Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ANGKA Kematian akibat Covid-19 terus meningkat. Situs www.worldmeters.info mencatat per tanggal 3 Agustus 2021 jumlah kematian harian pasien Covid-19 di Indonesia mencapai +1.598 jiwa.
Bandingkan dengan Amerika sebagai negara dengan jumlah kasus tertinggi di dunia angka kematian harian di hari yang sama hanya + 516. Demikian pula dengan India + 561 kematian.
Mengacu kepada data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mayoritas pasien Covid-19 yang meninggal tidak mau atau belum menerima vaksin. “Berdasarkan data dari Kemenkes, sebanyak 90 %pasien Covid-19 yang meninggal karena tidak mau atau belum divaksin," kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangan tertulis, Rabu (7/7) lalu.
Kesimpulan Menteri BUMN ini juga selaras dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyatakan bahwa 99,5% orang yang meninggal karena Covid-19 selama 6 bulan terakhir, adalah orang tidak vaksin. Direktur CDC Dr Rochelle Walensky mengatakan pada jumpa pers di Gedung Putih pada Kamis (4/7/), statistik tersebut menunjukkan bahwa setiap kematian terkait Covid-19 sekarang dapat dicegah dengan vaksinasi.
Tingginya tingkat kematian harian pasien Covid-19 memancing reaksi keras dari sejumlah pihak. Ketua Umum Syarikat Islam Hamdan Zoelva mendesak Kementerian Kesehatan untuk mempercepat distribusi vaksin.
“Syarikat Islam telah berkali-kali melakukan vaksinasi gratis bekerjasama dengan sejumlah lembaga. Kementerian Kesehatan perlu gerak cepat. Kondisi sudah sangat kritis. Kuncinya percepat distribusi vaksin ke berbagai daerah,” ujar mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini.
Ia mengaku prihatin dengan banyaknya daerah zona merah yang belum mendapatkan vaksin, khususnya di Pulau Jawa dan Madura. “Namun kedepannya, distribusi ke luar Jawa – Bali juga perlu segera dilakukan. Herd Imunity seperti yang dicanangkan Presiden itu baru terjadi jika dilakukan secara serentak dan merata,” jelasnya.
Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Alifudin meminta Kementerian Kesehatan untuk mampu mengatasi persoalan kurangnya stok vaksin di sejumlah daerah. Ia menerima banyaknya keluhan kekurangan vaksin di sejumlah daerah.
"Jangan hanya di Pulau Jawa, atau dikelola juga oleh pemerintah pusat saja stok yang banyaknya. Daerah juga perlu melakukan vaksinasi," uja Alifudin.
Atas kendala kekurangan vaksin di dapilnya, Alifudin mengaku akan terus berkomunikasi kepada Menteri Kesehatan untuk mendorong keberadaan vaksin di daerah. Ia mengaku bakal mengoptimalkan tugas dan fungsinya sebagai anggota DPR untuk mendorong hal tersebut.
Nada pesimis dilontarkan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. “Kelihatannya agak absurd ya targetnya. Sekarang saja jumlah penduduk yang di vaksin dua dosis baru kisaran 7.7% untuk capai herd imunity kan harus 185 juta orang di vaksin. Masih jauh targetnya,” ujar Bhima.
Distribusi vaksin menurut Bhima menjadi masalah serius yang harus segera dituntaskan. Kuncinya di Kementerian Kesehatan.
“Kan presiden sudah bilang ada pasokan vaksin impor yang menumpuk masih banyak, sementara animo masyarakat untuk vaksin tinggi, terilihat dari kerumunan orang yang mau divaksin di beberapa tempat,” pungkasnya
Bhima menjelaskan, gap pasokan vaksin tiap daerah bisa menyebabkan pemulihan ekonomi tidak serentak. Daerah yang vaksinasinya lambat, maka pemulihan ekonominya juga lambat. (RO/E-1)
Saat pandemi, KAI Commuter mencatatkan jumlah volume penumpang yang turun drastis.
erkembangan teknologi yang sangat pesat, berimbas pada semua sektor. Dengan penerapan teknologi yang semakin menjadi daya tarik dalam memasarkan properti.
Jika terjadi pandemi terjadi atau wabah besar di suatu negara maka pemerintah negara tersebut harus menyerahkan patogen yang menjadi penyebab pandemi ke WHO.
Akses patogen dibutuhkan sebagai kesiapsiagaan dan respons terhadap pandemi.
Pandemi menyadarkan kita bahwa tantangan kesehatan sangat kompleks serta memerlukan solusi inovatif dan kolaboratif berbasis teknologi.
Keadilan atau equity awalnya dinarasikan sebagai jantung dalam proposal perjanjian ini, lalu dijalankan menjadi tidak berarti apa-apa dan sekedar klise.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved