem pendidikan nasional yang relevan dengan kurikulum seperti standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan dan standar penilaian. "Nah keempatnya ini mang belum ada," kata dia.
"Jadi kami mendorong Kemendikbud segera melahirkan regulasinya terkait kurikulum ini. Makanya tidak heran sekarang bisa dikatakan tahapan uji coba. Kita kan belum tahu desain sekolah mana atau daerah mana yang mendekati konsep Kurikulum Prototipe," tandasnya.(H-3)
Untuk menghadapi tantangan ini, dibutuhkan generasi muda yang peduli pada lingkungan dan memiliki pengetahuan serta keahlian membangun masa depan berkelanjutan.
Di era sera keterbukaan arus informasi saat ini, literasi digital itu perlu tingkatkan, buka saja di Jabar, tapi di seluruh Indonesia bahkan dunia.
Kerja sama ini juga mencakup penggunaan Matific Math, sebuah platform belajar matematika yang inovatif menggunakan teknologi berbasis game.
BAGAIMANA Syahrazad menyembuhkan pria edan yang berkuasa? Hikayat Seribu Satu Malam memberitahu kita: melalui cerita.
Perubahan kurikulum harus diikuti perubahan metodologi penyampaiannya tidak sepihak satu arah saja.
Penerapan Competency Based Assessment dapat diintegrasikan pada pembelajaran di SMK, karena dalam proses pembelajarannya berorientasi pada dunia kerja.
Permendikbud-Ristek Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi yang meniadakan jurnal ilmiah merupakan sebuah kemunduran bagi pendidikan.
DALAM bukunya, Sekolah itu Candu, Roem Topatimasang (1998) menggambarkan sekolah, yang tanpa disadari, menjadi racun perusak fitrah belajar anak.
Pelajaran sejarah tetap menjadi bagian dari kurikulum baru yang penting bagi penguatan pendidikan karakter dan profil pelajar Pancasila.
Dengan tidak menetapkan materi pembelajaran yang padat, guru bisa lebih kreatif dalam membimbing siswa.
Dengan menekankan pada fleksibilitas dan tidak padat materi pembelajaran, hal itu bisa meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus mengatasi masalah kesenjangan pendidikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved