Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SINOVAC Biotech Ltd mengumumkan hasil dari analisa blind data yang menunjukkan vaksin CoronaVac atau Sinovac aman untuk anak-anak dan remaja sehat berusia 3 hingga 17 tahun.
Hasil itu didapatkan berdasarkan uji klinis Fase III berbasis multicenter, kasus, acak, double-blind, dan plasebo terkontrol yang dilakukan di Cile, Malaysia, Filipina, dan Afrika Selatan dengan melibatkan 2.140 partisipan berusia 6 bulan hingga 17 tahun, termasuk 684 peserta dari sub kelompok uji klinis tingkat keamanan.
Seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (18/11), data dari sub kelompok uji klinis tingkat keamanan CoronaVac memperlihatkan kejadian efek samping atau KIPI setelah dosis kedua lebih rendah dibandingkan setelah dosis pertama.
Baca juga: Presiden: Kesehatan Masyarakat yang Semakin Baik Diapresiasi Dunia
Efek samping yang umum dirasakan seperti rasa nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, dan demam. Sebagian besar efek samping tersebut dialami ringan/sedang tanpa reaksi yang parah.
Berdasarkan hasil utama uji klinis Fase III multicenter secara global, dampak efek samping merugikan ditemukan serupa dengan uji klinis Fase I/II yang dilakukan pada remaja dan anak-anak di Tiongkok.
Hasil uji klinis Fase I/II yang menilai keamanan CoronaVac pada anak-anak dan remaja antara usia 3-17 tahun ini diterbitkan dalam jurnal medis internasional The Lancet-Infectious Diseases pada 28 Juni.
Menurut studi, CoronaVac, tiga bulan setelah dua dosis vaksin, tingkat serokonversi mencapai 100%.
Titer rata-rata geometrik (GMT) antibodi penetral mendekati tingkat yang tercatat pada 28 hari setelah vaksinasi dan tetap secara signifikan lebih tinggi daripada tingkat yang tercatat pada orang dewasa dan orangtua pada 28 hari setelah vaksinasi.
Berdasarkan hasil itu, CoronaVac dikatakan memiliki imunogenisitas yang stabil dan baik bagi populasi anak-anak dan remaja, terbukti mencatatkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang berusia 18 tahun ke atas.
Hasil lebih lanjut dari penelitian ini akan memberikan bukti klinis bagi negara-negara untuk menyetujui penggunaan CoronaVac pada anak-anak dan remaja antara usia 6 bulan hingga 17 tahun.
Sejak September 2021, sejumlah negara yang telah menggunakan CoronaVac sebagai vaksin covid-19 untuk anak-anak dan remaja seperti Cile, Ekuador, El Salvador, Kolombia, Kamboja, dan Indonesia.
Pada akhir Oktober, Tiongkok telah menyuntikkan 110 juta dosis CoronaVac kepada anak-anak di bawah usia 18 tahun. (Ant/OL-1)
Prof. Hinky juga menampik klaim keliru yang beredar di media sosial, yaitu anak yang tidak divaksinasi bebas dari infeksi telinga dan pengobatan antibiotik.
Dikuatirkan informasi sequence genomic pathogen dari indonesia dikapitalisasi oleh pengembang vaksin negara maju dan kita tidak dapat benefit yang setara.
Di samping PABS hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pendanaan dan transfer teknologi.
Isu efek samping vaksin covid-19 AstraZeneca. Ia mengatakan peringatan soal efek sampik dari roduk vaksin itu sudah diumumkan sejak 2021.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menanggapi kehebohan soal efek samping vaksin covid-19 AstraZeneca. Menurut Budi, efek samping vaksin tersebut telah diketahui sejak lama.
Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi memastikan sampai saat ini tidak ada kejadian sindrom trombosis dengan trombositopenia.
16.450 dosis vaksin covid-19 Sinovac dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk program vaksinasi yang terkait pelayananan publik.
"Pemerintah berkomitmen menyediakan setiap dosis vaksin yang efektif serta aman,"
"Untuk itu masyarakat yang merasa nyaman untuk menggunakan vaksin Sinovac, kami membuka peluang vaksin tersebut untuk bisa digunakan juga sebagai vaksin booster,"
Yahya menjelaskan kewajiban itu diatur dalam Undang-Undang tentang Jaminan Produk Halal dan UU tentang Perlindungan Konsumen.
Hal ini menunjukkan pentingnya pemberian booster bagi mereka yang telah menerima vaksin sebelumnya.
Berdasarkan data resmi Tiongkok, sebanyak 88% masyarakat Tiongkok telah menerima vaksin dosis kedua dan 659 juta orang telah menerima booster.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved