Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Perkotaan Sumbang Angka Tertinggi Kasus Covid-19

Atalya Puspa
26/8/2020 12:35
Perkotaan Sumbang Angka Tertinggi Kasus Covid-19
Pengunjung saat beraktivitas di Hutan Kota Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta (22/8/2020)(MI/FRANSISCO CAROLIO HUTAMA GANI)

Perkotaan menyumbangkan angka tertinggi kasus covid-19 dibandingkan kabupaten. Hal itu diungkapkan oleh Tim Pakar Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah.

"Dua-duanya (kabupaten dan kota) memang punya karakteristik berbeda. Kita lihat memang benar penyumbang angka tertinggi kasus covid-19 dari perkotaan," kata Dewi di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (26/8).

Dewi menjabarkan ada 98 kota dan 416 kabupaten di Indonesia. Meski begitu, perkotaan menyumbangkan 64,8% kasus covid-19 yang ada di Indonesia.

Secara detail, hingga kini terdapat 27% kasus aktif di wilayah perkotaan, sementara 23% berada di kabupaten.

"Sementara, tingkat meninggal, trennya di kabupaten 4,4% dan kota 4,54%. Sementara, tingkat kesembuhan di kota 68% dan kabupaten 72%. Dari sini kita lihat tren kabupaten memiliki angka yang lebih baik, dari kasus aktif lebih sedikit dan kesembuhan yang lebih tinggi," bebernya.

Baca juga: Tenaga Medis Membutuhkan Perlindungan Hukum di Masa Pandemi

Dewi menyatakan ada sejumlah faktor yang menjadikan kota lebih banyak menyumbang kasus covid-19. Meskipun jumlah perkotaan lebih sedikit dibandingkan kabupaten, kata Dewi, namun 55% penduduk Indonesia tinggal di perkotaan.

"Selanjutnya, kepadatan penduduk. Areanya tidak terlalu besar, tapi penduduknya banyak. Karenanya kasus di kota lebih banyak dari kabupaten," tambahnya.

Menurut Dewi, faktor lainnya ialah jenis aktivitas masyarakat kota yang lebih banyak berada di tempat umum. Ini menyebabkan risiko penularan covid-19 meningkat.

"Selanjutnya, faskes di kota memang jumlahnya lebih banyak, tapi karena jumlah kasus tinggi, fasyankes jadi kewalahan, sehingga angka kematian juga tinggi," jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya merekomendasikan agar pembuat kebijakan harus memahami karakteristik kerentanan yang berbeda di tiap wilayah.

"Kemudian, kita harus menyesuaikan respons. Pemda, masyarakat, harus paham," tandasnya. (OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya