Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MENTERI Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengungkapkan, Presidensi G20 Indonesia telah berhasil membawa keluaran yang cukup positif di sektor investasi.
Setidaknya ada 5 keluaran yang berhasil disepakati oleh negara anggota G20 di sektor penanaman modal. Pertama, adanya dukungan pada upaya hilirisasi dari negara-negara berkembang yang memiliki sumber daya alam melimpah.
Negara-negara maju yang mulanya tampak tak setuju dengan upaya hilirisasi komoditas SDA menjadi luluh dan dapat memahami keinginan para negara produsen hasil bumi itu.
"Itu diawalnya belum mengakui konsep hilirisasi, mereka itu tidak mau. Kita berjuang betul dengan negara berkembang G20 yang memiliki SDA sangat bagus. Tapi sebagian negara maju itu ingin kita tetap ekspo barang mentah. Sekarang sepaham bahwa negara berkembang diberikan ruang hilirisasi beroritentasi niali tambah," ungkap Bahlil dalam media gathering di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11).
Kedua, adanya kesepakatan untuk mendorong investasi yang berkualitas. Dalam arti, investasi yang masuk harus dapat memberi manfaat bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, serta masyarakat setempat, alih-alih keuntungannya hanya dinikmati si pemilik modal.
Ketiga, negara-negara anggota G20 juga sepakat untuk mendorong percepatan kemudahan berinvestasi, utamanya dari sisi regulasi. Dalam konteks ini, kata Bahlil, Indonesia telah melakukan hal itu melalui Undang Undang 11/2020 tentang Cipta Kerja.
Keempat, adanya kesepakatan untuk melalukan pemerataan arus investasi. Ini menjadi poin yang paling diperdebatkan. Lantaran sejauh ini negara-negara berkembang merasa ada ketidakadilan dengan dalih produk yang dijual bukan bersumber dari energi baru terbarukan.
Karena mayoritas negara berkembang merupakan penghasil energi fosil, berbanding terbalik dengan agenda barat yang menggaungkan energi hijau. Maka produk yang dijual oleh negara berkembang memiliki daya tawar rendah, hingga akhirnya harga menjadi turun.
Karena itu, Presidensi G20 Indonesia menekankan dan menyerukan agar ada pemerataan investasi melalui penanaman modal pada sektor energi baru terbarukan (EBT). Kelima, ialah terkait Bali Compendium yang akan dirilis pada Senin (14/11).
Hanya satu keluaran yang urun mendapatkan kesepakatan, yakni terkait pendanaan dan biaya karbon. Hal ini, kata Bahlil, menjadi poin yang paling sulit ditemui jalan keluarnya. Ini karena pada realitanya harga karbon di negara-negara berkembang terlampau jauh lebih rendah ketimbang negara-negara maju.
Padahal, penyumbang emsisi terbesar justru berasal dari negara-negara maju. "Kami pandang sekarang ini belum adil. Negara maju itu harganya tinggi sekali, negara berkembang awalnya hanya US$10 dan sekarang naik ke US$20-30, tapi itu kami anggap belum adil, kami minta US$50. Karena emisi Indonesia itu masih lebih rendah dibanding yang lainnya. Kita deadlock di sini, tidak mencapai kesepahaman," pungkasnya. (OL-8)
Pada pertemuan sebelumnya pekan lalu para Menteri Luar Negeri G20, juga gagal menghasilkan kesepakatan lantaran perbedaan sikap terkait kondisi geopolitik.
MENTERI Luar Negeri Retno Marsudi membeberkan kisah sukses Indonesia saat menjadi Presiden G20 2022 dan Ketua ASEAN 2023. Keberhasilan itu bukan hal yang mudah untuk diraih,
Acara ini merupakan pengakuan penting terhadap upaya kolaboratif antara FAO, Kemtan, dan Universitas IPB dalam menghadapi tantangan unik yang dihadirkan oleh pandemi.
Dalam mendorong pencapaian Visi Indonesia Emas 2045 tersebut perlu dilakukan penguatan sejumlah strategi seperti pemanfaatan momentum bonus demografi melalui penciptaan generasi unggul.
BADAN Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama akan menggelar Forum Halal World di Jakarta pada 18-19 November 2023 dengan mengundang 118 lembaga halal dari 41 negara.
Arif Hidayat berharap seluruh negara Anggota G20 berkomitmen melanjutkan pencapaian Presidensi India selama G20 2023.
Pameran GIIAS 2024 bisa menjadi kesempatan untuk menampilkan aneka solusi pengisian daya mobil listrik mutakhir dan berinteraksi dengan para pelaku industri dan konsumen
Indonesia mendukung realisasi two-state solution berdasarkan parameter yang disepakati secara internasional
Saat ini, ITDC dipercaya untuk mengembangkan dan mengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika atau The Mandalika di Lombok, NTB.
Ia menyebut penghapusan rencana program dari JETP itu karena ketidakjelasan sumber pendanaan dari sponsor negara-negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG).
Meski menyinggung mengenai dampak perang di Ukraina yang tengah berkonflik dengan Rusia, namun P20 tidak menyebut tentang isu kemerdekaan Palestina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved