Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PENGEMBANG yang tergabung dalam Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Banten mendesak pemerintah untuk segera menambah kuota Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk 2024.
Permintaan ini muncul karena kuota yang dialokasikan tahun ini sebesar 166.000 unit, mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 229.000 unit.
Ketua DPD Apersi Banten Safran Edi Harianto Siregar menilai penurunan kuota ini tidak sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang terus meningkat.
Baca juga : Realisasi Pembiayaan Rumah Subsidi mencapai 103.749 Unit, 47,15% dari Target
Berdasarkan catatan BP Tapera, hingga 23 Juli 2024, penyaluran FLPP telah mencapai 98.564 unit.
"Kenapa kuota tahun ini malah dikurangi? Padahal pencapaian tahun lalu menunjukkan peminatnya sangat tinggi," ungkapnya dengan nada kecewa di Jakarta.
Kekurangan kuota ini, menurut Safran, tidak hanya merugikan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang sangat membutuhkan rumah subsidi, tetapi juga mengancam stabilitas sektor properti.
Baca juga : Pengelolaan Dana Abadi Dipercaya Mampu Atasi Backlog
"Industri properti berperan besar dalam perekonomian, mencakup tenaga kerja, produk material, dan bisnis pendukung lainnya. Penurunan kuota akan berdampak luas," tegasnya.
Safran memperingatkan bahwa jika tidak ada penambahan kuota, permintaan yang tinggi di Banten berpotensi menyebabkan kuota subsidi habis sebelum akhir Agustus 2024.
"Tahun lalu, kami memproduksi hingga 9.573 unit rumah subsidi. Dengan kebutuhan yang terus meningkat, pemerintah harus segera bertindak," ujarnya.
Baca juga : Kuota Pembiayaan Rumah Subsidi Hampir Habis, 3 DPD REI Usul Hal Ini
Direktur PT Bangun Prima Putra dari Tangerang Zaenal Abidin turut menambahkan bahwa penambahan kuota sangat ditunggu.
"Sebagai pelaku industri yang fokus pada rumah subsidi, kami berharap kuota tahun ini lebih tinggi. Kebutuhan di Banten sangat besar, dan masalah kuota ini perlu solusi serius," katanya.
Zaenal juga menekankan perlunya terobosan baru dalam pembiayaan rumah subsidi. "Pemerintah harus mencari alternatif dana pendamping agar tidak sepenuhnya bergantung pada APBN," ujarnya.
Dengan situasi yang semakin mendesak, Apersi Banten dan para pengembang lokal berharap pemerintahan baru dapat menangani masalah ini dengan lebih efektif dan memberikan kepastian kuota yang memadai.
Jika tidak, krisis rumah subsidi yang terjangkau dapat semakin memburuk, membebani masyarakat dan memperlambat pertumbuhan sektor perumahan. (Z-10)
BP Tapera menyelenggarakan evaluasi kinerja bank penyalur Pembiayaan Tapera Periode 1 dan FLPP Periode Q-2 Tahun 2024 pada 22-23 Juli 2024 di Jakarta.
Kepastian kuota tambahan FLPP juga berhubungan dengan kepercayaan publik terhadap program pemerintahan mendatang.
Pemerintah sedang berupaya mendorong terbentuknya dana abadi perumahan untuk mengatasi backlog rumah yang saat ini mencapai 12,7 juta unit.
Kuota pembiayaan rumah bersubsidi pada 2024, sebanyak 166 juta unit, diperkirakan akan habis pada Agustus mendatang.
Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) memberikan penjelasan terkait kecilnya jumlah pengembalian simpanan peserta Tapera
Penyaluran kredit dan pembiayaan pada semester pertama 2024 tercatata sebesar Rp352,06 triliun
Jabodetabek, wilayah metropolitan terbesar di Asia Tenggara dan kedua di dunia dengan populasi lebih dari 30 juta jiwa, tetap menjadi magnet bagi pencari hunian.
Sebanyak 497 unit rumah subsidi berkualitas dibangun di wilayah Soreng Bandung untuk membantu program satu juta rumah milik pemerintah.
KREDIT perumahan rakyat (KPR) subsidi tumbuh cukup tinggi di tahun ini. Namun, kuota KPR subsidi diprediksi akan segera habis di Agustus nanti.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengungkapkan aplikasi Livin' by Mandiri menghadirkan beragam fitur untuk memudahkan transaksi keuangan nasabah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved