Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DUA brand lokal, Miracle Mates dan Hecates, menggelar runway show untuk memperkenalkan sederet artikel terbaru mereka yang diberi nama Mess in Balance. Kolaborasi ini terbilang cukup epic karena digarap dengan sangat serius, dan memanfaatkan hanggar pesawat yang terletak di area Bandara Husein Sastranegara untuk lokasi runway-nya.
Uniknya, meski memiliki pasar generasi z yang cukup besar, kedua brand banyak ditukangi oleh para anak muda. Mereka sama-sama mengembangkan jenamanya dengan konsisten, sehingga dapat dikenal di kalangannya.
Kolaborasi di antara Miracle Mates dan Hecates cukup mencuri perhatian, terutama bagi skena mereka sendiri. Bagaimana tidak, pandangan bahwa kolaborasi daripada local brand kerap kali digelar dengan sederhana, mereka jawab dengan runway yang cukup profesional dan mapan.
Baca juga : Gandeng Dokter Influencer Tiqasya, HijabChic Hadirkan Koleksi 'Aaarshiya'
Fadli Maulana Ibrahim Owner Miracle Mates mengatakan, ia telah membangun brand-nya sejak 2014, tepatnya ketika ia masih duduk di kelas satu SMA. Sejak saat itu Miracle Mates selalu beradaptasi dengan tren fashion yang hadir saban tahunnya, yang dikorelasikan dengan DNA brand mereka.
Proses perjalanan Miralce Mates hingga dikenal oleh publik, diaku Fadli, tidak mudah, kurang lebih memakan waktu lima tahun lamanya. Setelah itu mereka akhirnya dikenal sebagai jenama fashion yang mengedepankan kultur street wear, di mana biasanya digunakan dalam skena musik hingga skateboard.
“Bisa sampai delapan tahun aku tuh gak punya pikiran panjang ke depannya, yang ada depan mata, yang paling dekat aku jalani terus. Kuncinya di konsisten,” kata Fadli, dalam keteranganya yang dikutip Sabtu (3/9)
Baca juga : Happy Jehan dan Gegfia Kolaborasi Rilis Jenama Ellaya dan Siap Ramaikan Fashion Tanah Air
Ketika itu, Fadli mengatakan bahwa ia tak pernah berpikir bahwa Miracle Mates akan sebesar sekarang. Pada masa perintisannya, Fadli bahkan mengurus Miracle Mates sendirian, mulai dari menjadi admin dari lapak online-nya, hingga mengantarkan produk langsung ke tangan pembelinya.
Namun, perjalanan dalam membangun brand tidak Fadli lakoni dengan mudah. Sudah tak dapat dihitung jari berapa kali ia mengalami kerugian.
“Namanya juga anak SMA, anak kecil, ya bikin brand sering banget ketipu. Barang jelek lah, vendor kabur lah, banyak banget yang gak enaknya,” kata dia.
Baca juga : Jam Tangan Brand Lokal Ini Hadirkan Perpaduan Kualitas dan Stylish
Berbeda dengan Miracle Mates, Hecates sendiri tidak melakoni waktu yang lama untuk mengecap popularitas. Rian Adrians, Founder Hecates, menjelaskan jika Hecates didirikan pada Agustus 2020 di Jakarta. Ketika itu, Rian yang merupakan pekerja kantoran di Jakarta, yang merantau dari kampung halamannya di Makassar, membangun Hecates sambil melakoni pekerjaan regulernya.
Meski hanya perlu waktu selama dua tahun dalam mengecap popularitas, Rian pun mengalami banyak kendala. Bahkan di awal ia berdagang, Indonesia langsung terserang pandemik COVID-19 sehingga ketika itu Rian berpikir bahwa roda bisnisnya akan terganggu.
“Pas mau jualan tuh langsung pandemik, ya pasti bakal sepi nih. Tapi bukannya sepi, malah pembeli Hecates ramai banget di online,” tutur Rian.
Baca juga : Tampil Serasi Mom dengan Si Kecil di Momen Spesial Natal
Untuk memantapkan niatnya dalam membangun Hecates, Rian memberanikan diri untuk resign dari kantornya dan merantau ke Bandung. Kota Kembang dipilih karena urusan supply chains Hecates sebagian besar berada di sana.
“Saya ke Bandung agar fokus ke brand, fokus ke produksi. Soalnya aku produksi di anak-anak Bandung juga, jadi apa salahnya kalau aku pindah ke Bandung dulu saja?” tuturnya.
Jalin Kolaborasi Mess in Balance
Kolaborasi di antara Miracle Mates dan Hecates terbilang cukup unik, karena biasanya dilakukan oleh dua brand atau lebih yang memiliki ceruk pasar berbeda. Namun masalahnya, mood dari Miracle Mates dan Hecates terbilang mirip hingga diduga punya ceruk pasar yang sama.
Baca juga : Rayakan HUT ke-6, Brand Lokal Kim & Kin Ajak Anak-Anak Bermimpi Besar
Namun Fadli menampik itu. Meski bergerak di tren yang sama, kedua brand sebenarnya memiliki pasar yang berbeda. Ia pun optimistis bahwa misi crossmarket dapat terjadi dengan kolaborasi ini.
“Sebenernya kalau memang secara desain tuh mirip-mirip, tapi kalau untuk market itu beda banget. Miracle Mates itu Bandung banget, sementara Hecates itu pembelinya sebagian besar di Jakarta. Sebenernya kalau untuk crossmarket bisa dibilang cross juga, karena lebih dikenal di kota masing-masing,” ujar Fadli.
Ia pun menjelaskan bahwa kolaborasi ini terjadi bukan tanpa alasan yang kuat. Market Miracle Mates dan Hecates sama-sama meminta kedua brand untuk kolaborasi, sehingga mereka optimistis Mess in Balance akan menemui pasarnya dengan mudah.
Baca juga : Tiga Brand Modest Fashion Tampilkan Koleksi Terbaru di JFW 2024
“Kami mengharapkan brand awareness sekaligus sales yang baik dalam jalinan kolaborasi ini,” tuturnya.
Di sisi lain, terkait dengan runway mereka yang bikin heboh, Fadli menjelaskan bahwa hal itu terjadi karena Miracle Mates dan Hecates benar-benar mengerahkan segala tenaga dalam menggelar acaranya.
Menggelar runway tanpa sponsor, kata Fadli, bukanlah tugas mudah. Tapi dari cara itu ia ingin menekankan pada publik bahwa local brand pun mampu untuk membuat fashion show yang apik dan proper.
Baca juga : Rayakan HUT ke-14, Brand Fashion Lokal TLTSN Hadirkan Koleksi Terbaru
Lewat runway show ini, Fadli juga Rian berharap bahwa apa yang mereka lakukan dapat menginspirasi brand lain. Ia berharap local brand lain semakin percaya bahwa jenama lokal pun dapat membuat runway show seperti halnya yang dibikin di luar negeri.
Artikel mess in Balance sendiri mulai diorbitkan pada publik per 1 September 2022 di toko Miracle Mates yang terletak di Hallway, Kota Bandung. Sementara di website Hecates, artikel bisa didapatkan per 2 September 2022. (OL-13)
Baca juga : Gandeng Paula Verhoeven, Brand No Brand New York Rilis Koleksi 'Walk Your Runway'
Dunia streetwear dan budaya urban kembali menjadi sorotan di Indonesia dengan hadirnya DRP Jakarta
Eni Joe mengenakan kain nusantara yang ia ciptakan menjadi gaun-gaun indah dalam berbagai acara yang diselenggarakan di Singapura.
Jika di Jakarta tengah berlangsung gelaran fashion show di JF3 Fashion Festival, di Banyuwangi tak lama lagi juga akan digelar Banyuwangi Fashion Parade 2024.
Pakaian kasual dengan sentuhan modern menjadi salah satu gaya yang sangat digemari.
Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan untuk merayakan ulang tahun Jakarta, tetapi juga untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya Betawi kepada generasi muda.
Penyebab penyakit jantung secara umum dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yakni kelompok umur muda di bawah 40 tahun dan kelompok umur tua di atas 40 tahun.
Mariam juga menyampaikan dukungannya terhadap karya-karya kreatif anak muda Indonesia.
Kehadiran para pemimpin muda di panggung politik nasional membawa pengaruh kepada psikologis pemilih.
Pesta Prestasi mewadahi komunitas anak muda untuk berkreativitas dan bersenang-senang melalui serangkaian kegiatan aktivasi dan penampilan.
Tular Nalar juga menghadirkan Bioskop Keliling yang bekerja sama dengan Jaringan Radio Komunikasi Indonesia.
FILM dokumenter 'Yang Tak Pernah Hilang' yang diproduseri Dandik Katjasungkana akan diputar di Jakarta pada Sabtu, 22 Juni 2024 di XXI Epicentrum
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved