Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Bantu Turunkan Kurva Positif COVID-19, Campaign.com bersama WWF-Indonesia dan Travelio Ajak Publik #SeruDiRumah
PPKM darurat diterapkan di Jawa dan Bali. Merespons hal tersebut, Campaign.com menggandeng WWF-Indonesia yang didukung oleh Travelio menginisiasi #SeruDiRumah, sebuah ajakan untuk beraktivitas di rumah lewat tantangan sosial di aplikasi Campaign #ForChange.
Tren kasus positif COVID-19 di Indonesia tercatat mengalami penurunan dalam sepekan, meskipun akumulasi kasus mingguan masih menempati peringkat ketiga di dunia. Sepanjang 27 Juli-2 Agustus 2021, terdapat 268.067 kasus positif COVID-19 di Indonesia yang turun 5% dari pekan sebelumnya, yakni 283.000 kasus.[1] Guna menekan lebih banyak jumlah kasus positif, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat darurat pun resmi diperpanjang hingga 9 Agustus 2021. Merespons hal tersebut, WWF-Indonesia didukung oleh Travelio menginisiasi kampanye sosial bertajuk #SeruDiRumah di aplikasi Campaign #ForChange.
#SeruDiRumah merupakan kampanye sosial berbentuk tantangan (Challenge) yang mengajak publik untuk membagikan foto atau video aktivitas produktifnya di rumah selama 7 hari. Setiap Challenge yang berhasil diselesaikan akan dikonversi menjadi donasi Rp50.000 oleh Travelio.
WWF-Indonesia menargetkan total donasi Rp20.000.000 yang akan digunakan untuk edukasi lingkungan dan kampanye lebih jauh. Tak hanya meluncurkan Challenge, inisiatif #SeruDiRumah juga menghadirkan rangkaian acara yang dapat diikuti secara daring. Agenda ini merupakan bentuk kepedulian WWF-Indonesia, Travelio, dan Campaign.com tentang pentingnya tetap produktif dan terhubung satu sama lain meskipun tidak tatap muka.
Dewi Satriani, Communication, Campaign & PR Team Leader WWF-Indonesia berpendapat, "Melalui #SeruDiRumah, WWF-Indonesia mengajak anak muda Indonesia untuk terus menjaga kelestarian alam meskipun menghabiskan waktu lebih banyak di rumah. Caranya, yakni memerhatikan produk-produk yang dikonsumsi, khususnya dampak terhadap keseimbangan alam. Melalui Challenge di aplikasi Campaign #ForChange, anak muda bisa tetap produktif sekaligus belajar perspektif baru tentang konsumsi ramah lingkungan. Hasil donasi dari Challenge tersebut akan kami gunakan untuk penyelenggaraan kampanye edukasi tentang pentingnya perilaku ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari serta kampanye lebih jauh."
Travelio turut berkontribusi sebagai sponsor dalam inisiatif baik ini. "Inisiatif #SeruDiRumah ini menunjukkan bentuk tanggung jawab kita bersama atas pandemi yang sedang terjadi. Melonjaknya kasus COVID-19 yang menimbulkan berbagai kerugian termasuk kehilangan orang terkasih, membuat Travelio juga merasa perlu untuk melakukan tindakan darurat untuk menanggulangi pandemi ini. #SeruDiRumah mendesak kita yang dapat beraktifitas di rumah untuk ambil aksi daring yang sama dengan membantu korban terdampak," ujar Priscilla Tjokro, Corporate Development Manager Travelio.
Berbagai dukungan juga datang dari masyarakat, salah satunya Olivina Maskan, seorang penulis dan pembuat konten edukasi. Ia membagikan cara untuk tetap produktif di rumah, "Selama beraktivitas di rumah, usahakan fokus pada pencapaian kita sejauh ini, sekecil apapun. Hargai perkembangan diri dari hari ke hari, jadi selain membuat daftar kegiatan, penting juga untuk membuat daftar pencapaian diri. Melalui #SeruDiRumah, saya pribadi merasa ini adalah cara yang seru untuk terhubung satu sama lain dan saling menyemangati meskipun situasinya sedang terbatas. Challenge yang diusung juga sangat sederhana, mudah dilakukan kapan pun dan di mana pun, tanpa harus mengambil risiko keluar rumah. Beberapa alternatif kegiatan yang bisa dilakukan di rumah versi saya misalnya membaca buku, menyiapkan sarapan, memasak, ikut webinar, berkebun, dan membuat pupuk kompos sendiri."
Saat ini, sudah lebih dari 500 aksi yang terkumpul. Challenge yang berlangsung hingga 11 Agustus 2021 ini masih membutuhkan lebih banyak dukungan lagi untuk mencapai targetnya. Tentu, semakin banyak orang yang berpartisipasi, semakin banyak pula yang terinspirasi untuk tetap produktif meski beraktivitas di rumah sehingga dapat membantu menurunkan kurva positif COVID-19 di Indonesia.
Download aplikasi Campaign #ForChange di Playstore: bit.ly/CampaignPlaystore atau Appstore: bit.ly/CampaignAppstore, daftar, dan ketik "#SeruDiRumahBarengWWF" untuk mengikuti Challenge. (OL-12)
PANDEMI meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, pilihan untuk berolahraga mulai banyak dilakukan dari rumah.
"Tidak ada tempat yang lebih baik saat ini selain di rumah saja dan menjauhi kerumunan. Dengan belajar dan bekerja di rumah, anda telah melindungi diri, keluarga dan lingkungan,"
MENTERI Agama RI Yaqut Cholil Qoumas mengimbau bahwa shalat Idul Fitri (Ied) sebaiknya dilakukan di rumah masing-masing warga.
Pandemi juga mengubah hampir seluruh lini kehidupan, termasuk perekonomian bahkan psikologis seseorang.
Keberadaan kolam ikan selain memanjakan mata penghuni rumah, juga dapat membuat suasana menjadi lebih rileks dengan suara air dan gemercik ikan di kolam.
Saat pandemi, KAI Commuter mencatatkan jumlah volume penumpang yang turun drastis.
erkembangan teknologi yang sangat pesat, berimbas pada semua sektor. Dengan penerapan teknologi yang semakin menjadi daya tarik dalam memasarkan properti.
Jika terjadi pandemi terjadi atau wabah besar di suatu negara maka pemerintah negara tersebut harus menyerahkan patogen yang menjadi penyebab pandemi ke WHO.
Akses patogen dibutuhkan sebagai kesiapsiagaan dan respons terhadap pandemi.
Pandemi menyadarkan kita bahwa tantangan kesehatan sangat kompleks serta memerlukan solusi inovatif dan kolaboratif berbasis teknologi.
Karena pertimbangan politik yang tidak masuk akal, WHO terus mengecualikan Taiwan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved