Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono menyebut covid-19 baru akan mereda di Indonesia dalam jangka waktu 2-3 tahun. Hal ini bercermin dari upaya pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang tidak optimal dalam mencegah penyebaran covid-19. Sejak awal, pemerintah pusat lalai mencegah penyebaran covid-19 ketika penyakit yang awalnya disebut 'pneumonia Wuhan' itu merebak.
Saat itu, pemerintah tidak buru-buru menerapkan pembatasan berpergian bagi warga. Bahkan pelarangan mudik yang dilakukan sejak 24 April, menurut Pandu, sudah terlambat untuk menghentikan penyebaran covid-19.
Pasalnya, kata Pandu, ada dua hal utama yang menyebabkan penderita covid-19 di Indonesia tinggi, yaitu jumlah penduduk yang besar dan mobilitas yang tinggi.
"Maret kita sudah memperkirakan bahwa ini akan terjadi penularan yang cepat dan tinggi sebab jumlah penduduk besar dan orang-orang masih traveling sebagian besar di Pulau Jawa dan daerah Sulawesi Selatan," jelas Pandu dalam webinar Urgensi Penanganan Permukiman Padat Penduduk Menghadapi Covid-19 yang diselenggarakan Bappenas, Kamis (9/7).
Baca juga: Dahlan Iskan: Cuma Sumbar yang tidak Beli Alat Rapid Test
Selain itu, penyebab masih lamanya covid-19 melanda Indonesia dinilai karena pemerintah pusat juga tidak tegas terhadap upaya pemeriksaan (testing) untuk mengetahui penyebaran covid-19 dengan membiarkan banyak daerah yang menggunakan rapid test dan tidak menekankan pada tes usap PCR yang memiliki keakuratan lebih tinggi.
"Ada banyak daerah yang sengaja nggak melakukan 'testing' supaya kelihatan kasusnya ini kecil. Padahal kalau dites, itu merah. Indonesia ini sudah merah semua. Saat ini baru 2% yang terinfeksi dari 270 juta penduduk. Sampai 5% saja belum dan itu potensi. Kita ini semua berpotensi menyebarkan," jelas Pandu.
Oleh karena itu, sejak awal ia selalu menyarankan agar pemerintah, baik pusat maupun daerah tidak lagi mengunakan rapid test, tetapi tes usap PCR karena lebih akurat untuk mendeteksi covid-19. Dari situ, nantinya, kebijakan untuk penanganan akan bisa lebih ditingkatkan mengikuti perkembangan penemuan kasusnya.
"Jangan mimpi gelombang kedua. Gelombang pertama saja kita belum selesai apalagi gelombang kedua. Gelombang pertama saat ini saja kalau begini terus bisa jadi 2-3 tahun lagi baru selesai. Kecuali secara ajaib ada yang bisa menghentikan. Supaya cepat landai apa? Kita harus lacak, tes, isolasi/tangani," tegasnya. (OL-14)
Berdasarkan pedoman yang ada, covid-19 baru dianggap sebagai ancaman jika jumlah atlet yang tertular mencapai 5% dari total seluruh atlet dalam periode tujuh hari.
Sebanyak enam atlet dinyatakan positif Covid-19 dalam waktu kurang dari satu minggu penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024.
Lima dari enam atlet di Olimpiade Paris 2024 yang dinyatakan positif covid-19 merupakan atlet polo air Australia, dan satu merupakan atlet renang Inggris.
Kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian itu lantas berdampak krisis di berbagai negara.
Sejulah atlet yang berkompetisi di Olimpiade Paris 2024 terjangkit Covid-19. Terbaru, perenang Inggris Adam Peaty dinyatakan positif setelah lima atlet polo air Australia.
Menurut WHO, model kerja dari rumah dapat menciptakan kondisi berbahaya, yakni berdampak buruk bagi kesehatan karyawan.
Menkes Budi Gunadi Sadikin tes antigen mandiri (self testing) dinilai lebih banyak false negatif atau tidak akurat. Seseorang bisa dapat hasil negatif padahal sedang positif covid-19.
KEMENTERIAN Kesehatan mengimbau agar masyarakat melakukan tes antigen mandiri jika mengalami gejala covid-19 baru yang disebabkan varian Arcturus.
Bioquick dan Panbio memperlihatkan kemampuan untuk mendeteksi protein SARS-CoV-2 yang dicari.
Dalam kegiatan itu, Mayapada Hospital bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung dan UPTD Puskesmas Kujangsari, bermitra dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Testing dan tracer dilakukan untuk Mencegah terjadinya klaster Covid-19 di lingkungan sekolah selama Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Faktor yang menyebabkan hasil tes covid-19 bisa berbeda dalam sehari, antara lain jumlah virus yang ada dan proses pengambilan sampelnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved