Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Fakta Film Kabut Berduri: Memindahkan Sarang Lebah hingga Bikin Pabrik di Bogor

Fathurrozak
01/8/2024 09:42
Fakta Film Kabut Berduri: Memindahkan Sarang Lebah hingga Bikin Pabrik di Bogor
Salah satu adegan dalam film Kabut Berduri(Dok.Netflix)

FILM Kabut Berduri karya sutradara Edwin tayang di Netflix hari ini, 1 Agustus 2024. Film yang hampir 80% mengambil lokasi syuting di Kalimantan tersebut mengikuti kisah Sanja, detektif dari kota besar yang menyelidiki serangkaian pembunuhan mengerikan di sepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia. Memaksanya menghadapi hantu-hantu masa lalunya. Berikut adalah beberapa fakta tentang film Kabut Berduri.

1. Harus Pindahkan Sarang Lebah Demi Artistik Film

(Spoiler) Di film Kabut Berduri, ada salah satu adegan kepala manusia yang terputus dari tubuhnya dan dikerubungi lebah. Lebah tersebut merupakan lebah asli, bukan menggunakan efek CGI. Untuk menggunakan lebah asli, tim desain produksi harus memindahkan sarang lebah hingga lima jam perjalanan menggunakan perahu.

“Jadi itu lebah real ya, bukan CGI. Edwin itu orangnya praktikal, dia menghindari CGI. Dia meminta kami kalau bisa praktikal semua. Jadi sebenarnya kami siapkan juga CGI kalau memang tidak berhasil bawa lebah yang real. Memindahkan sarangnya itu harus malam,” kata desainer produksi Kabut Berduri Menfo Tantono dalam konferensi pers seusai sesi penayangan film terbatas untuk media di Flix Cinema Ashta, Jakarta, Kamis, (11/7).

Baca juga : 8 Desa di Perbatasan RI-Malaysia Nikmati Aliran Listrik

2. Pelibatan Masyarakat Kalimantan

Di film Kabut Berduri, Edwin mengatakan masyarakat lokal juga terlibat menjadi bagian film. Sebagian ada yang menjadi kru, extras, bahkan pemeran pendukung seperti pemeran anak-anak yang di-casting oleh Palari Films, rumah produksi film Kabut Berduri.

“Pemeran anak-anak itu dari Sungai Utik. Mereka semua belum pernah akting. Waktu datang ke Kalimantan, pas sekalian cari lokasi dan mencari pemeran yang bisa terlibat di filmnya. Ada kebutuhan spesifik yakni pemeran anak-anak. Kalau anak-anak datang dari Jakarta kan, enggak mungkin tahu medannya, atau malah bisa survive,” kata Edwin.

Karena naskah film ditulis oleh orang Jakarta (ditulis oleh Edwin dan Ifan Ismail), para pemeran anak asal Kalimantan pun mulanya canggung. Edwin pun lalu mengajak diskusi seperti apa penyampaian dialog yang lebih organik.

Baca juga : DPR Nilai Banyak Kebijakan Belum Sinkron Antara Pusat dan Daerah

3. Perjalanan 22 Jam Menuju Lokasi Syuting

Siti Fauzia, yang berperan sebagai Umi dan menjadi karakter yang melakukan perdagangan anak, mengatakan untuk menuju lokasi syuting film ini menempuh perjalanan panjang. Setidaknya, memakan waktu hingga 22 jam.

“Merasa jetlag, dari Pontianak ke pedalaman 22 jam. Sepanjang 22 jam, hiburan cuma minimarket yang juga jarang. Semua hutan,” kata Siti Fauzia.

4. Bangun Pabrik di Bogor

(Spoiler) Dalam film, ada lokasi pabrik terbengkalai. Di lokasi itu, dipercaya ada makhluk penunggu. Pabrik terbengkalai itu juga menjadi lokasi Panca (Lukman Sardi), yang menyamar menjadi orang asing dengan jubah, melukai Sanja (Putri Marino). Meski terlihat seperti berada di satu lokasi di Kalimantan, pabrik tersebut berlokasi di Bogor.

Baca juga : Petugas Perbatasan di Kalimantan Sita 160 Senjata Api Rakitan

“Kami recce, sesuai kebutuhan skrip. Beberapa yang enggak ada baru kami create. Kami coba cari yang real eksisting di situ. Ada beberapa yang enggak mungkin eksis di lokasi real, seperti pabrik. Itu pabriknya di Bogor. Butuh teknis seperti gentong dan lain-lain. Sebagian besar bikin. Jadi kami bangun lumayan banyak. Dari kosong sampai jadi,” kata Menfo.

5. Ke Lubok Antu untuk Satu Scene

(Spoiler) Film Kabut Berduri membahas tentang peristiwa yang terjadi di perbatasan Indonesia dan Malaysia. Salah satu karakter yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan berantai, Agam (Kiki Narendra), melakukan pelarian ke Malaysia.  Di Malaysia, Agam dijemput oleh karakter Silas (Yusuf Mahardika) dan Sanja.

Salah satu lokasi syuting yang digunakan adalah Lubok Antu, Sarawak, Malaysia. Di Lubok Antulah, Agam bersembunyi dan kabur.

“Saya tanya Edwin, kenapa enggak bikin interior hotel saja dibanding harus melakukan perjalanan 22 jam ke Lubok Antu hanya untuk scene jedotin kepala, di tangga penginapan. Tapi kata Edwin pengen merasakan apa yang dirasakan orang perbatasan,” kata Kiki Narendra. (Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya