Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai transaksi bursa karbon mencapai Rp29,45 miliar dalam satu bulan pertama sejak diluncurkan 26 September 2023. Nilai tersebut berasal dari 24 pengguna jasa yang telah mendapatkan izin dari otoritas.
"Total volume sebesar 464.843 tCO2e dan akumulasi nilai sebesar Rp29,45 miliar dengan rincian 31,78% di pasar reguler, 5,48% di pasar negosiasi, dan 62,74% di pasar lelang," ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam konferensi pers secara daring, Senin (30/10).
Ke depan, lanjutnya, potensi bursa karbon masih sangat besar. Itu berdasarkan pertimbangan mengenai jumlah pendaftar yang mencapai 3.180 pendaftar di dalam Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) dan tingginya potensi unit karbon yang ditawarkan.
Baca juga: Bursa Karbon Sepi, BEI: Tingkat Likuidnya Berbeda dengan Saham
Inarno menambahkan, otoritas juga belum berencana mengubah periode waktu pemberian insentif biaya transaksi bursa karbon. Insentif biaya transaksi 50% dipastikan akan berakhir pada 31 Oktober 2023.
"Kita akan stick kepada rencana kita dan akan tidak memperpanjang discount fee tersebut. Namun kita juga masih terdapat satu insentif, yaitu insentif pembebasan biaya menjadi pengguna jasa," tuturnya.
Baca juga: Pengakuan Nilai Karbon Bentuk Optimalisasi Ekonomi Hijau
Inarno turut menyampaikan terus mendukung pemerintah dalam upaya menyusun pengaturan mengenai pajak karbon. OJK, kata dia, telah berdiskusi bersama dengan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan mengenai hal tersebut. (Z-2)
Nilai perdagangan di bursa karbon Indonesia (IDXCarbon) sejak peluncuran September 2023 hingga Juni 2024 mencapai Rp36,7 miliar.
Indonesia diperkirakan memiliki nature based solutions (NBS) atau ecological based approach (EBA) sebesar 1,5 GT setara CO2 per tahun. Angka itu senilai Rp112,5 triliun (US$7,1 miliar).
Pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 masih melanjutkan tren penguatan. Indeks harga saham gabungan (IHSG) sampai periode tersebut menguat 0,22% (ytd) ke level 7288,81.
Implementasi perdagangan karbon, yang diwujudkan melalui penerapan bursa karbon, telah menjadi target penting berbagai negara di dunia.
OJK mengungkapkan Bursa Karbon Indonesia sudah lebih baik dibandingkan bursa karbon di negara-negara lain. Bahkan, di tingkat ASEAN, Indonesia menjadi yang terbesar.
DIREKTUR Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menyebut Bursa Karbon atau IDX Carbon menargetkan sebanyak 96 pengguna jasa pada akhir tahun 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved