Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Mei 2024 mencapai US$22,33 miliar. Angka tersebut meningkat sebesar 13,82% secara bulanan (month to month/mtm) dibanding April 2024 sebesar US$19,62 miliar.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan total nilai ekspor mengalami peningkatan baik secara bulanan maupun tahunan. Secara tahunan, ekspor meningkat 2,86% yoy dan nilai ekspor per Mei 2023 tercatat US$21,71 miliar.
"Pada Mei, nilai ekspor mencapai US$22,33 miliar atau naik sebesar 13,82% dibanding April," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (19/6). Peningkatan nilai ekspor Indonesia tersebut didorong oleh sektor minyak dan gas (migas) dan nonmigas yang mengalami peningkatan secara bulanan dan tahunan.
Baca juga : Nilai Ekspor Maret Naik 16,40% Jadi US$22,43 Miliar
Nilai ekspor migas pada Mei tercatat US$1,42 miliar atau naik 5,12% dan nonmigas sebesar 14,46% dengan nilai US$20,91 miliar. "Penyumbang utama peningkatan ekspor secara bulanan dan tahunan ialah ekspor industri pengolahan (nonmigas)," imbuhnya.
Adapun industri nonmigas penyumbang ekspor terbesar antara lain bahan bakar mineral US$3,3 miliar, besi dan baja US$2,1 miliar, mesin dan perlengkapan elektrik US$1,2 miliar, serta bijih logam, terak, dan abu menyumbang sebanyak US$1,03 miliar.
Selanjutnya logam mulia dan perhiasan/permata US$962 juta, kendaraan dan bagiannya US$926 juta, nikel dan turunannya US$849,6 juta, ekspor alas kaki US$617 juta, dan berbagai produk kimia US$558,5 juta.
Baca juga : Kinerja Ekspor di Februari cuma US$19,31 Miliar, Melorot sampai 5,79%
Selain menjadi penyumbang terbesar ekspor Mei, menurut dia, seluruh komoditas tersebut turut berkontribusi besar dalam penjualan ekspor secara kumulatif sejak Januari-Mei 2024 yakni 64,34% dari total ekspor periode itu yang mencapai US$104,2 miliar.
Dia menambahkan untuk negara tujuan utama ekspor nonmigas yakni Tiongkok US$4,73 miliar atau 22,63%, Amerika Serikat US$2,18 miliar atau 10,45%, serta India dengan nilai ekspor US$1,95 miliar atau 9,31%.
"Peningkatan nilai ekspor secara bulanan terutama didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas yaitu komoditas mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya 26,6% dengan andil 1,34%. Kemudian, biji logam terak abu 25,96% dan andil 1,09%, kendaraan dan bagiannya 26,80% dengan andil 1,00%. Sementara peningkatan ekspor migas terutama didorong oleh peningkatan nilai ekspor minyak tanah dengan andil 0,34% secara tahunan meningkat 2,86%," tandasnya. (Z-2)
PENGAMAT energi dari UGM Deendarlianto menilai pemerintah tidak perlu membentuk satuan tugas (satgas) untuk memperbaiki investasi hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia.
SKK Migas mendorong eksplorasi masif untuk mengejar target investasi hulu minyak dan gas sebesar US$15,7 miliar atau setara Rp254 triliun (kurs Rp16.195) di akhir tahun ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia mencapai US$20,84 miliar pada Juni 2024. Angka tersebut turun 6,65% dibandingkan raihan Mei 2024.
Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian ESDM yaitu meminta KKKS Migas untuk segera mengusahakan Bagian Wilayah Kerja migas potensial yang tidak diusahakan (idle) atau mengembalikannya.
Riau merupakan provinsi besar dalam industri migas, dengan menghasilkan 180 ribu barel per hari atau 30 persen dari lifting nasional.
Incar Blok Baru, Pertamina Internasional EP Ekspansi ke Timur Tengah
Pada Mei, impor migas mencapai US$2,75 miliar atau turun 7,91% secara bulanan (month to month/mtm). Sementara itu, impor nonmigas mencapai US$16,65 miliar atau naik 19,70% bulanan (mtm).
Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama 48 bulan atau 4 tahun beruntun sejak Mei 2020.
Nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 tercatat US$22,43 miliar. Angka itu naik 16,40% dari realisasi ekspor Februari 2024 yang hanya sebesar US$19,27 miliar.
Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved